Sejarah memang dibuat
oleh yang menang.
Misi Peng-ISLAM-an pada sebuah Kerajaan besar yaitu Nusantara Majapahit . Sebuah
Emperor. Yang wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai
Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang dikenal dengan nama Malaysia, termasuk
wilayah kerajaan Majapahit. Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Didirikan
oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar
Shrii Kertarajasha Jayawardhana. Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh
dunia. Diwilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok
China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, Tiongkok dan
Majapahit. Lambang Negara Majapahit adalah Surya. Benderanya berwarna Merah dan
Putih. Melambangkan darah putih dari ayah dan darah merah dari ibu. Lambang
nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma Bhumi. Dan
pada jamannya, bangsa kita pernah menjadi Negara adikuasa, superpower, layaknya
Amerika dan Inggris sekarang. Pusat pemerintahan ada di Trowulan, sekarang
didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Pelabuhan Internasional-nya waktu itu adalah
Gresik. Agama resmi Negara adalah Hindhu aliran Shiva dan Buddha. Dua agama
besar ini dikukuhkan sebagai agama resmi Negara. Sehingga kemudian muncul
istilah agama Shiva Buddha. Nama Majapahit sendiri diambil dari nama pohon
kesayangan Deva Shiva, Avatara Brahman, yaitu pohon Bilva atau Vilva. Di Jawa
pohon ini terkenal dengan nama pohon Maja, dan rasanya memang pahit. Maja yang
pahit ini adalah pohon suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci
ini dijadikan nama kebesaran dari sebuah Emperor di Jawa. Dalam bahasa
sanskerta, Majapahit juga dikenal dengan nama Vilvatikta (Wilwatikta. Vilva:
Pohon Maja, Tikta : Pahit ). Sehingga, selain Majapahit ( baca : Mojopahit)
orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini dengan nama Wilwatikta (
Wilwotikto). Awalnya Majapahit pendirinya adalah Raden Wijaya ,yang mempunyai Silsilah sebagai berikut :
Prabhu Dewawarman I,pemimpin ekspedisi dan juga duta niaga dari Kerajaan Pallawa India,keturunan Bharata (menantu Aki Tirem atau Aki Luhur Mulya dan suami dari Dewi Poh Aci Larasati) di Salakanagara,berputra :
Prabhu Dewawarman II,berputra :
Prabhu Dewawarman III,berputra :
Dewi Tirta Lengkara atau Dewi Jaya Lengkara,berputra :
Dewi Mahisasura Mardini Warmandewi,berputra:
Prabhu Dewawarman VI,berputra :
Prabhu Dewawarman VII,berputra :
Dewi Spatikarnawa Warmandewi,berputra :
Dewi Minawati (suaminya Prabhu Jayasingawarman atau Maharsi Calankayana dari Kerajaan di India ,pendiri Kerajaan Tarumanegara sangat dekat hubungannya dengan Raja Shapur II dari Persia Keturunan Ratu Sundari Maurya dari Kerajaan Magada di India),berputra:
Prabhu Dharmmayawarman,berputra :
Prabhu Purnawarman,berputra :
Prabhu Wishnuwarman,berputra :
Prabhu Indrawarman,berputra :
Prabhu Chandrawarman,berputra :
Prabhu Suryawarman,berputra :
Dewi Suryawarmandewi,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa I,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa II,berputra :
Prabhu Wertikandayun,berputra :
Prabhu Galuh II,berputra :
Prabhu Brata Senawa atau Prabhu Sanna,berputra :
Prabhu Sanjaya,berputra :
Prabhu Rakai Panangkaran,berputra:
Prabhu Smaragrawira,berputra :
Prabhu Smaratungga,berputra :
Prabhu Bathari Pramodawardani suami Rakai Pikatan,berputra :
Prabhu Rakai Watuhumalang,berputra :
Prabhu Mpu Daksa,berputra:
Prabhu Daksadewa,berputra:
Prabhu Mpu Sindok,berputra :
Prabhu Bathari Sri Isyana Tunggadewi,berputra:
Prabhu Sri Makuta Wangsawardana,berputra :
Prabhu Sri Darmawangsa Teguh,berputra :
Prabhu Bathari Darmandewi,berputra :
Prabhu Darmaraja,berputra :
Prabhu Langlang Bhumi,berputra :
Prabhu Rakryan Jayagiri,berputra :
Prabhu Dharmma Kusuma,berputra :
Prabhu Guru Darmasiksa,berputra :
Prabhu Rakryan Jayadarma,berputra :
Raden Wijaya atau Prabhu Sanggrama Wijaya
Kemudian kelanjutan Kerajaan di tanah Sunda :
Prabhu Dewawarman I,pemimpin ekspedisi dan juga duta niaga dari Kerajaan Pallawa India,keturunan Bharata (menantu Aki Tirem atau Aki Luhur Mulya dan suami dari Dewi Poh Aci Larasati) di Salakanagara,berputra :
Prabhu Dewawarman II,berputra :
Prabhu Dewawarman III,berputra :
Dewi Tirta Lengkara atau Dewi Jaya Lengkara,berputra :
Dewi Mahisasura Mardini Warmandewi,berputra:
Prabhu Dewawarman VI,berputra :
Prabhu Dewawarman VII,berputra :
Dewi Spatikarnawa Warmandewi,berputra :
Dewi Minawati (suaminya Prabhu Jayasingawarman atau Maharsi Calankayana dari Kerajaan di India ,pendiri Kerajaan Tarumanegara sangat dekat hubungannya dengan Raja Shapur II dari Persia Keturunan Ratu Sundari Maurya dari Kerajaan Magada di India),berputra:
Prabhu Dharmmayawarman,berputra :
Prabhu Purnawarman,berputra :
Prabhu Wishnuwarman,berputra :
Prabhu Indrawarman,berputra :
Prabhu Chandrawarman,berputra :
Prabhu Suryawarman,berputra :
Dewi Suryawarmandewi,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa I,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa II,berputra :
Prabhu Wertikandayun,berputra :
Prabhu Galuh II,berputra :
Prabhu Brata Senawa atau Prabhu Sanna,berputra :
Prabhu Sanjaya,berputra :
Prabhu Rakai Panangkaran,berputra:
Prabhu Smaragrawira,berputra :
Prabhu Smaratungga,berputra :
Prabhu Bathari Pramodawardani suami Rakai Pikatan,berputra :
Prabhu Rakai Watuhumalang,berputra :
Prabhu Mpu Daksa,berputra:
Prabhu Daksadewa,berputra:
Prabhu Mpu Sindok,berputra :
Prabhu Bathari Sri Isyana Tunggadewi,berputra:
Prabhu Sri Makuta Wangsawardana,berputra :
Prabhu Sri Darmawangsa Teguh,berputra :
Prabhu Bathari Darmandewi,berputra :
Prabhu Darmaraja,berputra :
Prabhu Langlang Bhumi,berputra :
Prabhu Rakryan Jayagiri,berputra :
Prabhu Dharmma Kusuma,berputra :
Prabhu Guru Darmasiksa,berputra :
Prabhu Rakryan Jayadarma,berputra :
Raden Wijaya atau Prabhu Sanggrama Wijaya
Kemudian kelanjutan Kerajaan di tanah Sunda :
Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, datanglah seorang maharesi muda dari Calankayana di India, yang memberitahukan pada Dewawarman VIII bahwa Calankayana telah ditaklukan oleh kerajaan Magada di bawah pemerintahan Maharaja Samudragupta dari keluarga Maurya. Pada masa itu, politik ekspansi maharaja Samudragupta berhasil menaklukan hampir seluruh kerajaan di India. Untuk Seterusnya Maharesi muda bernama Jayasingawarman itu tinggal di purasaba Rajatapura dan akhirnya menikah dengan putri Dewawarman VIII. Karena kecakapan dan keperwiraanya, Jayasingawarman diangkat sebagai penerus tahta Salakanagara.
Sementara itu, Maharaja Samudragupta makin meluaskan wilayah Magada hingga keluar India. Diantaranya mencari daerah jajahan Calankayana atau daerah pengaruhnya (vassal). Untuk menghindari adanya penyerbuan Magada mengingat sangat kuatnya balatentara kerajaan itu, Dewawarman VIII memerintahkan kepada menantunya untuk mendirikan pusat pemerintahan baru (di daerah kecamatan Tarumajaya, Muaragembong, Sukawangi dan Cabangbungin kabupaten Bekasi sekarang), usaha Jayasingawarman berhasil, kemudian Dewawarman VIII menyerahkan tahtanya pada Jayasingawarman. Seterusnya Salakanagara berganti nama menjadi Tarumanagara (358 M).
Di kemudian hari setelah Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
Perlu diketahui juga,bahwa :
Menurut Prasasti Allahabad, diceritakan bahwa Raja Samudragupta telah mengalahkan Raja Hastiwarman dari keluarga Salankayana dan mengalahkan Raja Wisnugopa dari keluarga Pallawa. Pada tahun 270 Saka (348 Masehi) seorang Maharsi dari keluarga Salankayana yang bernama Jayasingawarman hijrah ke pulau-pulau sebelah selatan India bersama para pengikutnya yang terdiri dari pengiring, tentara dan penduduk yang melarikan diri dari musuhnya Samudragupta.
Sementara itu, Maharaja Samudragupta makin meluaskan wilayah Magada hingga keluar India. Diantaranya mencari daerah jajahan Calankayana atau daerah pengaruhnya (vassal). Untuk menghindari adanya penyerbuan Magada mengingat sangat kuatnya balatentara kerajaan itu, Dewawarman VIII memerintahkan kepada menantunya untuk mendirikan pusat pemerintahan baru (di daerah kecamatan Tarumajaya, Muaragembong, Sukawangi dan Cabangbungin kabupaten Bekasi sekarang), usaha Jayasingawarman berhasil, kemudian Dewawarman VIII menyerahkan tahtanya pada Jayasingawarman. Seterusnya Salakanagara berganti nama menjadi Tarumanagara (358 M).
Di kemudian hari setelah Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.
Perlu diketahui juga,bahwa :
Jayasingawarman Gurudarmapurusa.
Penerusnya adalah Purnawarman yang memindahkan pusat pemerintahan dari Jayasingapura (mungkin Jasinga) ke tepi kali Gomati (bekasi) yang diberi nama Sundapura (kota Sunda), bergelar Harimau Tarumanagara (Wyagraha ning tarumanagara), dan disebut pula Sang Purandara Saktipurusa (manusia sakti penghancur benteng) dan juga Panji Segala Raja. Sedangkan nama nobatnya adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhimaparakrama Suryamahapurusa Jagatpati. ◦Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja ke-12.
Kerajaan Sunda Tarumanagara dirubah namanya menjadi Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa, penerus Linggawarman. Akibatnya belahan timur Tarumanagara dengan batas sungai Citarum memerdekakan diri menjadi Kerajaan Galuh
Kerajaan Sunda berlangsung hingga tahun 1482 M, dengan 34 raja. Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di kerajaan Sunda pada 22 februari 1350 M. Ia gugur bersama putrinya, Citraresmi, dalam tragedi Palagan Bubat akibat ulah Mahapatih Gajahmada. Peristiwa itu terjadi pada 4 September 1357 M. Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan posisi Linggabuana pada usia 9 tahun. Dia membuat Prasasti Kawali di Sanghiyang Linggahiyang atau Astana Gede Kawali. Dia juga yang membuat filsafat hidup :" Tanjeur na Juritan, Jaya di Buana" (unggul dalam perang, lama hidup di dunia). ◦Wastukancana memerintah selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari dalam keadaan damai. Sri Baduga Maharaja adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu dari Prabu Wastukancana. Ia adalah pemersatu kerajaan Sunda, ketika Galuh kembali terpisah. Kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan Pajajaran. Dialah raja pertama yang mengadakan perjanjian dengan bangsa Eropa, yaitu Portugis. Ia berkuasa dari tahun 1482 s.d. 1521M.
Kerajaan Galuh Pendirinya adalah Prabu Wretikandayun pada 612 M.
Prabu Sanjaya Harisdarma. Ia disebut Taraju Jawadwipa, dan sempat menjadi Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga - Galuh - Sunda. Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara. Ia putera Prabu Premana Dikusumah dari Naganingrum.
Kerajaan Pajajaran adalah sebutan pengganti atas bersatunya kerajaan Galuh dengan kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu penguasa : Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran atau Sri Sang Ratu Dewata.
Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa, yang berkuasa di belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur sudah berdiri kerajaan Islam Pakungwati Cirebon, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah Iman. Dia adalah putra sulung Sri Baduga Maharaja dari Subanglarang yang beragama Islam. Subanglarang adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura Dalem Karawang. Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung turun-temurun : Ratu Dewata; Ratu Sakti, Prabu Nilakendra dan yang terakhir Prabu Ragamulya Suryakancana. Di pihak Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon, yaitu Pangeran Sabakingkin, telah berhasil mendirikan kerajaan bercorak Islam Surasowan Wahanten (Banten) dan melakukan beberapa kali penyerbuan ke Pajajaran. Pakuan Pajajaran direbut dan dimusnahkan oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Hasanudin. Pajajaran sirna ing bhumi, atau Pajajaran lenyap dari muka bumi pada tanggal 11 bagian terang bulan wasaka tahun 1511 Saka atau tanggal 8 mei 1579 M. Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar Sunda :
Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan
Kerajaan Islam Sumedanglarang.
Istilah Wangsa Sanjaya merujuk kepada nama pendiri Kerajaan Medang, yaitu SANJAYA yang memerintah sekitar tahun 732 M.
Berdasarkan Prasasti Canggal (732 M) diketahui Sanjaya adalah penerus raja Jawa Sanna, menganut agama Hindu aliran Siwa, dan berkiblat ke Kunjarakunja di daerah India, dan mendirikan Shivalingga baru yang menunjukkan membangun pusat pemerintahan baru.Menurut penafsiran atas naskah Tjarita Parahijangan yang disusun dari zaman kemudian, Sanjaya digambarkan sebagai pangeran dari Galuh yang akhirnya berkuasa di Mataram. Ibu dari Sanjaya adalah Sanaha, cucu Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga di Jepara. Ayah dari Sanjaya adalah Sena/Sanna/Bratasenawa, raja Galuh ketiga. Sena adalah putra Mandiminyak, raja Galuh kedua (702-709 M). Dikemudian hari, Sanjaya yang merupakan penerus Kerajaan Galuh yang sah, menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa, raja Sunda. Penyerangan ini bertujuan untuk melengserkan Purbasora.
Saat Tarusbawa meninggal pada tahun 723 M, kekuasaan Sunda dan Galuh berada di tangan Sanjaya. Di tangannya, Sunda dan Galuh bersatu kembali. Tahun 732 M, Sanjaya menyerahkan kekuasaan Sunda-Galuh kepada putranya Rakryan Panaraban (Tamperan). Di Kalingga, Sanjaya memegang kekuasaan selama 22 tahun (732-754 M), yang kemudian diganti oleh puteranya dari Déwi Sudiwara, yaitu Rakai Panangkaran. Secara garis besar kisah dari Carita Parahyangan ini sesuai dengan prasasti Canggal.
Rakai Panangkaran dikalahkan oleh dinasti pendatang dari Sumatra yang bernama Wangsa Sailendra. Berdasarkan penafsiran atas Prasasti Kalasan (778 M), pada tahun 778 M Raja Sailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana memerintah Rakai Panangkaran untuk mendirikan Candi Kalasan.
Sejak saat itu Kerajaan Medang dikuasai oleh Wangsa Sailendra. Sampai akhirnya seorang putri mahkota Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan, seorang keturunan Sanjaya, pada tahun 840–an. Rakai Pikatan kemudian mewarisi takhta mertuanya. Dengan demikian, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di Medang.
Perlu juga diketahui bersama,bahwa :
Raja Shapur II dari Persia adalah menantu Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanagara. Dan Silsilah Raja Shapur II dari Persia adalah sebagai berikut :
Nabi Noah atau Nabi Nuh ,berputra :
Ham,berputra :
Kush,berputra :
Raja Nimrod (leluhur Babel/Babylonia),berputra:
Ratu Babilon,berputra :
Ratu Amuhia,berputra :
Raja Nebucadnezar III (Pangeran Nindintu-Bel),berputra :
Raja Nebucadnezar IV, berputra :
Raja Andrea dari Babilonia,berputra:
Raja Darius II dari Persia,berputra :
Raja Arthaxerxes II dari Persia,berputra :
Raja Rodogune Archaemenid dari Persia,berputra:
Raja Abhisara I dari Taxila,berputra :
Raja Abhisara II,berputra :
Raja Abhisara III,berputra:
Raja Abhisara IV dari Avanti,berputra:
Ratu Avanti,berputra:
Ratu Sundari Maurya dari Magada,berputra:
Raja Pantaleon dari Bactria,berputra:
Raja Agathocles I,berputra:
Ratu Agathocleia dari Bactria, berputra:
Raja Strato I,berputra:
Raja Hippostratus,berputra:
Raja Calliope,berputra:
Ratu Bactria,berputra:
Raja Wema Kadphises II dari Khusanas,berputra:
Raja Kanishka dari Khusanastan,berputra:
Raja Huvishka dari Khusans,berputra:
Raja Vasudeva I,berputra:
Raja Kaniska III,berputra:
Raja Vasudeva II,berputra:
Raja Vasudeva III,berputra:
Raja Vasudeva IV dari Kandahar,berputra:
Raja Vasudeva dari Kabul,berputra:
Ifra Hormidz,berputra:
Raja Shapur II dari Persia,berputra:
SELANJUTNYA RAJA SHAPUR II dari Persia menurunkan :
Raja Shapur III dari Persia (cucu dari Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara Nusantara),berputra:
Raja Yazdagrid I dari Persia (menantu dari Prabu Dharmayawarman),berputra:
Raja Bahram V dari Persia,berputra:
Raja Yazdagrid II dari Persia,berputra:
Raja Firoz II dari Persia,berputra:
Maharaja Kibad Syahriar (Kavad I ) dari Persia,berputra:
Maharaja Anushirvan (Khosrow I) dari Persia.
SELANJUTNYA dari RAJA YAZDAGRID II dari Persia (menantu Prabhu Dharmayawarman) hingga ke Raden Wijaya Prabhu Sanggramawijaya dari Kerajaan Majapahit (awal pengaktifan Collateral Bank,Metal Deposit Bank-cikal bakal -Bank UBS di Swiss,berputra :
Prabhu Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara,berputra:
Awal dari carita suksesi di Kerajaan Majapahit adalah bahwa Prabhu Bathara Sanggramawijaya atau Raden Wijaya pendiri Majapahit mempunyai 2 (dua) istri dari Melayu juga, yang bernama Dara Petak dan Dara Jingga, bahwa perlu diketahui Dara Petak melahirkan Kala Gemet atau Sri Prabhu Jayanegara, dan Dara Jingga melahirkan Adityawarman (Raja di tanah Melayu,Raja di Minangkabau) ini berdasarkan Kitab Pararaton,dan Prasasti Pagar ruyung.Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada jaman pemerintahan
Ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani (1328-1350 M). Dan mencapai jaman
keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan
Mahapatih Gajah Mada-nya yang kesohor dipelosok Nusantara itu. Pada masa itu
kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara. Benar-benar jaman
yang gilang gemilang! Stabilitas Majapahit sempat koyak akibat perang saudara
selama lima tahun yang terkenal dengan nama Perang Pare-greg (1401-1406 M).
Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan yang waktu itu dipimpin Bhre Wirabhumi (nantinya disaat Raden Kusen tumimbal lahir lagi Bhre Wirabhumi kembali muncul dan dengan misi,sifat dan karakter yang sama,kalau Bhre Wirabhumi adalah anak keturunan Adipati Arya Wiraraja atau Banyak Wide yang membantu Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit,dan Bhre Wirabhumi inilah yang mempunyai ide Majapahit dipecah menjadi Kraton Kilen dan Kraton Wetan,dan Bhre Wirabhumi ini juga kecewa karena ditolak cintanya oleh Dyah Ayu Tribhuwana Tunggadewi,sehingga dia kecewa dengan Majapahit) hendak melepaskan diri dari
pusat Pemerintahan. Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil
ditaklukkan oleh seorang ksatria berdarah Blambangan sendiri yang membelot ke
Majapahit, yaitu Raden Gajah. ( Kisah ini terkenal didalam masyarakat Jawa
dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan Kebo Marcuet. Kebo =
Bangsawan, Marcuet = Kecewa. Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka Umbaran.
Jaka = Perjaka, Umbaran = Pengembara. Dan Jaka Umbaran setelah berhasil
menaklukkan Adipati Kebo Marcuet, dikukuhkan sebagai Adipati Blambangan dengan
nama Minak Jingga. Minak = Bangsawan, Jingga = Penuh Keinginan. Adipati Kebo
Marcuet inilah Bhre Wirabhumi, dan Minak Jingga tak lain adalah Raden Gajah,
keponakan Bhre Wirabhumi sendiri.) Namun, sepeninggal Prabhu Wikramawardhana,
ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Ratu Suhita, Malahan Raden Gajah yang
kini hendak melepaskan diri dari pusat pemerintahan karena merasa diingkari
janjinya. Dan tampillah Raden Paramesywara, yang berhasil memadamkan
pemberontakan Raden Gajah. Pada akhirnya, Raden Paramesywara diangkat sebagai
suami oleh Ratu Suhita. ( Dalam cerita rakyat, inilah kisah Damar Wulan. Ratu
Suhita tak lain adalah Kencana Wungu. Kencana = Mutiara, Wungu = Pucat pasi,
ketakutan. Dan Raden Paramesywara adalah Damar Wulan. Damar = Pelita, Wulan =
Sang Rembulan.) Kondisi Majapahit stabil lagi. Hingga pada tahun 1453 Masehi,
tahta Majapahit dipegang oleh Raden Kertabhumi yang lantas terkenal dengan
gelar Prabhu Brawijaya ( Bhre Wijaya). Pada jaman pemerintahan beliau inilah,
Islamisasi mulai merambah wilayah kekuasaan Majapahit, dimulai dari Malaka. Dan
kemudian, mulai masuk menuju ke pusat kerajaan, ke pulau Jawa. Dan kisahnya
adalah sebagai berikut : Diwilayah Kamboja selatan, dulu terdapat Kerajaan
kecil yang masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Champa namanya. (
Sekarang hanya menjadi perkampungan Champa ). Kerajaan ini berubah menjadi
Kerajaan Islam semenjak Raja Champa memeluk agama baru itu. Keputusan ini
diambil setelah seorang ulama Islam datang dari Samarqand, Bukhara. ( Sekarang
didaerah Rusia Selatan). Ulama ini bernama Syeh Ibrahim As-Samarqand. Selain
berpindah agama, Raja Champa bahkan mengambil Syeh Ibrahim As-Samarqand sebagai
menantu. Raja Champa memiliki dua orang putri. Yang sulung bernama Dewi
Candrawulan dan yang bungsu bernama Dewi Anarawati. Syeh Ibrahim As-Samarqand
dinikahkan dengan Dewi Candrawati. Dari hasil pernikahan ini, lahirlah dua
orang putra, yang sulung bernama Sayyid ‘Ali Murtadlo, dan yang bungsu bernama
Sayyid ‘Ali Rahmad. Karena berkebangsaan Champa ( Indo-china ), Sayyid ‘Ali
Rahmad juga dikenal dengan nama Bong Swie Hoo. ( Nama Champa dari Sayyid ‘Ali
Murtadlo, Raja Champa, Dewi Candrawulan dan Dewi Anarawati, saya belum
mengetahuinya ). Kerajaan Champa dibawah kekuasaan Kerajaan
Besar Majapahit yang berpusat di Jawa. Pada waktu itu Majapahit diperintah oleh
Raden Kertabhumi atau Prabhu Brawijaya semenjak tahun 1453 Masehi. Perlu
diketahui juga bahwa Kertabumi sebelum menjadi raja Majapahit adalah seorang
adipati Daha / kediri, baru setelah menjadi raja Majapahit bergelar prabu
Brawijaya V.Beliau didampingi oleh adiknya Raden Purwawisesha (yang mempunyai
nama lain Sabdo Palon) sebagai Mahapatih. Pada tahun 1466, Raden Purwawisesha
mengundurkan diri dari jabatannya, dan sebagai penggantinya diangkatlah Bhre
Pandhansalas (yang mempunyai nama lain Noyo Genggong) . Namun dua tahun kemudian, yaitu pada tahun
1468 Masehi, Bhre Pandhansalas juga mengundurkan diri. Praktis semenjak tahun
1468 Masehi, Prabhu Brawijaya memerintah Majapahit tanpa didampingi oleh
seorang Mahapatih. Bhra Wijaya adalah nama raja terakhir Kerajaan Majapahit versi
naskah-naskah babad dan serat, misalnya Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Nama
ini sangat populer dalam masyarakat Jawa namun tidak memiliki bukti sejarah
yang kuat, misalnya prasasti. Oleh karena itu perlu diselidiki dari mana
asalnya para pengarang babad dan serat memperoleh nama tersebut. Nama Brawijaya
diyakini berasal dari kata Bhra Wijaya, yang merupakan singkatan dari Bhatara
Wijaya. Menurut Suma Oriental tulisan Tome Pires, pada tahun 1513 ada seorang
raja bernama Batara Vigiaya yang bertakhta di Dayo, namun pemerintahannya
dikendalikan oleh Pate Amdura. Batara Vigiaya merupakan ejaan Portugis untuk
Bhatara Wijaya, sedangkan Dayo bermakna Daha. Dari prasasti Jiyu diketahui
bahwa Daha diperintah oleh Dyah Ranawijaya pada tahun 1486. Dengan kata lain,
Brawijaya alias Bhatara Wijaya adalah nama lain dari Dyah Ranawijaya.
Identifikasi Brawijaya raja terakhir Majapahit dengan Ranawijaya cukup masuk
akal, karena Ranawijaya juga diduga sebagai raja Majapahit. Pengangkatan
Ranawijaya menurut Kronik Cina :Perlu juga diketahui bersama,bahwa :
Raja Shapur II dari Persia adalah menantu Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanagara. Dan Silsilah Raja Shapur II dari Persia adalah sebagai berikut :
Nabi Noah atau Nabi Nuh ,berputra :
Ham,berputra :
Kush,berputra :
Raja Nimrod (leluhur Babel/Babylonia),berputra:
Ratu Babilon,berputra :
Ratu Amuhia,berputra :
Raja Nebucadnezar III (Pangeran Nindintu-Bel),berputra :
Raja Nebucadnezar IV, berputra :
Raja Andrea dari Babilonia,berputra:
Raja Darius II dari Persia,berputra :
Raja Arthaxerxes II dari Persia,berputra :
Raja Rodogune Archaemenid dari Persia,berputra:
Raja Abhisara I dari Taxila,berputra :
Raja Abhisara II,berputra :
Raja Abhisara III,berputra:
Raja Abhisara IV dari Avanti,berputra:
Ratu Avanti,berputra:
Ratu Sundari Maurya dari Magada,berputra:
Raja Pantaleon dari Bactria,berputra:
Raja Agathocles I,berputra:
Ratu Agathocleia dari Bactria, berputra:
Raja Strato I,berputra:
Raja Hippostratus,berputra:
Raja Calliope,berputra:
Ratu Bactria,berputra:
Raja Wema Kadphises II dari Khusanas,berputra:
Raja Kanishka dari Khusanastan,berputra:
Raja Huvishka dari Khusans,berputra:
Raja Vasudeva I,berputra:
Raja Kaniska III,berputra:
Raja Vasudeva II,berputra:
Raja Vasudeva III,berputra:
Raja Vasudeva IV dari Kandahar,berputra:
Raja Vasudeva dari Kabul,berputra:
Ifra Hormidz,berputra:
Raja Shapur II dari Persia,berputra:
SELANJUTNYA RAJA SHAPUR II dari Persia menurunkan :
Raja Shapur III dari Persia (cucu dari Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara Nusantara),berputra:
Raja Yazdagrid I dari Persia (menantu dari Prabu Dharmayawarman),berputra:
Raja Bahram V dari Persia,berputra:
Raja Yazdagrid II dari Persia,berputra:
Raja Firoz II dari Persia,berputra:
Maharaja Kibad Syahriar (Kavad I ) dari Persia,berputra:
Maharaja Anushirvan (Khosrow I) dari Persia.
SELANJUTNYA dari RAJA YAZDAGRID II dari Persia (menantu Prabhu Dharmayawarman) hingga ke Raden Wijaya Prabhu Sanggramawijaya dari Kerajaan Majapahit (awal pengaktifan Collateral Bank,Metal Deposit Bank-cikal bakal -Bank UBS di Swiss,berputra :
Prabhu Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara,berputra:
Prabhu Wishnuwarman,berputra :
Prabhu Indrawarman,berputra :
Prabhu Chandrawarman,berputra :
Prabhu Suryawarman,berputra :
Dewi Suryawarmandewi,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa I,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa II,berputra :
Prabhu Wertikandayun,berputra :
Prabhu Galuh II,berputra :
Prabhu Brata Senawa atau Prabhu Sanna,berputra :
Prabhu Sanjaya,berputra :
Prabhu Rakai Panangkaran,berputra:
Prabhu Smaragrawira,berputra :
Prabhu Smaratungga,berputra :
Prabhu Bathari Pramodawardani suami Rakai Pikatan,berputra :
Prabhu Rakai Watuhumalang,berputra :
Prabhu Mpu Daksa,berputra:
Prabhu Daksadewa,berputra:
Prabhu Mpu Sindok,berputra :
Prabhu Bathari Sri Isyana Tunggadewi,berputra:
Prabhu Sri Makuta Wangsawardana,berputra :
Prabhu Sri Darmawangsa Teguh,berputra :
Prabhu Bathari Darmandewi,berputra :
Prabhu Darmaraja,berputra :
Prabhu Langlang Bhumi,berputra :
Prabhu Rakryan Jayagiri,berputra :
Prabhu Dharmma Kusuma,berputra :
Prabhu Guru Darmasiksa,berputra :
Prabhu Rakryan Jayadarma,berputra :
Raden Wijaya atau Prabhu Sanggrama Wijaya.
Pemerintahan Bhre Kertabhumi tidak meninggalkan bukti prasasti, juga tidak
diceritakan secara tegas dalam Pararaton. Justru dalam kronik Cina dari Kuil
Sam Po Kong ditemukan adanya raja Majapahit bernama Kung-ta-bu-mi. Pada tahun
1478 Kung-ta-bu-mi dikalahkan putranya sendiri bernama Jin Bun, yang lahir dari
selir Cina. Jin Bun ini identik dengan Panembahan Jimbun alias Raden Patah
pendiri Kesultanan Demak. Setelah itu, Majapahit menjadi bawahan Demak. Jin Bun
mengangkat seorang Cina muslim sebagai bupati bernama Nyoo Lay Wa. Pada tahun
1486 Nyoo Lay Wa mati akibat unjuk rasa kaum pribumi. Maka, Jin Bun pun
mengangkat bupati baru di Majapahit, seorang pribumi bernama Pa-bu-ta-la yang
juga menantu Kung-ta-bu-mi. Tokoh Pa-bu-ta-la ini identik dengan Prabhu Natha
Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya yang mengeluarkan prasasti Jiyu tahun
1486. Tidak diketahui dengan pasti dari mana sumber sejarah yang digunakan oleh
penulis kronik Cina tersebut. Hubungan
Ranawijaya dengan Bhre Kertabhumi :
Menurut kronik Cina di atas, Ranawijaya adalah menantu Bhre Kertabhumi yang
diangkat oleh Raden Patah sebagai raja bawahan Demak. Pendapat lain mengatakan,
Ranawijaya menjadi raja Majapahit atas usahanya sendiri, yaitu dengan cara
mengalahkan Bhre Kertabhumi tahun 1478, demi membalas kekalahan ayahnya, yaitu
Suraprabhawa. Pendapat ini diperkuat oleh prasasti Petak yang menyebutkan kalau
keluarga Girindrawardhana pernah berperang melawan Majapahit.Kerajaan Dayo
adalah ejaan Portugis untuk Daha, yang saat itu menjadi ibu kota Majapahit.
Menurut Babad Sengkala pada tahun 1527 Daha akhirnya dikalahkan oleh Kesultanan
Demak.
Ingatan masyarakat Jawa tentang kekalahan Majapahit yang berpusat di Daha
tahun 1527 bercampur dengan peristiwa runtuhnya Majapahit yang berpusat di
Mojokerto tahun 1478. Akibatnya, Bhra Wijaya yang merupakan raja terakhir tahun
1527 oleh para penulis babad “ditempatkan” sebagai Brawijaya yang
pemerintahannya berakhir tahun 1478. Akibatnya pula, tokoh Brawijaya pun sering
disamakan dengan Bhre Kertabhumi, yaitu raja Majapahit yang memerintah pada
tahun 1474-1478. Padahal, tidak ada bukti sejarah yang menyebut bahwa Bhre
Kertabhumi juga bergelar Brawijaya. Lebih lanjut tentang identifikasi
Brawijaya, bisa dilihat dalam artikel Bhre Kertabhumi dan Kertawijaya Apakah
gerangan dalam masa pemerintahan Prabhu Brawijaya terjadi dua kali pengunduran
diri dari seorang Mahapatih? Sebabnya tak lain dan tak bukan karena Prabhu
Brawijaya terlalu lunak dengan etnis China dan orang-orang muslim. Diceritakan,
begitu Prabhu Brawijaya naik tahta, Kekaisaran Tiongkok mengirimkan seorang
putri China yang sangat cantik sebagai persembahan kepada Prabhu Brawijaya
untuk dinikahi. Ini dimaksudkan sebagai tali penyambung kekerabatan dengan
Kekaisaran Tiongkok. Putri ini bernama Tan Eng Kian. Sangat cantik. Tiada
bercacat. Karena kecantikannya, setelah Prabhu Brawijaya menikahi putri ini,
praktis beliau hampi-hampir melupakan istri-istrinya yang lain. ( Prabhu
Brawijaya banyak memiliki istri, dari berbagai istri beliau, lahirlah
tokoh-tokoh besar. Ketika putri Tan Eng Kian tengah hamil tua, rombongan dari
Kerajaan Champa datang menghadap. Raja Champa sendiri yang datang. Diiringi
oleh para pembesar Kerajaan dan ikut juga dalam rombongan, Dewi Anarawati. Raja
Champa banyak membawa upeti sebagai tanda takluk. Dan salah satu upeti yang
sangat berharga adalah, Dewi Anarawati sendiri. Melihat kecantikan putri
berdarah indo-china ini, Prabhu Brawijaya terpikat. Dan begitu Dewi Anarawati
telah beliau peristri, Tan Eng Kian, putri China yang tengah hamil tua itu,
seakan-akan sudah tidak ada lagi di istana. Perhatian Prabhu Brawijaya kini
beralih kepada Dewi Anarawati. Saking tergila-gilanya, manakala Dewi Anarawati
meminta agar Tan Eng Kian disingkirkan dari istana, Prabhu Brawijaya
menurutinya. Tan Eng Kian diceraikan. Lantas putri China yang malang ini
diserahkan kepada Adipati Palembang Arya Damar untuk diperistri. Perlu
diketahui juga bahwa Arya Damar hidup pada abad ke 13 ibunya adalah Dara Jingga
putri kerajaan Sriwijaya di Palembang dan Ayahnya merupakan saudara dekat Raden
Wijaya Raja I atau pendiri kerajaan Majapahit ( kalau bukan adik /kakak kandung
ya sepupu ) seusia dengan raja majapahit yang ke II, yaitu Kalagemet atau sering dikenal dengan Prabhu Bathara Jayanagara (putra
Dara Petak dari Sriwijaya). Adipati Arya Damar sesungguhnya juga peranakan
China. Dia adalah putra selir Prabhu Wikramawardhana, Raja Majapahit yang sudah
wafat yang memerintah pada tahun 1389-1429 Masehi, dengan seorang putri China
pula. Nama China Adipati Arya Damar adalah Swan Liong. Menerima pemberian
seorang janda dari Raja adalah suatu kehormatan besar. Perlu dicatat, Swan
Liong adalah China muslim. Dia masuk Islam setelah berinteraksi dengan etnis
China di Palembang, keturunan pengikut Laksamana Cheng Ho yang sudah tinggal
lebih dahulu di Palembang. Oleh karena itulah, Palembang waktu itu adalah
sebuah Kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit yang bercorak Islam. Arya Damar
menunggu kelahiran putra yang dikandung Tan Eng Kian sebelum ia menikahinya.
Begitu putri China ini selesai melahirkan, dinikahilah dia oleh Arya Damar.
Anak yang lahir dari rahim Tan Eng Kian, hasil dari pernikahannya dengan Prabhu
Brawijaya, adalah seorang anak lelaki. Diberi nama Tan Eng Hwat. Karena ayah
tirinya muslim, dia juga diberi nama Hassan. Kelak di Jawa, dia terkenal dengan
nama Raden Patah! Dari hasil perkawinan Arya Damar dengan Tan Eng Kian,
lahirlah juga seorang putra. Diberinama Kin Shan. Nama muslimnya adalah
Hussein. Kelak di Jawa, dia terkenal dengan nama Raden Kusen atau Adipati Pecattandha, atau
Adipati Terung yang terkenal itu! Kembali ke Jawa. Dewi Anarawati yang muslim
itu telah berhasil merebut hati Prabhu Brawijaya. Dia lantas menggulirkan
rencana selanjutnya setelah berhasil menyingkirkan pesaingnya, Tan Eng Kian.
Dewi Anarawati meminta kepada Prabhu Brawijaya agar saudara-saudaranya yang
muslim, yang banyak tinggal dipesisir utara Jawa, dibangunkan sebuah Ashrama, sebuah
Peshantian, sebuah Padepokan, seperti halnya Padepokan para Pandhita Shiva dan
para Wiku Buddha. Mendengar permintaan istri tercintanya ini, Prabhu Brawijaya
tak bisa menolak. Namun yang menjadi masalah, siapakah yang akan mengisi
jabatan sebagai seorang Guru layaknya padepokan Shiva atau Mahawiku layaknya
padepokan Buddha? Pucuk dicinta ulam tiba, Dewi Anarawati segera mengusulkan,
agar diperkenankan memanggil kakak iparnya, Syeh Ibrahim As-Samarqand yang kini
ada di Champa untuk tinggal sebagai Guru di Ashrama Islam yang hendak dibangun.
Dan lagi-lagi, Prabhu Brawijaya menyetujuinya. Para Pembesar Majapahit, Para
Pandhita Shiva dan Para Wiku Buddha, sudah melihat gelagat yang tidak baik.
Mereka dengan halus memperingatkan Prabhu Brawijaya, agar selalu berhati-hati
dalam mengambil sebuah keputusan penting. Tak kurang-kurang, Sabdo Palon dan
Nayagenggong, punakawan terdekat Prabhu Brawijaya juga sudah memperingatkan
agar momongan mereka ini berhati-hati, tidak gegabah. Namun, Prabhu Brawijaya,
bagaikan orang mabuk, tak satupun nasehat orang-orang terdekatnya beliau
dengarkan. Perekonomian Majapahit sudah hamper didominasi oleh etnis China
semenjak putri Tan Eng Kian di peristri oleh Prabhu Brawijaya, dan memang
itulah misi dari Kekaisaran Tiongkok. Kini, dengan masuknya Dewi Anarawati,
orang-orang muslim-pun mendepat kesempatan besar. Apalagi, pada waktu itu,
banyak juga orang China yang muslim. Semua masukan bagi Prabhu Brawijaya
tersebut, tidak satupun yang diperhatikan secara sungguh-sungguh. Para Pejabat
daerah mengirimkan surat khusus kepada Sang Prabhu yang isinya mengeluhkan
tingkah laku para pendatang baru ini. Namun, tetap saja, ditanggapi acuh tak
acuh. Hingga pada suatu ketika, manakala ada acara rutin tahunan dimana para
pejabat daerah harus menghadap ke ibukota Majapahit sebagai tanda kesetiaan, Ki
Ageng Kutu, Adipati Wengker ( Ponorogo sekarang), mempersembahkan tarian khusus
buat Sang Prabhu. Tarian ini masih baru. Belum pernah ditampilkan dimanapun.
Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piranti tari bernama Dhadhak Merak.
Yaitu sebuah piranti tari yang berupa duplikat kepala harimau dengan banyak
hiasan bulu-bulu burung merak diatasnya. Dhadhak Merak ini dimainkan oleh satu
orang pemain, dengan diiringi oleh para prajurid yang bertingkah polah seperti
banci. ( Sekarang dimainkan oleh wanita tulen). Ditambah satu tokoh yang
bernama Pujangganom dan satu orang Jathilan. Sang Pujangganom tampak
menari-nari acuh tak acuh, sedangkan Jathilan, melompat-lompat seperti orang
gila. Sang Prabhu takjub melihat tarian baru ini. Manakala beliau menanyakan
makna dari suguhan tarian tersebut, Ki Ageng Kutu, Adipati dari Wengker yang
terkenal berani itu, tanpa sungkan-sungkan lagi menjelaskan, bahwa Dhadhak
Merak adalah symbol dari Kerajaan Majapahit sendiri. Kepala Harimau adalah
symbol dari Sang Prabhu. Bulu-bulu merak yang indah adalah symbol permaisuri
sang Prabhu yang terkenal sangat cantik, yaitu Dewi Anarawati. Pasukan banci
adalah pasukan Majapahit. Pujangganom adalah symbol dari Pejabat teras, dan Jathilan
adalah symbol dari Pejabat daerah. Arti sesungguhnya adalah, Kerajaan
Majapahit, kini diperintah oleh seekor harimau yang dikangkangi oleh burung
Merak yang indah. Harimau itu tidak berdaya dibawah selangkangan sang burung
Merak. Para Prajurid Majapahit sekarang berubah menjadi penakut, melempem dan
banci, sangat memalukan! Para pejabat teras acuh tak acuh dan pejabat daerah
dibuat kebingungan menghadapi invasi halus, imperialisasi halus yang kini
tengah terjadi. Dan terang-terangan Ki Ageng Kutu memperingatkan agar Prabhu
Brawijaya berhati-hati dengan orang-orang Islam! Kesenian sindiran ini kemudian
hari dikenal dengan nama REOG PONOROGO! Mendengar kelancangan Ki Ageng Kutu,
Prabhu Brawijaya murka! Dan Ki Ageng Kutu, bersama para pengikutnya segera meninggalkan
Majapahit. Sesampainya di Wengker, beliau mamaklumatkan perang dengan
Majapahit! Prabhu Brawijaya mengutus putra dari selirnya, Raden Bathara Katong untuk
memimpin pasukan Majapahit, menggempur Kadipaten Wengker! Prabhu Brawijaya, menjanjikan daerah
‘perdikan’. Daerah perdikan adalah daerah otonom. Beliau menjanjikannya kepada
Dewi Anarawati. Dan Dewi Anarawati meminta daerah Ampeldhenta ( didaerah
Surabaya sekarang ) agar dijadikan daerah otonom bagi orang-orang Islam. Dan
disana, rencananya akan dibangun sebuah Ashrama besar, pusat pendidikan bagi
kaum muslim. Begitu Prabhu Brawijaya menyetujui hal ini, maka Dewi Anarawati,
atas nama Negara, mengirim utusan ke Champa. Meminta kesediaan Syeh Ibrahim
As-Samarqand untuk tinggal di Majapahit dan menjadi Guru dari Padepokan yang
hendak dibangun. Dan permintaan ini adalah sebuah kabar keberhasilan luar biasa
bagi Raja Champa. Misi peng-Islam-an Majapahit sudah diambang mata. Maka
berangkatlah Syeh Ibrahim As-Samarqand ke Jawa. Diiringi oleh kedua putranya,
Sayyid ‘Ali Murtadlo dan Sayyid ‘Ali Rahmad. Perlu diketahui bahwa Sayyid Ali Rahmad alias Sunan Ampel adalah cucu Raja di Campa yang bernama Bong Tak Keng, dan Sayyid Ali Rahmad ini mempunyai nama Bong Swi Hoo mempunyai istri anak kapten Tiongkok Gan Eng Yu, yang nantinya putri itu bernama Ni Gde Manilo (fakta ini didukung oleh Babad Tanah Djawi dan Serat Kandha).Sesampainya di Gresik, pelabuhan
Internasional pada waktu itu, mereka disambut oleh masyarakat muslim pesisir
yang sudah ada disana sejak jaman Prabhu Hayam Wuruk berkuasa. Masyarakat
muslim ini mulai mendiami pesisir utara Jawa semenjak kedatangan Syeh Maulana
Malik Ibrahim, yang pada waktu itu memohon menghadap kehadapan Prabhu Hayam
Wuruk hanya untuk sekedar meminta beliau agar ‘pasrah’ memeluk Islam. Tentu
saja, permintaan ini ditolak oleh Sang Prabhu Hayam Wuruk pada waktu itu karena
dianggap lancang. Namun, beliau sama sekali tidak menjatuhkan hukuman. Beliau
dengan hormat mempersilakan rombongan Syeh Maulana Malik Ibrahim agar kembali
pulang. Namun sayang, di Gresik, banyak para pengikut Syeh Maulana Malik
Ibrahim terkena wabah penyakit yang datang tiba-tiba. Banyak yang meninggal.
Salah satunya adalah santriwati Syeh Maulana Malik Ibrahim bernama Fatimah
binti Maimun. ( Sampai sekarang makamnya masih ada,). Dan Syeh Maulana Malik
Ibrahim akhirnya wafat juga di Gresik, dan lantas dikenal oleh orang-orang Jawa
muslim dengan nama Sunan Gresik. Syeh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
telah datang jauh-jauh hari sebelum ada yang dinamakan Dewan Wali Sangha (
Sangha = Perkumpulan orang-orang suci. Sangha diambil dari bahasa Sansekerta.
Bandingkan dengan doktrin Buddhis mengenai Buddha, Dharma dan Sangha. Kata-kata
Wali Sangha lama-lama berubah menjadi Wali Songo yang artinya Wali Sembilan Rombongan
dari Champa ini sementara waktu beristirahat di Gresik sebelum meneruskan
perjalanan menuju ibukota Negara Majapahit. Sayang, setibanya di Gresik, Syeh
Ibrahim As-Samarqand jatuh sakit dan meninggal dunia. Orang Jawa muslim
mengenalnya dengan nama Syeh Ibrahim Smorokondi. Makamnya masih ada di Gresik
sekarang. Kabar meninggalnya Syeh Ibrahim As-Samarqand sampai juga di istana.
Dewi Anarawati bersedih. Lantas, kedua putra Syeh Ibrahim As-Samarqand
dipanggil menghadap. Atas usul Dewi Anarawati, Sayyid ‘Ali Rahmad diangkat
sebagai pengganti ayahnya sebagai Guru dari sebuah Padepokan Islam yang hendak
didirikan. Bahkan, Sayyid ‘Ali Rahmad dan Sayyid ‘Ali Murtadlo mendapat gelar
kebangsawanan Majapahit, yaitu Rahadyan atau Raden. Jadilah mereka dikenal
dengan nama Raden Rahmad dan Raden Murtolo ( Orang Jawa tidak bisa mengucapkan
huruf ‘dlo’. Huruf ‘dlo’ berubah menjadi ‘lo’. Seperti Ridlo, jadi Rilo,
Ramadlan jadi Ramelan, Riyadloh jadi Riyalat, dll). Namun lama kelamaan, Raden
Murtolo dikenal dengan nama Raden Santri, makamnya juga ada di Gresik sekarang.
Raden Rahmad, disokong pendanaan dari Majapahit, membangun pusat pendidikan
Islam pertama di Jawa. Para muslim pesisir datang membantu. Tak berapa lama,
berdirilah Padepokan Ampeldhenta. Istilah Padepokan lama-lama berubah menjadi
Pesantren untuk membedakannya dengan Ashrama pendidikan Agama Shiva dan Agama
Buddha. Lantas dikemudian hari, Raden Rahmad dikenal dengan nama Sunan Ampel.
Raden Santri, mengembara ke Bima, menyebarkan Islam disana, hingga ketika sudah
tua, ia kembali ke Jawa dan meniggal di Gresik. Para pembesar Majapahit, Para
Pandhita Shiva dan Para Wiku Buddha, sudah memperingatkan Prabhu Brawijaya.
Sebab sudah terdengar kabar dimana-mana, kaum baru ini adalah kaum missioner.
Kaum yang punya misi tertentu. Malaka sudah berubah menjadi Kadipaten Islam,
Pasai juga, Palembang juga, dan kini gerakan itu sudah semakin dekat dengan
pusat kerajaan. Semua telah memperingatkan Sang Prabhu. Tak ketinggalan pula
Sabdo Palon dan Naya Genggong. Namun, bagaikan berlalunya angin, Prabhu
Brawijaya tetap tidak mendengarkannya.Raja Majapahit yang ditakuti ini, kini
bagaikan harimau yang takluk dibawah kangkangan burung Merak, Dewi Anarawati.
Benarlah apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Kutu dari Wengker dulu. Berdirinya
Giri Kedhaton Blambangan ( Banyuwangi sekarang ), sekitar tahun 1450 Masehi
terkena wabah penyakit. Hal ini dikarenakan ketidaksadaran masyarakatnya yang
kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan. Blambangan diperintah oleh Adipati
Menak Sembuyu, didampingi Patih Bajul Sengara. Wabah penyakit itu masuk juga ke
istana Kadipaten. Putri Sang Adipati, Dewi Sekardhadhu, jatuh sakit. Ditengah
wabah yang melanda, datanglah seorang ulama dari Samudera Pasai ( Aceh sekarang
), yang masih berkerabat dekat dengan Syeh Ibrahim As-Samarqand, bernama Syeh
Maulana Ishaq. Dia ahli pengobatan. Mendengar Sang Adipati mengadakan
sayembara, dia serta merta mengikutinya. Dan berkat keahlian pengobatan yang
dia dapat dari Champa, sang putri berangsur-angsur sembuh. Adipati Menak
Sembuyu menepati janji. Sesuai isi sayembara, barangsiapa yang mampu
menyembuhkan sang putri, jika lelaki akan dinikahkan jika perempuan akan
diangkat sebagai saudara, maka, Syeh Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi
Sekardhadhu. Namun pada perjalanan waktu selanjutnya, ketegangan mulai timbul.
Ini disebabkan, Syeh Maulana Ishaq, mengajak Adipati beserta seluruh keluarga
untuk memeluk agama Islam. Ketegangan ini lama-lama berbuntut pengusiran Syeh
Maulana Ishaq dari Blambangan. Perceraian terjadi. Dan waktu itu, Dewi
Sekardhadhu tengah hamil tua. Keputusan untuk menceraikan Dewi Sekardhadhu
dengan Syeh Maulana Ishaq ini diambil oleh Sang Adipati karena melihat
stabilitas Kadipaten Blambangan yang semula tenang, lama-lama terpecah menjadi
dua kubu. Kubu yang mengidolakan Syeh Maulana Ishaq dan kubu yang tetap menolak
infiltrasi asing ke wilayah mereka. Kubu pertama tertarik pada ajaran Islam,
sedangkan kubu kedua tetap tidak menyetujui masuknya Islam karena terlalu
diskriminatif menurut mereka. Antar kerabat jadi terpecah belah, saling curiga
dan tegang. Ini yang tidak mereka sukai. Sepeninggal Syeh Maulana Ishaq,
ternyata masalah belum usai. Kubu yang pro ulama Pasai ini, kini menantikan
kelahiran putra sang Syeh yang tengah dikandung Dewi Sekardhadhu. Sosok Syeh
Maulana Ishaq, kini menjadi laten bagi stabilitas Blambangan. Mendapati situasi
ketegangan belum juga bisa diredakan, maka mau tak mau, Adipati Blambangan,
dengan sangat terpaksa, memberikan anak Syeh Maulana Ishaq, cucunya sendiri kepada
saudagar muslim dari Gresik. Anak itu terlahir laki-laki. Dalam cerita rakyat
dari sumber Islam, konon dikisahkan anak itu dilarung ketengah laut (meniru
cerita Nabi Musa) dengan menggunakan peti. Konon ada saudagar muslim Gresik
yang tengah berlayar. Kapal dagangnya tiba-tiba tidak bisa bergerak karena
menabrak peti itu. Dan peti itu akhirnya dibawa naik ke geladak oleh anak buah
sang saudagar. Isinya ternyata seorang bayi. Sesungguhnya itu hanya cerita
kiasan. Yang terjadi, saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar di Blambangan
diperintahkan untuk menghadap ke Kadipaten menjelang mereka hendak balik ke
Gresik. Inilah maksudnya kapal tidak bisa bergerak. Para saudagar
bertanya-tanya, ada kesalahan apa yang mereka buat sehingga mereka disuruh
menghadap ke Kadipaten? Ternyata, di Kadipaten, Adipati Menak Sembuyu, dengan
diam-diam telah mengatur pertemuan itu. Sang Adipati memberikan seorang anak
bayi, cucunya sendiri, yang lahir dari ayah seorang muslim. Anak itu dititipkan
kepada para saudagar anak buah saudagar kaya di Gresik yang bernama Nyi Ageng
Pinatih, yang seorang muslim. Adipati Menak Sembuyu tahu telah menitipkan
cucunya kepada siapa. Beliau yakin, cucunya akan aman bersama Nyi Ageng
Pinatih. Hanya dengan jalan inilah, Blambangan dapat kembali tenang. Putra Syeh
Maulana Ishaq ini, lahir pada tahun 1452 Masehi. Sekembalinya dari Blambangan,
para saudagar ini menghadap kepada majikan mereka, Nyi Ageng Pinatih sembari
memberikan oleh-oleh yang sangat berharga. Seorang anak bayi keturunan bangsawan
Blambangan. Bahkan dia adalah putra Syeh Maulana Ishaq, sosok yang disegani
oleh orang-orang muslim. Nyi Ageng Pinatih tidak berani menolak sebuah anugerah
itu. Diambillah bayi itu, dianggap anak sendiri. Karena bayi itu hadir seiring
kapal selesai berlayar dari samudera, maka bayi itu dinamakan Jaka Samudera
oleh Nyi Ageng Pinatih. Jaka Samudera dibawa menghadap ke Ampeldhenta menjelang
usia tujuh tahun. Dia tinggal disana. Belajar agama dari Sunan Ampel. Sunan
Ampel yang tahu siapa Jaka Samudera yang sebenarnya dari Nyi Ageng Pinatih,
maka sosok anak ini sangat dia perhatikan dan diistimewakan. Sunan Ampel
menganggapnya anak sendiri. Sunan Ampel, dari hasil perkawinannya dengan kakak
kandung Adipati Tuban Arya Teja, memiliki delapan putra dan putri. Yang penting
untuk diketahui adalah Makdum Ibrahim ( Nama Champa-nya : Bong- Ang : kelak
terkenal dengan sebutan Sunan Benang. Lama-lama pengucapannya berubah menjadi
Sunan Bonang ). Yang kedua Abdul Qasim, terkenal kemudian dengan nama Sunan
Derajat. Yang ketiga Maulana Ahmad, yang terkenal dengan nama Sunan Lamongan,
yang keempat bernama Siti Murtasi’ah, kelak dijodohkan dengan Jaka Samudera,
yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton (Sunan Giri), yang
kelima putri bernama Siti Asyiqah, kelak dijodohkan dengan Raden Patah ( Tan
Eng Hwat ), putra Tan Eng Kian, janda Prabhu Brawijaya yang ada di Palembang
itu. Kekuatan Islam dibangun melalui tali pernikahan. Jaka Samudera, diberi
nama lain oleh Sunan Ampel, yaitu Raden Paku. Kelak dia dikenal dengan nama
Sunan Giri Kedhaton. Dia adalah santri senior. Sunan Ampel bahkan telah
mencalonkan, mengkaderkan dia sebagai penggantinya kelak bila sudah meninggal.
Sunan Giri sangat radikal dalam pemahaman keagamannya. Setamat berguru dari
Ampeldhenta, dia pulang ke Gresik. Di Gresik, dia menyatukan komunitas muslim
disana. Dia mendirikan Pesantren. Terkenal dengan nama Pesantren Giri. Namun
dalam perkembangannya, Pesantren Giri memaklumatkan lepas dari kekuasaan
Majapahit yang dia pandang Negara kafir. Pesantren Giri berubah menjadi pusat
pemerintahan. Maka dikenal dengan nama Giri Kedhaton ( Kerajaan Giri ). Sunan
Giri, mengangkat dirinya sebagi khalifah Islam dengan gelar Prabhu Satmata (
Penguasa Bermata Enam. Gelar sindiran kepada Deva Shiva yang cuma bermata tiga
). Mendengar Gresik melepaskan diri dari pusat kekuasan, Prabhu Brawijaya,
sebagai Raja Diraja Nusantara yang sah, segera mengirimkan pasukan tempur untuk
menjebol Giri Kedhaton. Darah tertumpah. Darah mengalir. Dan akhirnya, Giri
Kedhaton bisa ditaklukkan. Kekhalifahan Islam pertama itu tidak berumur lama.
Namun kelak, setelah Majapahit hancur oleh serangan Demak Bintara, Giri
Kedhaton eksis lagi mulai tahun 1487 Masehi. ( Sembilan tahun setelah Majapahit
hancur pada tahun 1478 Masehi ). Dari sumber Islam, banyak cerita yang
memojokkan pasukan Majapahit. Konon Sunan Giri berhasil mengusir pasukan
Majapahit hanya dengan melemparkan sebuah kalam atau penanya. Kalam miliknya
ini katanya berubah menjadi lebah-lebah yang menyengat. Sehingga membuat puyeng
atau munyeng para prajurid Majapahit. Maka dikatakan, ‘kalam’ yang bisa membuat
‘munyeng’ inilah senjata andalan Sunan Giri. Maka dikenal dengan nama
‘Kalamunyeng’. Sesungguhnya, ini hanya kiasan belaka. Sunan Giri, melalui
tulisan-tulisannya yang mengobarkan semangat ke-Islam-an, mampu mengadakan
pemberontakan yang sempat ‘memusingkan’ Majapahit. Namun, karena Sunan Ampel
meminta pengampunan kepada Prabhu Brawijaya, Sunan Giri tidak mendapat hukuman.
Tapi gerak-geriknya, selalu diawasi oleh Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen )
Majapahit. Inilah kelemahan Prabhu Brawijaya. Terlalu meremehkan bara api kecil
yang sebenarnya bisa membahayakan. Sabdo Palon dan Naya Genggong sudah
mengingatkan agar seorang yang bersalah harus mendapatkan sangsi hukuman.
Karena itulah kewajiban yang merupakan sebuah janji seorang Raja. Salah satu
kewajiban menjalankan janji suci sebagai AGNI atau API, yang harus mengadili
siapa saja yang bersalah. Janji ini adalah satu bagian integral dari tujuh
janji yang lain, yaitu ANGKASHA (Ruang), Raja harus memberikan ruang untuk
mendengarkan suara rakyatnya, VAYU (Angin), Raja harus mampu mewujudkan
pemerataan kesejahteraan kepada rakyatnya bagai angin, AGNI (Api), Raja harus
memberikan hukuman yang seadil-adilnya kepada yang bersalah tanpa pandang bulu
bagai api yang membakar, TIRTA (Air), Raja harus mampu menumbuhkan
kesejahteraan perekonomian bagi rakyatnya bagaikan air yang mampu menumbuhkan
biji-bijian, PRTIVI (Tanah), Raja harus mampu memberikan tempat yang aman bagi
rakyatnya, menampung semuanya, tanpa ada diskriminasi, bagaikan tanah yang mau
menampung semua manusia, SURYA (Matahari), Raja harus mampu memberikan jaminan
keamanan kepada seluruh rakyat tanpa pandang bulu seperti Matahari yang
memberikan kehidupan kepada mayapada, CHANDRA (Bulan ), Raja harus mampu
mengangkat rakyatnya dari keterbelakangan, dari kebodohan, dari kegelapan,
bagaikan sang rembulan yang menyinari kegelapan dimalam hari, dan yang terakhir
adalah KARTIKA (Bintang), Raja harus mampu memberikan aturan-aturan hukum yang
jelas, kepastian hukum bagi rakyat demi kesejahteraan, kemanusiaan, keadilan,
bagaikan bintang gemintang yang mampu menunjukkan arah mata angin dengan pasti
dikala malam menjalang. Inilah DELAPAN JANJI RAJA yang disebut ASTHAVRATA
(Astobroto ; Jawa ). Dan menurut Sabdo Palon dan Naya Genggong, Prabhu
Brawijaya telah lalai menjalankan janji sucinya sebagai AGNI. Mendapati kondisi
memanas seperti itu, Sunan Ampel mengeluarkan sebuah fatwa, Haram hukumnya
menyerang Majapahit, karena bagaimanapun juga Prabhu Brawijaya adalah Imam yang
wajib dipatuhi. Perang Majapahit dan Demak :
Pada umumnya, perang antara Majapahit dan Demak dalam naskah-naskah babad
dan serat hanya dikisahkan terjadi sekali, yaitu tahun 1478. Perang ini
terkenal sebagai Perang Sudarma Wisuta, artinya perang antara anak melawan
ayahnya, yaitu Raden Patah melawan Prabhu Bhrawijaya, tetapi cerita ini cenderung bertentangan
dengan fakta sejarah yang diperkuat oleh prasasti petak dan prasasti Jiyu bahwa
Brawijaya dijatuhkan oleh Girindrawardhana pada tahun 1478. Jadi sesungguhnya
terjadi adalah perang antara Demak dan Daha untuk memperebutkan hegomoni
sebagai penerus Majapahit.
Naskah babad dan serat tidak mengisahkan lagi adanya perang antara
Majapahit dan Demak sesudah tahun 1478. Padahal menurut catatan Portugis dan
kronik Cina kuil Sam Po Kong, perang antara Demak melawan Majapahit terjadi
lebih dari satu kali. Dikisahkan, pada tahun 1517 Pa-bu-ta-la bekerja sama
dengan bangsa asing di Moa-lok-sa sehingga mengundang kemarahan Jin Bun. Yang
dimaksud dengan bangsa asing ini adalah orang-orang Portugis di Malaka. Jin Bun
pun menyerang Majapahit. Pa-bu-ta-la kalah namun tetap diampuni mengingat
istrinya adalah adik Jin Bun. Perang ini juga terdapat dalam catatan Portugis.
Pasukan Majapahit dipimpin seorang bupati muslim dari Tuban bernama Pate Vira.
Selain itu Majapahit juga menyerang Giri Kedaton, salah satu sekutu Demak di
Gresik. Namun, serangan ini gagal di mana panglimanya akhirnya masuk Islam
dengan gelar Kyai Mutalim Jagalpati. Sepeninggal Raden Patah alias Jin Bun
tahun 1518, Demak dipimpin putranya yang bernama Pangeran Sabrang Lor sampai
tahun 1521. Selanjutnya yang naik takhta adalah Sultan Trenggana adik Pangeran
Sabrang Lor. Menurut kronik Cina, pergantian takhta ini dimanfaatkan oleh
Pa-bu-ta-la untuk kembali bekerja sama dengan Portugis. Perang antara Majapahit
dan Demak pun meletus kembali. Perang terjadi tahun 1524. Pasukan Demak
dipimpin oleh Sunan Ngudung, anggota Wali Sanga yang juga menjadi imam Masjid
Demak. Dalam pertempuran ini Sunan Ngudung tewas di tangan Raden Kusen, adik
tiri Raden Patah yang memihak Majapahit. Perang terakhir terjadi tahun 1527.
Pasukan Demak dipimpin Sunan Kudus putra Sunan Ngudung, yang juga menggantikan
kedudukan ayahnya dalam dewan Wali Sanga dan sebagai imam Masjid Demak. Dalam
perang ini Majapahit mengalami kekalahan. Raden Kusen adipati Terung ditawan
secara terhormat, mengingat ia juga mertua Sunan Kudus. Menurut kronik Cina,
dalam perang tahun 1527 tersebut yang menjadi pemimpin pasukan Demak adalah
putra Tung-ka-lo (ejaan Cina untuk Sultan Trenggana), yang bernama Toh A Bo (yang lebih dikenal dengan Sunan Prawoto).
Dari berita di atas diketahui adanya dua tokoh muslim yang memihak
Majapahit, yaitu Pate Vira dan Raden Kusen. Nama Vira mungkin ejaan Portugis
untuk Wira. Sedangkan Raden Kusen adalah putra Arya Damar. Ibunya juga menjadi
ibu Raden Patah. Dengan kata lain, Raden Kusen adalah paman Sultan Trenggana
raja Demak saat itu. Raden Kusen pernah belajar agama Islam pada Sunan Ampel,
pemuka Wali Sanga. Dalam perang di atas, ia justru memihak Majapahit.
Berita ini membuktikan kalau perang antara Demak melawan Majapahit bukanlah
perang antara agama Islam melawan Hindu sebagaimana yang sering dibayangkan
orang, melainkan perang yang dilandasi kepentingan politik antara Sultan
Trenggana melawan Dyah Ranawijaya demi memperebutkan kekuasaan atas pulau Jawa.
Menurut kronik Cina, Pa-bu-ta-la meninggal dunia tahun 1527 sebelum pasukan
Demak merebut istana. Peristiwa kekalahan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya ini
menandai berakhirnya riwayat Kerajaan Majapahit. Para pengikutnya yang menolak
kekuasaan Demak memilih pindah ke pulau Bali.Setelah keluar fatwa dari pemimpin
Islam se-Jawa, konflik mulai mereda. Namun bagaimanapun juga, dikalangan
orang-orang Islam diam-diam terbagi menjadi dua kubu. Yaitu kubu yang
mencita-citakan berdirinya Kekhalifahan Islam Jawa, dan kubu yang tidak
menginginkan berdirinya Kekhalifahan itu. Kubu kedua ini berpendapat, dalam
naungan Kerajaan Majapahit, yang notabene Shiva Buddha, ummat Islam diberikan
kebebasan untuk melaksanakan ibadah agamanya. Bahkan, syari’at Islam pun boleh
dijalankan didaerah-daerah tertentu. Kubu pertama dipelopori oleh Sunan Giri,
sedangkan kubu kedua dipelopori oleh Sunan Kalijaga, putra Adipati Tuban Arya
Teja, keponakan Sunan Ampel. Kubu Sunan Giri mengklaim, bahwa golongan mereka
memeluk Islam secara kaffah, secara bulat-bulat, maka pantas disebut PUTIHAN
(Kaum Putih). Dan mereka menyebut kubu yang dipimpin Sunan Kalijaga sebagai
ABANGAN (Kaum Merah). Bibit perpecahan didalam orang-orang Islam sendiri mulai
muncul. Hal ini hanya bagaikan api dalam sekam ketika Sunan Ampel masih hidup.
Kelak, ketika Majapahit berhasil dijebol oleh para militant Islam dan ketika
Sunan Ampel sudah wafat, kedua kubu ini terlibat pertikaian frontal yang
berdarah-darah ( Yang paling parah dan memakan banyak korban, sampai-sampai
para investor dari Portugis melarikan diri ke Malaka dan menceritakan di Jawa
tengah terjadi situasi chaos dan anarkhis yang mengerikan, adalah pertikaian
antara Arya Penangsang, santri Sunan Kudus, penguasa Jipang Panolan dari kubu
Putihan dengan Jaka Tingkir atau Mas Karebet, santri dari Sunan Kalijaga,
penguasa Pajang dari kubu Abangan. Lain ceritanya lagi mengenai Berdirinya Ponorogo. Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker, sebenarnya masih
keturunan bangsawan Majapahit. Beliau masih keturunan Raden Kudha Merta,
ksatria dari Pajajaran yang melarikan diri bersama Raden Cakradhara. Raden
Kudha Merta berhasil menikah dengan Shri Gitarja, putri Raden Wijaya, Raja
Pertama Majapahit. Sedangkan Raden Cakradhara berhasil menikahi Tribhuwanatunggadewi,
kakak kandung Shri Gitarja. Dari perkawinan antara Raden Cakradhara dengan
Tribhuwanatunggadewi inilah lahir Prabhu Hayam Wuruk yang terkenal itu.
Sedangkan Raden Kudha Merta, menjadi penguasa daerah Wengker, yang sekarang
dikenal dengan nama Ponorogo. Ki Ageng Kutu adalah keturunan dari Raden Kudha
Merta dan Shri Gitarja. Melihat Majapahit, dibawah pemerintahan Prabhu
Brawijaya bagaikan harimau yang kehilangan taringnya, Ki Ageng Kutu,
memaklumatkan perang dengan Majapahit. Prabhu Brawijaya atau Prabhu Kertabhumi
menjawab tantangan Ki Ageng Kutu dengan mengirimkan sejumlah pasukan tempur
Majapahit dibawah pimpinan Raden Bathara Katong, putra selir beliau. Peperangan
terjadi. Pasukan Majapahit terpukul mundur. Hal ini disebabkan, banyak para
prajurid Majapahit yang membelot dari kesatuannya dan memperkuat barisan
Wengker. Pasukan yang dipimpin Raden Bathara Katong kocar-kacir. Raden Bathara
Katong yang merasa malu karena telah gagal menjalankan tugas Negara, konon
tidak mau pulang ke Majapahit. Dia bertekad, bagaimanapun juga, Wengker harus
ditundukkan. Inilah sikap seorang Ksatria sejati. Ada seorang ulama Islam yang
tinggal di Wengker yang mengamati gejolak politik itu. Dia bernama Ki Ageng
Mirah. Situasi yang tak menentu seperti itu, dimanfaatkan olehnya. Dia
mendengar Raden Bathara Katong tidak pulang ke Majapahit, dia berusaha mencari
kebenaran berita itu. Dan usahanya menuai hasil. Dia berhasil menemukan tempat
persembunyian Raden Bathara Katong. Dia menawarkan diri bisa memberikan solusi
untuk menundukkan Wengker karena dia sudah lama tinggal disana. Raden Bathara
Katong tertarik. Namun diam-diam, Ki Ageng Mirah, menanamkan doktrin
ke-Islam-an dibenak Raden Bathara Katong. Jika ini berhasil, setidaknya
peng-Islam-an Wengker akan semakin mudah, karena Raden Bathara Katong mempunyai
akses langsung dengan militer Majapahit. Jika-pun tidak berhasil membuat Raden
Bathara Katong memeluk Islam, setidaknya, kelak dia tidak akan melupakan
jasanya telah membantu memberitahukan titik kelemahan Wengker. Dan bila itu
terjadi, Ki Ageng Mirah pasti akan menduduki kedudukan yang mempunyai akses
luas menyebarkan Islam di Wengker. Dan ternyata, Raden Bathara Katong tertarik
dengan agama baru itu. Selanjutnya, Ki Ageng Mirah mengatur rencana. Raden
Bathara Katong harus pura-pura meminta suaka politik di Wengker. Raden Bathara
Katong harus mengatakan untuk memohon perlindungan kepada Ki Ageng Kutu. Dia
harus pura-pura membelot dari pihak Majapahit. Ki Ageng Kutu pasti akan
menerima pengabdian Raden Bathara Katong. Ki Ageng Kutu pasti akan senang
melihat Raden Bathara Katong telah membelot dan kini berada di fihaknya.
Manakala rencana itu sudah berhasil, Raden Bathara Katong harus mengutarakan
niatnya untuk mempersunting Ni Ken Gendhini, putri sulung Ki Ageng Kutu sebagai
istri. Mengingat status Raden Bathara Katong sebagai seorang putra Raja
Majapahit, lamaran itu pasti akan disambut gembira oleh Ki Ageng Kutu.. Dan
bila semua rencana berjalan mulus, Raden Bathara Katong harus mampu menebarkan
pengaruhnya kepada kerabat Wengker. Dia harus jeli dan teliti mengamati titik
kelemahan Wengker. Ni Ken Gendhini, putri Ki Ageng Kutu bisa dimanfaatkan untuk
tujuan itu. Bila semua sudah mulus berjalan, dan bila waktunya sudah tepat,
maka Raden Bathara Katong harus sesegera mungkin mengirimkan utusan ke
Majapahit untuk meminta pasukan tempur tambahan. Bila semua berjalan lancar,
Wengker pasti jatuh! Raden Bathara Katong melaksanakan semua rencana yang
disusun Ki Ageng Mirah. Dan atas kelihaian Raden Bathara Katong, semua berjalan
lancar. Ki Ageng Kutu, yang merasa masih mempunyai hubungan kekerabatan jauh
dengan Raden Bathara Katong, dengan suka rela berkenan memberikan suaka politik
kepadanya. Ditambah, ketika Raden Bathara Katong mengutarakan niatnya untuk
mempersunting Ni Ken Gendhini, Ki Ageng Kutu serta merta menyetujuinya. Rencana
bergulir. Umpan sudah dimakan. Tinggal menunggu waktu. Ni Ken Gendhini
mempunyai dua orang adik laki-laki, Sura Menggala dan Sura Handaka. ( Sura
Menggala = baca Suromenggolo, sampai sekarang menjadi tokoh kebanggaan
masyarakat Ponorogo. Dikenal dengan nama Warok Suromenggolo ). Ni Ken Gendhini dan Sura Menggala berhasil masuk pengaruh Raden
Bathara Katong, sedangkan Sura Handaka tidak. Raden Bathara Katong berhasil
mengungkap segala seluk-beluk kelemahan Wengker dari Ni Ken Gendhini. Inilah
yang diceritakan secara simbolik dengan dicurinya Keris Pusaka Ki Ageng Kutu,
yang bernama Keris Kyai Condhong Rawe oleh Ni Ken Gendhini dan kemudian
diserahkan kepada Raden Bathara Katong. Condhong Rawe hanya metafora. Condhong
berarti Melintang (Vertikal) dan Rawe berarti Tegak ( Horisontal). Arti
sesungguhnya adalah, kekuatan yang tegak dan melintang dari seluruh pasukan
Wengker, telah berhasil diketahui secara cermat oleh Raden Bathara Katong atas
bantuan Ni Ken Gendhini. Struktur kekuatan militer ini sudah bisa dibaca dan
diketahui semuanya. Dan manakala waktu sudah dirasa tepat, dengan diam-diam,
dikirimkannya utusan kepada Ki Ageng Mirah. Utusan ini menyuruh Ki Ageng Mirah,
atas nama Raden Bathara Katong, memohon tambahan pasukan tempur ke Majapahit.
Mendapati kabar Raden Bathara Katong masih hidup, Prabhu Brawijaya segera
memenuhi permintaan pengiriman pasukan baru. Majapahit dan Wengker diadu!
Majapahit dan Wengker tidak menyadari, ada pihak ketiga bermain disana! Ironis
sekali. Peperangan kembali pecah. Ki Ageng Kutu yang benar-benar merasa
kecolongan, dengan marah mengamuk dimedan laga bagai bantheng ketaton, bagai
banteng yang terluka. Demi Dharma, dia rela menumpahkan darahnya diatas bumi
pertiwi. Walau harus lebur menjadi abu, Ki Ageng Kutu, beserta segenap pasukan
Wengker, maju terus pantang mundur! Namun bagaimanapun, seluruh struktur
kekuatan Wengker telah diketahui oleh Raden Bathara Katong. Pasukan Wengker,
yang terkenal dengan nama Pasukan Warok itu terdesak hebat! Namun, Ki Ageng
Kutu beserta seluruh pasukannya telah siap untuk mati. Siap mati habis-habisan!
Siap menumpahkan darahnya diatas hamparan pangkuan ibu pertiwi! Dengan gagh
berani, pasukan ksatria ini terus merangsak maju, melawan pasukan Majapahit.
Banyak kepala pasukan Majapahit yang menangis melihat mereka harus bertempur
dengan saudara sendiri. Banyak yang meneteskan air mata, melihat mayat-mayat
prajurid Wengker bergelimpangan bermandikan darah. Dan pada akhirnya, Wengker
berhasil dijebol. Wengker berhasil dihancurkan! Darah menetes! Darah membasahi
ibu pertiwi. Darah harum para ksatria sejati yang benar-benar tulus menegakkan
Dharma! Alam telah mencatatnya! Alam telah merekamnya! Kabar kemenangan itu
sampai di Majapahit. Namun, Prabhu Brawijaya berkabung mendengar kegagahan
pasukan Wengker. Mendengar kegagahan Ki Ageng Kutu. Seluruh Pejabat Majapahit
berkabung. Sabdo Palon dan Naya Genggong berkabung. Kabar kemenangan itu
membuat Majapahit bersedih, bukannya bersuka cita. Para pejabat Majapahit
menagis sedih melihat sesama saudara harus saling menumpahkan darah karena
campur tangan pihak ketiga, karena disebabkan adanya pihak ketiga. Ki Ageng
Kutu adalah seorang Ksatria yang gagah berani. Ki Ageng Kutu adalah salah satu
sendi kekuatan militer Majapahit. Kini, Ki Ageng Kutu harus gugur ditangan
pasukan Majapahit sendiri. Betapa tidak memilukan! Kadipaten Wengker kini
dikuasai oleh Raden Bathara Katong. Surat pengukuhan telah diterima dari pusat.
Dan Wengker lantas dirubah namanya menjadi Kadipaten Ponorogo. Wengker yang
Shiva Buddha, kini telah berhasil menjadi Kadipaten Islam. Kubu Abangan Seorang
ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal
dikalangan masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan
militansi Islam. Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq
lebih penting daripada mendirikan sebuah Negara Islam. Sunan Kalijaga adalah
putra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan Senopati
Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe yang berhasil memimpin
pasukan Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai
Jawa ( Adipati Arya Ranggalawe adalah salah satu tangan kanan Raden Wijaya,
pendiri Kerajaan Majapahit.) Adipati Arya Teja berhasil di Islamkan oleh Sunan
Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel. Dari pernikahan Sunan
Ampel dengan kakak kandung Adipati Arya Teja, lahirlah Sunan Bonang, Sunan
Derajat, Sunan Lamongan, dan lima putri . Para pengikut Sunan Giri yang
tidak sepaham dengan para pengikut Sunan Kalijaga, sering terlibat
konflik-konflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung,
seperti Sunan Derajat, Sunan Lamongan, Sunan Majagung ( sekarang dikenal dengan
Sunan Bejagung), Sunan Ngundung dan putranya Sunan Kudus, dll. Dipihak Sunan
Kalijaga, ada Sunan Murya (sekarang dikenal dengan nama Sunan Muria), Syeh
Jangkung, Syeh Siti Jenar, dll. Khusus mengenai Syeh Siti Jenar atau juga
disebut Sunan Kajenar, beliau adalah ulama murni yang menekuni spiritualitas.
Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan kaum Putih yang merencanakan
berdirinya Negara Islam Jawa. Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh
Siti Jenar, menyatakan keluar dari Dewan Wali Sangha. Syeh Siti Jenar
menyatakan terpisah dari Majelis Ulama Jawa itu. Beliau tidak mengakui lagi
Sunan Ampel sebagai seorang Mufti. Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar banyak memiliki
pengikut. Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan kedudukan
Mufti digantikan oleh Sunan Giri, keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap sangat
membahayakan Islam. Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen Majapahit.
Gerakan-gerakan militansi Islam mulai merebak dipesisir utara Jawa. Mulai
Gresik, Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Para pejabat daerah telah mengirimkan
laporan kepada Prabhu Brawijaya. Tapi Prabhu Brawijaya tetap yakin, semua masih
dibawah kontrol beliau. Keturunan di Pengging Pernikahan Dewi Anarawati dengan
Prabhu Brawijaya semakin dikukuhkan dengan diangkatnya putri Champa ini sebagai
permaisuri. Keputusan yang sangat luar biasa ini menuai protes. Kesuksesan
besar bagi Dewi Anarawati membuat para pejabat Majapahit resah. Bisa dilihat
jelas disini, bila kelak Prabhu Brawijaya wafat, maka yang akan menggantikannya
sudah pasti putra dari seorang permaisuri. Dan sang permaisuri beragama Islam.
Dapat dipastikan, Majapahit akan berubah menjadi Negara Islam. Dari luar Istana,
Sunan Giri menyusun strategi memperkuat barisan militansi Islam. Dari dalam
Istana, Dewi Anarawati mempersiapkan rencana yang brilian. Jika Sunan Giri
gagal merebut Majapahit dengan cara pemberontakan, dari dalam istana, Majapahit
sudah pasti bisa dikuasai oleh Dewi Anarawati. Bila rencana pertama gagal,
rencana kedua masih bisa berjalan. Tapi ternyata, apa yang diharapkan Dewi
Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya,
lahirlah tiga orang anak. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati
Handayaningrat IV, penguasa Kadipaten Pengging ( sekitar daerah Solo, Jawa
Tengah sekarang), putra kedua bernama Raden Lembu Peteng, berkuasa di Madura,
dan yang ketiga Raden Gugur, masih kecil dan tinggal di Istana. (Kelak, Raden Gugur
inilah yang terkenal dengan julukan Sunan Lawu, dipercaya sebagai penguasa
mistik Gunung Lawu, yang terletak didaerah Magetan, hingga sekarang ) Hambatan yang dituai Dewi Anarawati adalah, putri sulungnya tidak
tertarik memeluk Islam, begitu juga dengan Raden Gugur. Hanya Raden Lembu
Peteng yang mau memeluk Islam. Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati
dengan Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua orang putra, Kebo Kanigara dan
Kebo Kenanga. Keduanya juga tidak tertarik memeluk Islam. Si sulung bahkan
pergi meninggalkan kemewahan Kadipaten dan menjadi seorang pertapa di Gunung
Merapi ( didaerah Jogjakarta sekarang). Sampai sekarang, petilasan bekas
pertapaan beliau masih ada dan berubah menjadi sebuah makam yang seringkali diziarahi.
Otomatis, yang kelak menggantikan Adipati Handayaningrat IV sebagai Adipati
Pengging, bahkan juga jika Prabhu Brawijaya mangkat, tak lain adalah adik Kebo
Kanigara, yaitu Kebo Kenanga. Kelak, dia akan mendapat limpahan tahta Pengging
maupun Majapahit! Inilah pewaris sah tahta Majapahit. Keno Kenanga lantas
dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging. Ki Ageng Pengging sangat akrab dengan
Syeh Siti Jenar. Keduanya, yang satu beragama Shiva Buddha dan yang satu
beragama Islam, sama-sama tertarik mendalami spiritual murni. Mereka berdua
seringkali berdiskusi tentang ‘Kebenaran Sejati’. Dan hasilnya, tidak ada
perbedaan diantara Shiva Buddha dan Islam. Namun kedekatan mereka ini disalah
artikan oleh ulama-ulama radikal yang masih melihat kulit, masih melihat perbedaan.
Syeh Siti Jenar dituduh mendekati Ki Ageng Pengging untuk mencari dukungan
kekuatan. Dan konyolnya, Ki Ageng Pengging dikatakan sebagai murid Syeh Siti
Jenar yang hendak melakukan pemberontakan ke Demak Bintara. Padahal Ki Ageng
Pengging tidak tertarik dengan tahta. Walaupun sesungguhnya, memang benar bahwa
beliau lah yang lebih berhak menjadi Raja Majapahit kelak ketika Majapahit
berhasil dihancurkan oleh Raden Patah Dan juga, Ki Ageng Pengging bukanlah
seorang muslim. Beliau dengan Syeh Siti Jenar hanyalah seorang ‘sahabat
spiritual’. Hubungan seperti ini, tidak akan bisa dimengerti oleh mereka yang
berpandangan dangkal. Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar adalah seorang
spiritualis sejati. Kelak, setalah Majapahit berhasil dihancurkan para militant
Islam, dua orang sahabat ini menjadi target utama untuk dimusnahkan. Baik Syeh
Siti Jenar maupun Ki Ageng Pengging gugur karena korban kepicikan. Dan, nama Ki
Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar dibuat hitam. Sampai sekarang, nama keduanya
masih terus dihakimi sebagai dua orang yang sesat dikalangan Islam. Namun
bagaimanapun juga, keharuman nama keduanya tetap terjaga dikisi-kisi hati
tersembunyi masyarakat Jawa, walaupun tidak ada yang berani menyatakan
kekagumannya secara terang-terangan. Ironis. Dari Ki Ageng Pengging inilah,
lahir seorang tokoh terkenal di Jawa. Yaitu Mas Karebet atau Jaka Tngkir. Dan
kelak menjadi Sultan Pajang setelah Demak hancur dengan gelar Sultan Adiwijaya.
Keturunan di Tarub Dikisahkan secara vulgar, suatu ketika Prabhu Brawijaya
terserang penyakit Rajasinga atau syphilis. Para Tabib Istana sudah bekerja
keras berusaha menyembuhkan beliau, tapi penyakit beliau tetap membandel. Atas
inisiatif beliau sendiri, setiap malam beliau tidur diarel Pura Keraton.
Memohon kepada Mahadewa agar diberi kesembuhan. Dan konon, setelah beberapa
malam beliau memohon, suatu malam, beliau mendapat petunjuk sangat jelas. Dalam
keheningan meditasinya, lamat-lamat beliau ‘mendengar’ suara. “Jika engkau
ingin sembuh, nikahilah seorang pelayan wanita berdarah Wandhan atau sekarang di Banda. Dan, inilah
kali terakhir engkau boleh menikah lagi.” Mendapat ‘wisik’ yang sangat jelas
seperti itu, Prabhu Brawijaya termangu-mangu. Dan beliau teringat, di Istana
ada beberapa pelayan Istana yang berasal dari daerah Wandhan ( Bandha Niera,
didaerah Sulawesi ). Keesokan harinya, beliau memanggil para pelayan istana
dari daerah Wandhan. Beliau memilih yang paling cantik. Ada seorang pelayan
dari Wandhan, bernama Dewi Bondrit Cemara, sangat cantik. Diambillah dia
sebagai istri selir. Dikemudian hari, Dewi Bondrit Cemara dikenal dengan nama
Dewi Wandhan Kuning. Begitu menikahi Dewi Wandhan Kuning, dan setelah melakukan
senggama beberapa kali, penyakit Sang Prabhu berangsur-angsur sembuh. Namun
Sang Prabhu merasa perkawinannya dengan Dewi Wandhan Kuning harus dirahasiakan.
Karena apabila kabar ini terdengar sampai ke daerah Wandhan, pasti para
bangsawan Sulawesi merasa terhina oleh sebab Sang Prabhu bukannya mengambil
salah seorang putri bangsawan Wandhan, tapi malah mengambil seorang pelayan. Dewi
Wandhan Kuning mengandung, hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki,
putra ini lantas dititipkan kepada Kepala Urusan Sawah Istana, Ki Juru Tani. (
Waktu itu, Istana memiliki areal pesawahan khusus yang hasilnya untuk
dikonsumsi oleh seluruh kerabat Istana.) Anak ini diberi nama Raden Bondhan
Kejawan ( Bondhan perubahan dari kata Wandhan. Kejawan berarti yang telah
berdarah Jawa.) Raden Bondhan Kejawan dibesarkan oleh Ki Juru Tani atau sering disebut Ki Juru Mertani. Dan
manakala sudah berangsur dewasa, atas perintah Sang Prabhu, Raden Bondhan
Kejawan dikirimkan kepada Ki Ageng Tarub, seorang Pandhita Shiva yang memiliki
Ashrama di daerah Tarub ( sekitar Purwodadi, Jawa Tengah sekarang.) Jika anda
pernah mendengar legenda Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulan, maka inilah dia. Jaka
Tarub yang konon mencuri selendang bidadari Dewi Nawangwulan dan lantas
ditinggal oleh sang bidadari setelah sekian lama menjadi istri beliau karena
ketahuan bahwa yang menyembunyikan selendang itu adalah Jaka Tarub sendiri. (
Saya tidak akan membedah simbolisasi legenda ini disini, karena tidak sesuai
dengan topic yang saya bahas ). Jaka Tarub inilah yang lantas
dikenal dengan nama Ki Ageng Tarub. Menginjak dewasa, Raden Bondhan Kejawan
dinikahkan dengan Dewi Nawangsih, putri tunggal Ki Ageng Tarub. Dan kelak Raden
Bondhan Kejawan bergelar Ki Ageng Tarub II. Dari hasil perkawinan Raden Bondhan
Kejawan dengan Dewi Nawangsih, lahirlah Raden Getas Pandhawa. Dari Raden Getas
Pandhawa, lahirlah Ki Ageng Sela yang hidup sejaman dengan Sultan Trenggana,
Sultan Demak ketiga. Ki Ageng Sela inilah tokoh yang konon bisa memegang petir
sehingga menggegerkan seluruh Kesultanan. Sampai sekarang nama Ki Ageng Sela
terkenal di tengah masyarakat Jawa. Ki Ageng Sela inilah keturunan Tarub yang
mulai beralih memeluk Islam. Beliau berguru kepada Sunan Kalijaga. Perpindahan
agama ini berjalan dengan damai. Nama Islam beliau adalah Ki Ageng Abdul
Rahman. Dari Ki Ageng Sela, lahirlah Ki Ageng Mangenis Sela. Dari Ki Ageng
Mangenis Sela, lahirlah Ki Ageng Pamanahan. Dan dari Ki Ageng Pamanahan
lahirlah Panembahan Senopati Ing Ngalaga, tokoh terkenal pendiri dinasti
Mataram Islam dikemudian hari. ( Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mataram inilah
leluhur Para Sultan Kasultanan Jogjakarta, Para Sunan Kasunanan Surakarta
(Solo), Pakualaman dan Mangkunegaran sekarang.) Peng-Islam-an keturunan Raden
Bondhan Kejawan, berlangsung dengan damai. Kembali membahas mengenai Raden Patah Ingat putri China Tan
Eng Kian yang dinikahi Adipati Arya Damar di Palembang? Dari hasil pernikahan
dengan Prabhu Brawijaya, Tan Eng Kian memiliki seorang putra bernama Tan Eng
Hwat. Dikenal juga dengan nama muslim Raden Hassan. Dari perkawinan Tan Eng
Kian dengan Arya Damar sendiri, lahirlah seorang putra bernama Kin Shan,
dikenal dengan nama muslim Raden Hussein. Sejak kecil, Raden Hassan atau sering disebut Raden Kasan dan Raden
Hussein atau sering disebut Raden Kusen dididik secara Islam oleh ayahnya Arya Damar. Menjelang dewasa, Raden
Hassan atau Raden Kasan memohon ijin kepada ibunya untuk pergi ke Jawa. Dia berkeinginan untuk
bertemu dengan ayah kandungnya, Prabhu Brawijaya. Tan Eng Kian tidak bisa
menghalangi keinginan putranya. Dari Palembang, Raden Hassan atau Raden Kasan bertolak ke Jawa.
Sampailah ia di pelabuhan Gresik yang ramai. Melihat keadaan Gresik yang
hiruk-pikuk, Raden Hassan atau Raden Kasan kagum. Dia bisa membayangkan bagaimana besarnya
kekuasaan Majapahit. Menilik di Gresik banyak orang muslim, Raden Hassan
atau Raden Kasan tertarik. Dan dengar-dengar, ada Pesantren besar disana. Pesantren Giri. Raden
Hassan atau Raden Kasan memutuskan untuk bertandang ke Giri. Bertemulah dia dengan Sunan Giri.
Sunan Giri senang melihat kedatangan Raden Hassan atau Raden Kasan setelah mengetahui dia adalah
putra Prabhu Brawijaya yang lahir di Palembang. Sunan Giri seketika melihat
sebuah peluang besar. Di Giri, Raden Hassan atau Raden Kasan memperdalam ke-Islaman-nya. Disana,
Raden Hassan atau Raden Kasan mulai tertarik dengan ide-ide ke-Khalifah-an Islam. Dan militansi
Raden Hassan atau Raden Kasan mulai terbentuk.Ada kesepakatan pemahaman antara Raden Hassan atau Raden Kasan
dengan Sunan Giri. Dari Sunan Giri, Raden Hassan atau Raden Kasan memperoleh ide untuk meminta
daerah otonomi khusus kepada ayahnya, Prabhu Brawijaya. Bila disetujui,
hendaknya Raden Kasan atau Raden Patah memilih daerah di pesisir Jawa bagian tengah. Jika itu
terwujud, keberadaan daerah otonomi didaerah pesisir utara Jawa bagian tengah,
akan menjadi penghubung pergerakan militant Islam dari Jawa Timur dan Jawa
Barat di Cirebon. Cirebon, kini tumbuh pesat sebagai pusat kegiatan Islam
dibawah pimpinan Pangeran Cakrabhuwana, putra kandung Prabhu Siliwangi, Raja
Pajajaran. (Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah belum datang dari Mesir
ke Cirebon. Dia datang pada tahun 1475 Masehi. Pada bagian selanjutnya akan
saya ceritakan ) Setelah dirasa cukup, Raden Hassan
atau Raden Kasan melanjutkan perjalanan ke Pesantren Ampel dengan diiringi beberapa santri Sunan
Giri. Disana dia disambut suka cita oleh Sunan Ampel. Disana, Raden Kasan diberi nama
baru oleh Sunan Ampel, yaitu Raden Abdul Fattah yang lantas dikenal masyarakat
Jawa dengan nama Raden Patah. Selesai bertandang di Ampel, Raden Hassan atau Raden Kasan yang
kini dikenal dengan nama Raden Patah melanjutkan perjalanan ke ibu kota Negara
Majapahit. Dia yang semula hanya berniat untuk bertemu dengan ayahnya, sekarang
dia telah membawa misi tertentu. Betapa suka cita Prabhu Brawijaya mendapati
putra kandungnya telah tumbuh dewasa. Dan manakala, Raden Patah memohon
anugerah untuk diberikan daerah otonom, Prabhu Brawijaya mengabulkannya. Raden
Patah meminta daerah pesisir utara Jawa bagian tengah. Dia memilih daerah yang
dikenal dengan nama Glagah Wangi. Prabhu Brawijaya menyetujui permintaan Raden
Patah. Dia mendanai segala keperluan untuk membangun daerah baru. Raden Patah,
dengan disokong tenaga dan dana dari Majapahit, berangkat ke Jawa Tengah. Di
daerah pesisir utara, didaerah yang dipenuhi tumbuhan pohon Glagah, dia
membentuk pusat pemerintahan Kadipaten baru. Begitu pusat Kadipaten dibentuk,
dinamailah tempat itu Demak Bintara. Dan Raden Patah, dikukuhkan oleh Sang
Prabhu Brawijaya sebagai penguasa wilayah otonom Islam baru disana. Demak
Bintara berkembang pesat. Selain menjadi pusat kegiatan politik, Demak Bintara
juga menjadi pusat kegiatan keagamaan. Demak Bintara menjadi jembatan
penghubung antara barat dan timur pesisir utara Jawa. Dipesisir utara Jawa,
gerakan-gerakan militant Islam mulai menguat. Sayang, fenomena itu tetap
dipandang sepele oleh Prabhu Brawijaya. Beliau tetap yakin, dominasi Majapahit
masih mampu mengontrol semuanya. Padahal para pejabat daerah yang dekat dengan
pesisir utara sudah melaporkan adanya kegiatan-kegiatan yang mencurigakan.
Pasukan Telik Sandhibaya telah memberikan laporan serius tentang adanya kegiatan
yang patut dicurigai akan mengancam kedaulatan Majapahit. Tak lama berselang, Raden Hussein atau Raden Kusen, putra Tan Eng Kian dengan Arya Damar, menyusul ke Majapahit. Dia
mengabdikan diri sebagai tentara di Majapahit. Raden Hussein atau Raden Kusen tidak terpengaruh
ide-ide pendirian ke-Khalifah-an Islam. Dia diangkat sebagai Adipati didaerah
Terung ( Sidoarjo, sekarang ) dengan gelar, Adipati Pecattandha. Kebaikan
Prabhu Brawijaya sangat besar sebenarnya. Tapi kebaikan yang tidak disertai
kebijaksanaan bukanlah kebaikan. Dan hal ini pasti akan menuai masalah
dikemudian hari. Bibit-bibit itu mulai muncul, tinggal menunggu waktu untuk
pecah kepermukaan. Dan Prabhu Brawijaya tidak akan pernah menyangkanya.
Mendekati detik-detik pemberontakan Demak Bintara berkembang pesat. Tempat ini
dirasa strategis untuk pengembangan militansi Islam karena letaknya agak jauh
dari pusat kekuasaan. Di Demak Bintara, para ulama-ulama Putihan sering
mengadakan pertemuan. Jadilah Demak Bintara dikenal sebagai Kota Seribu Wali.
Ditambah pada tahun 1475 Masehi, seorang ulama berdarah Mesir-Sunda datang dari
Mesir. Dia adalah Syarif Hidayatullah. Dia datang bersama ibunya Syarifah
Muda’im. Syarifah Muda’im adalah putri Pajajaran. Putri dari Prabhu Silihwangi
penguasa Kerajaan Pejajaran. ( Hanya Kerajaan ini yang tidak masuk wilayah
Majapahit. Walau kecil, Pajajaran terkenal kuat. Anda bisa membayangkan adanya
Timor Leste sekarang. Seperti itulah keadaan Majapahit dan Pajajaran. ). Nama asli Syarifah Muda’im adalah Dewi Rara Santang. Dia bersama
kakaknya Pangeran Walangsungsang, tertarik mempelajari Islam. Ketika berada di
Makkah, Dewi Rara Santang dipinang oleh bangsawan Mesir, Syarif Abdullah.
Menikahlah Dewi Rara Santang (adalah saudaranya Raden Kian Santang) dengan bangsawan ini. Dan namanya berganti
Syarifah Muda’im. Dari pernikahan ini, lahirlah Syarif Hidayatullah. Pangeran
Walang Sungsang, mendirikan daerah hunian baru di pesisir utara Jawa barat.
Dikenal kemudian dengan nama Tegal Alang-Alang. Lantas berubah menjadi Caruban.
Berubah lagi menjadi Caruban Larang. Pada akhirnya, dikenal dengan nama Cirebon
sampai sekarang. Pangeran Walang Sungsang, dikenal kemudian dengan nama
Pangeran Cakrabhuwana. Oleh ayahandanya, Prabhu Silihwangi diberikan gelar
kehormatan Shri Manggana. Syarif Hidayatullah, keponakan Pangeran Cakrabhuwana
lantas dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Awal tahun 1478, Sunan Ampel
wafat. Sunan Giri terpilih sebagai penggantinya. Pusat Majelis Ulama Jawa kini
berpindah ke Giri Kedhaton. Dan, pada waktu inilah tragedi Syeh Siti Jenar
terjadi. Syeh Siti Jenar dipanggil ke Giri Kedhaton dan disidang oleh Dewan
Wali Sangha dibawah pimpinan Sunan Giri. Walau tidak mengakui keberadaan
Majelis Ulama Jawa, beliau tetap hadir. Beliau dituduh telah menyebarkan aliran
sesat. Adapula yang menuduh sebagai antek-antek Syi’ah. Ada juga yang
mengatakan beliau ahli sihir, dan lain sebagainya. ( Akan saya buat catatan
tersendiri tentang beliau ). Pada sidang pertama para ulama
yang tergabung dalam Dewan Wali Sangha tidak bisa menemukan kesalahan Syeh Siti
Jenar. Sehingga, beliau lantas dibebaskan dari segala tuduhan. Namun
bagaimanapun juga, Syeh Siti Jenar adalah duri didalam daging bagi mereka. Maka
sejak saat itu, kesalahan-kesalahan beliau senantiasa dicari-cari. Konsentrasi
Dewan Wali Sangha terpecah pada rencana perebutan kekuasaan. Melalui
serangkaian musyawarah yang pelik, maka disimpulkan, kekuatan militansi Islam
sudah cukup siap untuk mengadakan perebutan kekuasaan. Raden Patah, Adipati
Demak Bintara, terpilih secara mutlak sebagai pemimpin gerakan. Kubu Abangan,
tidak menghadiri musyawarah ini. Apalagi semenjak Dewan Wali Sangha atau
Majelis Ulama Jawa dipegang Sunan Giri, hubungan kubu Putihan dan kubu Abangan
kian meruncing. Sunan Kalijaga dan para pengikutnya hanya mau membantu Dewan
Wali Sangha merampungkan pembangunan Masjid Demak. Selebihnya, mereka tidak
ikut campur. Persiapan sudah matang. Tinggal memilih hari yang ditentukan.
Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen ) Majapahit mengendus rencana ini. Prabhu
Brawijaya mendapat laporan para pasukan Intelejen yang ada disekitar Demak
Bintara. Sayangnya, beliau tidak begitu mempercayainya. Beliau berkeyakinan,
tidak mungkin Raden Patah, putra kandungnya sendiri akan nekad berbuat seperti
itu. Prabhu Brawijaya tidak memahami betapa militant-nya orang yang sudah
terdoktrin! Dan manakala pergerakan pasukan besar-besaran terdengar, yaitu
pasukan orang-orang Islam Putihan, gabungan dari seluruh lasykar yang ada di
wilayah pesisir utara Jawa timur sampai Jawa barat mulai bergerak. Keadaan
menjadi gempar! Para Pejabat daerah kalang kabut. Mereka tidak menyangka
orang-orang Islam sedemikian banyaknya. Setiap daerah yang dilalui pasukan ini,
tidak ada yang bisa membendung. Kekuatan mereka cukup besar. Persiapan mereka
cukup tertata. Disaat seperti itu Dyah Ranawijaya menemui Prabhu Brawijaya untuk memohon restu menghalau serangan Demak dan pasukannya,dengan cara seolah-olah Dyah Ranawijaya Girindrawardana memberontak pada Prabhu Brawijaya (yang terpenting disini adalah misi penyelamatan Prabhu Brawijaya yang menurut informasi dari pasukan telik sandibaya Majapahit,Beliau akan dibunuh oleh pasukan Demak),sehingga dengan strategi tersebut diharapkan Demak dan pasukannya dapat dipecah konsentrasinya.Sedangkan daerah-daerah yang dilalui, tidak mempunyai persiapan
sama sekali. Daerah perdaerah yang dilewati, harus melawan sendiri-sendiri.
Tidak ada penyatuan pasukan dari daerah satu dengan daerah lain. Semua serba
mendadak. Dan tak ada pilihan lain kecuali melawan atau mundur teratur. Gerakan
pasukan ini cukup kuat. Para Adipati yang berhasil mundur segera melarikan diri
ke ibu kota Negara. Mereka melaporkan agresi mendadak pasukan pesisir yang
terdiri dari orang-orang Islam itu. Dan dari mereka, Prabhu Brawijaya mendapat
laporan yang mencengangkan, yaitu telah terjadi pergerakan pasukan dari Demak
Bintara. Pasukan berpakaian putih-putih. Berbendera tulisan asing!
Berteriak-teriak dengan bahasa yang tidak dimengerti! Pasukan ini dapat
dipastikan adalah pasukan orang-orang Islam. Dan kini, tengah bergerak menuju
ibu kota Negara Majapahit. Percaya tidak percaya Prabhu Brawijaya mendengarnya.
Laporan pasukan Telik Sandhibaya selama ini telah menjadi kenyataan.. Namun,
Prabhu Brawijaya tetap tidak bisa mengerti, mana mungkin Raden Patah berbuat
seperti itu. Mana mungkin orang-orang Islam berani dan tega mengadalan
pemberontakan. Selama ini, Majapahit telah memberikan bantuan material yang
tidak sedikit bagi mereka. Sesak! Dada Prabhu Brawijaya seketika serasa sesak
bagai dihantam palu! Bergemuruh mendidih! Beliau menyebut Nama Mahadeva
berkali-kali. Seluruh pembesar Majapahit tegang. Mereka menantikan komando Sang
Prabhu. Waktu berjalan cepat. Sang Prabhu masih belum mengeluarkan titah
apapun. Pergerakan pasukan sudah memasuki Madiun, sebentar lagi mencapai
wilayah Kadhiri, sudah teramat dekat dengan ibu kota Negara.
Pertempuran-pertempuran penghadangan telah terjadi secara otomatis. Dan semua
telah masuk menjadi laporan bagi Sang Prabhu. Bahkan ada laporan yang
menyatakan, beberapa daerah yang terpengaruh Islam, malah ikut bergabung dengan
pasukan ini. Adipati Kertosono ( wilayah Kediri sekarang ) mengirinkan utusan
khusus kepada Sang Prabhu untuk segera mengeluarkan perintah perang! Sang
Prabhu masih termangu-mangu. Dan manakala terdengar Adipati Kertosono melakukan
perlawanan mati-matian tanpa menunggu komando beliau, barulah Sang Prabhu
tersadar! Segera beliau memerintahkan seluruh pasukan Majapahit untuk
mempersiapkan sebuah perang besar! Para Panglima yang telah menanti-nantikan
perintah ini menyambut dengan suka cita! Inilah yang mereka nanti-nantikan!
Tanpa menunggu waktu lama, seluruh kekuatan Majapahit segera dipersiapkan.
Pasukan Majapahit telah siap sedia menyambut kedatangan pasukan Demak Bintara.
Dan sekali lagi, mereka tinggal menunggu perintah untuk MENYERANG! Dan komando
terakhir inipun tidak segera keluar. Pasukan Majapahit resah. Para Panglima
cemas. Para kepala pasukan tempur digaris depan terus mendesak kepada Para
Panglima masing-masing agar segera mengeluarkan perintah penyerangan! Para
Panglima juga mendesak Sang Senopati Agung, meminta kepada Prabhu Brawijaya
untuk segera memberikan komando terakhir. Perlu dicatat, salah satu panglima
yang memperkuat barisan Majapahit adalah Adipati Terung, adik tiri Raden Patah.
Dalam hatinya bertanya-tanya, ada apakah dengan kakak tirinya sehingga
mengadakan gerakan makar sedemikian rupa? Selama ini, dia tidak melihat ada
yang salah dengan pemerintahan Prabhu Brawijaya. Tidak ada diskriminasi dalam
hal keagamaan. Dirinya yang dianggap muslim meskipun sebenarnya juga ikut bersembahyang seperti istrinya yang bernama Dewi Gauri yang seorang beragama Siwa Buddha, bisa bebas menjalankan ibadah agamanya.
Bahkan, bisa dipercaya menjabat sebagai seorang Adipati, yang notabene bukan
jabatan main-main. Adipati Terung tidak bisa memahami pola pikir kakak tirinya.
Dan perintah penyerangan tidak juga segera turun. Seluruh pasukan yang sudah
bersiap sedia dibarak masing-masing, dilanda ketegangan yang luar biasa! Di
Istana, Para Mantri resah. Melihat situasi ini, Sabdo Palon dan Naya Genggong
meminta Sang Prabhu untuk segera mengeluarkan perintah. Namun apa jawaban Sang
Prabhu? Beliau masih tidak yakin pasukan Demak akan tega menyerang ibu kota
Negara Majapahit. Sabdo Palon dan Naga Genggong menandaskan, cara berfikir
Raden Patah dan para pasukan ini sudah lain. Sang Prabhu tidak akan bisa
memahaminya. Jalan satu-satunya sekarang adalah, menghadapi mereka secara
frontal. Pada saat ini, tidak ada cara lain. Dan manakala kabar terdengar
pasukan Demak telah merangsak maju dan memasuki pinggiran ibu kota Majapahit,
dan disana mereka mengadakan perusakan hebat. Dengan sangat terpaksa, Sang
Prabhu mengeluarkan perintah penyerangan! Tapi, perintah itu sebenarnya telah
terlambat! Begitu keluar perintah penyerangan, ada hal yang tidak terduga,
pasukan Ponorogo dan beberapa daerah yang lain membelot! Diketahui kemudian
ternyata mereka adalah pasukan dari daerah-daerah yang sudah muslim. Dan,
peperangan pecah sudah! Peperangan yang besar. Darah tertumpah lagi! Senopati
Demak dipimpin oleh Sunan Ngundung. Dan dipihak Majapahit, Senopati dipegang
oleh Arya Lembu Pangarsa. Prajurid Majapahit mengamuk dimedan laga. Para
prajurid yang sudah berpengalaman tempur ini dan disegani diseluruh Nusantara,
sekarang tidak main-main lagi! Adipati Sengguruh, Raden Bondhan Kejawan yang
masih belia, Adipati Terung, Adipati Singosari dan yang lain ikut mengamuk
dimedan laga! Sayang, banyak kesatuan-kesatuan Majapahit yang berasal dari
daerah muslim, membelot. Namun, pada hari pertama, pasukan Demak Bintara
terpukul mundur! Pada hari kedua, pasukan Demak terpukul lebih telak. Senopati
Demak, Sunan Ngundung tewas! ( Makamnya masih ada di Trowulan, Mojokerto sampai
sekarang.) Pasukan Demak mengundurkan diri. Pasukan cadangan masuk dipimpin
oleh putra Sunan Ngundung, Sunan Kudus. Pertempuran kembali pecah! Namun
bagaimanapun juga, pasukan Demak harus mengakui kekuatan pasukan Majapahit.
Mereka terpukul mundur keluar dari ibu kota Negara. Kehebatan pasukan Majapahit
yang terkenal itu, ternyata terbukti! Pasukan Demak bertahan. Beberapa minggu
kemudian, datang pasukan dari Palembang bergabung dengan pasukan Majapahit.
Pasukan Majapahit seolah mendapat suntikan darah segar. Namun ternyata,
bergabungnya pasukan Palembang ini hanyalah bagian dari siasat dari orang-orang
Demak. Pasukan Palembang, diam-diam memusnahkan seluruh persediaan bahan
makanan tentara Majapahit. Lumbung-lumbung besar dibakar! Semua persediaan
bahan pangan ludes! ( Inilah simbolisasi dari didatangkannya peti ajaib milik
Adipati Arya Damar dari Palembang yang apabila dibuka, mampu mengeluarkan
beribu-ribu tikus dan memakan seluruh beras dan bahan pangan tentara Majapahit.). Majapahit kebobolan luar dalam. Majapahit benar-benar
tidak pernah menyangka akan hal itu. Begitu persediaan bahan pangan menipis,
dari hari kehari, pelan namun pasti, pasukan Majapahit terpukul mundur!
Mendengar pasukan Majapahit terdesak, Kepala Pasukan Bhayangkara, yaitu Pasukan
Khusus Pengawal Raja, segera mengamankan Prabhu Brawijaya. Keadaan sudah
sedemikian genting dan Sang Prabhu, mau tidak mau, harus segera meloloskan
diri. Ini harus dilakukan secepatnya, karena untuk menyatukan kembali kekuatan
tentara Majapahit kelak, sosok Prabhu Brawijaya, masih dibutuhkan! Dengan
dikawal Pasukan Bhayangkara, Prabhu Brawijaya segera keluar dari Istana.
Pasukan Bhayangkara memutuskan agar Sang Prabhu menyelamatkan diri ke Pulau
Bali. Pulau yang kondusif untuk saat ini. Ditengah kekacauan itu, Dewi
Anarawati, diam-diam dibawa oleh pasukan Islam ke Gresik. Putra bungsu Dewi
Anarawati, Raden Gugur yang masih kecil, diselamatkan oleh pasukan Ponorogo dan
dibawa ke Kadipaten Ponorogo. Dan pada akhirnya, Majapahit bisa dijebol.
Seluruh Istana dirusak dan dibakar!. Perusakan terjadi dimana-mana. ( Maka
jangan heran, sampai sekarang bekas Istana Majapahit yang terkenal di Nusantara
itu, musnah tak berbekas.) Dan pada akhirnya, terjadilah
tragedi kemanusiaan yang sampai sekarang ‘ditutupi’. Perang yang semula
melibatkan dua kekuatan militer Majapahit dan Demak, kini merembet menjadi
perang sipil. Mereka yang merasa diatas angin, kini menjadi sosok malaikat maut.
Pertumpahan darah terjadi. Masyarakat Majapahit yang masih memegang keyakinan.Jadi pernyataan bahwa Dyah Ranawijaya Girindrawardana memberontak pada Prabhu Brawijaya kuranglah tepat,yang sebenarnya adalah suatu operasi intelejen Majapahit yang dipimpin Dyah Ranawijaya Girindrawardana untuk menyelamatkan Prabhu Brawijaya. Perlu diketahui bahwa Majapahit bisa menjadi negara kerajaan yang besar di
Asia Tenggara tentunya dengan menaklukan negeri’negeri yang lain ditanah
nusantara untuk digabung kedalam kebesaran Majapahit tanpa melakukan
pengerusakan tempat ibadah /atau memaksa negeri taklukannya untuk memeluk agama
Hindu-Budha. Jadi bukan untuk pengembangan suatu agama, tapi Majapahit ingin
tampil sebagai negara yang besar sesuai sumpah Maha Patih Gajah Mada, yaitu
sumpah Palapa untuk mempersatukan nusantara dan membendung pengaruh kerajaan Tiongkok
yang ingin tampil sebagai penguasa dataran asia. Terima kasih, hanya untuk
pelurusan sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengakui sejarah.
Kepustakaan
Babad Majapahit dan Para Wali (Jilid 3).
1989. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku
Sastra Indonesia dan Daerah
Babad Tanah Jawi. 2007. (terj.).
Yogyakarta: Narasi
H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001.
Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990.
Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
Slamet Muljana. 2005. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (terbitan ulang
1968). Yogyakarta: LKIS
Raden Kusen wafat digantikan oleh Adipati Sengguruh.
C.Akhir dari Konflik Giri dan Tandes
DHARMA DAN PERJUANGAN ANAK KETURUNAN
RADEN KUSEN
Pada sekitar
abad XV Gresik
berada dalam kekuasaan
Kerajaan Giri Kedaton. Para pelaut dan pedagang Gresik
memperkenalkan nama Giri ke pesisir kepulauan
di bagian Timur Nusantara pada abad XVI. Sejak zaman Sunan Prapen kekuasaan para pemimpin agama dari Giri
ternyata mendominasi Gresik. Tidak ada berita-berita
dari paruh kedua
abad XVI yang
mengambarkan adanya kekuasaan duniawi yang merdeka di kota
pelabuhan itu.
1. Keadaan itu berubah, ketika munculnya pengusa duniawi di Gresik
yang dipimpin oleh
Bupati. Saat Giri
hancur tahun 1680
M sebagai suatu
kekuatan politik, terbentuklah
suatu kekuasaan baru
yakni Kabupaten dengan
nama Kabupaten Tandes sebagai
nama lain dari Gresik. Penggunaan nama Tandes dapat dilihat dari beberapa tulisan Arab dan Jawa pada kompleks makam
para Bupati Gresik, seperti makam
Tumengggung Puspanegara, Tumenggung Tirtoredjo. Awal munculnya konflik
dari Giri dan
Tandes berawal ketika
mulai munculnya keinginan
untuk menjadi penguasa
di Gresik (Tandes).
Sebenarnya kalau melihat
dari segi historisnya,
hubungan ketidaksukaan antara
Giri dan Tandes sudah berlangsung sejak lama. Secara geneologis, para
penguasa Tandes ialah keturunan dari
Adipati Sengguruh yang masih memiliki keturunan dengan Maharaja Majapahit yakni
Prabu Brawijaya V.
Bukti bahwa Bupati
Gresik pertama masih memiliki
ketunanan dengan Majapahit
dapat dilihat dari
nama gelar yang dipakai.
2. Menurut prasasti yang tertulis di kompleks makam Asmarantaka Gapuradan naskah berjudul
Tedhak Poespanegara, diketahui
bahwa K.T Puspanegara adalah keturunan kesepuluh Prabu Kertawijaya
Wijayaparakramawarddhana, Maharaja
Majapahit ketujuh, yang
berkuasa tahun 1448-1451 M.
Secara geneologis, Ki
Kemis Lurah Gresik
(Ayah dari Tumenggung
Puspanegara) yang dikenal dengan gelar Ki Ageng Setra III yang
merupakan keturunan Ki Adipati
Sengguruh di Negeri
Terung. Adipati Sungguruh
adalah putera Raden Kusen
(Adipati Terung), adik
dari Raden Patah
Sultan Demak serta
masih memiliki garis keturunan dengan Aria Damar (Adipati Palembang).
3. Awal sejarah dari garis keturunan Sang Prabu Brawidja V yang terakhir yakni raja yang memegang kekuasaan di
Majapahit mempunyai putra Raden Arya Damar, dan dinobatkan sebagai Adipati di
Palembang (Sumatera-Selatan). Beliau berputera Raden Kusen, setelah dewasa
mengabdikan diri ke Majapahit dan diberi nama "Petjat Tanda",
kemudian dinobatkan menjadi Adipati di wilayah "Terung",sehingga nama
sering disebut "Pecat
Tanda Terung". Letaknya
adalah daerah Krian-Sidoarjo, Jawa Timur. Adapun sisa-sisa sejarah dari
bentuk bangunan yang tertinggal
masih dapat dilihat.
Raden Kusen wafat digantikan oleh Adipati Sengguruh.
Menurut cerita, putera Aria Damar yang bernama Raden Kusen berguru kepada Sunan
Ampel Denta dan
kemudian menjadi Adipati
di Terung. Raden Kusen
yang menikah dengan
Nyai Wilis atau Dewi Gauri putri temannya yang bernama Rsi Dewasraya namun diaku sebagai puteri
Sunan Ampel menurunkan .Pangeran Aria Terung (Adipati
Sengguruh) dan Pangeran Aria Balitar (Adipati Blitar) yang sebenarnya bernama Dyah Utama putranya Raden Kusen dengan gadis desa bernama Ken Asmarawati atau Dewi Uning. Ketika
Aria Terung dan
Aria Blitar tewas
terbunuh di Sungai
Brantas Kadipaten Rawa, akibat serangan mendadak dari Adipati Srenget
Nila Suwarna dari Blitar. Saat itu Kadipaten
Sengguruh jatuh dalam
kekacauan, para sentana
Sengguruh dan putera-puteri Sang
Adipati yang tidak
mampu menahan serbuan
musuh berhamburan meninggalkan Dalem Kadipaten. Pangeran Aria
Banding, putera bungsu
Adipati Sengguruh dikisahkan pergi ke
Gresik dengan menggunakan
nama semuan Ki
Gaib yang kemudian tinggal di
Desa Setra. Ki Gaib menjadi
pemimpin di desa tersebut
yang diberi gelar Ki Ageng Setra
yang kemudian menurunkan Ki Ketib dikenal dengan Ki Ageng Setra
II. Ki Ageng
Setra II menurunkan
Ki Tempel (Ki
Ageng Tamasik), kemudian menurunkan
Ki Kemis (Ki
Ageng Setra III)
yang oleh Panembahan Mas Witana
diangkat sebagai Lurah Gresik. Kyai Ageng Setra III menikah dengan Nyimas Ayu,
puteri Kyai Ageng Gulu Bekel Gresik yang dari pernikahan itu
lahir Bagus Puspadiwangsa
yang kelak menjadi
Bupati Gresik (Tandes) pertama.
5. Dari geneologis itu,
memang Bupati Tandes
(Gresik) masih memiliki keturunan dengan
Adipati Sengguruh. Adipati
Sengguruh sendiri pada
masa Sunan Dalem pernah
menyerang Giri. Peperangan
ini ditandai dengan
Candra sengkala “Giri Prang Kartining
Wong” yang menunjukkan angka
1525 H. Ketika kota
kerajaan tua Majapahit
runtuh pada 1527
M, di Sengguruh
masih berlaku kekuasaan keturunan patih Majapahit, yang (menurut Tome
Pires sebagai Guste Pate) pada hari-hari terakhir kerajaan itu masih berkuasa.
Kerajaan Jawa Timur “Gamda” yang
menurut penulis Portugis
itu pada sekitar
1515 M diperintahkan oleh anak
laki-laki Guste Pate, mungkin meliputi daerah Sengguruh juga.
6. Menurut cerita, pada tahun 1535 M penguasa dari Sengguruh menduduki pusat Islam, Giri. Ketika wafatnya Sunan Giri, digantikanlah oleh putranya
yang bernama Sunan Dalem. Ketika itu Kerajaan Majapahit sudah runtuh, namun ada
seorang bupati yang masih tinggal
bernama Ki Adipati Sengguruh di Negeri Terung. Dalam sebagian riwayat Ki
Adipati Sengguruh itu putra Arya Damar di Palembang.
7.Ketika itu Adipati
Sengguruh mengumpulkan bala
tentara dengan maksud akan
hendak menggempur Giri
untuk balas dendam.
Kanjeng Sunan Dalem sudah
mengetahui bahwa akan kedatangan musuh dari Majapahit. Segera mengumpulkan para
warga dan 40
para prajurit Cina
diiringi Panji Laras
dan Panji Liris untuk
segera pergi ke
Lamongan menemui datangnya
bala tentara Adipati Sengguruh
di Lamongan, saat
itu tentara Giri
sudah mempersiapkan senjatanya.
8. Terjadilah peperangan yang mana dalam perang itu para Prajurit Terung berjatuhan. Di
malam Juma’at Sunan
Dalem bermimpi bertemu
ayahnya yang berkata bahwa jika Adipati Sengguruh hendak
mendatangi Giri, sebaiknya tidak melawan
Adipati Sengguruh dan
menyingkir bersama kelurga dan
pengawal. Maka karena mimpi itulah Sunan Dalem mengungsi ke Dusun
Gemena. Setelah datang di Gumeno, Kanjeng Sunan duduk bersama isterinya serta
putra-putranya. Ki Gumeno yang bernama Ki Kidang Palih sangat terkejut
mendapat tamu Gusti beserta pasukannya.
9. Diceritakan bahwa bala
tentara Majapahit sudah
datang ke Giri,
namun ternyata disana tidak
ada Sunan Dalem
dan bala tentaranya.
Segera Adipati Sengguruh memerintahkan
pasukannya untuk bersama-sama
membongkar kuburan Sunan Giri. Pada saat itu Syeh Grigis sedang menunggu
kuburan Sunan Giri dan tidak mau beranjak pergi. Melihat itu Adipati Sengguruh
makin marah lalu menarik pedangnya, Syeh Grigis pun meninggal. Bala tentara
Terung segera mengali
kuburan, namun ternyata
Sebelum terlaksana perintah tadi
segera berdatangan “tawon
endas” yang tak
terhitung jumlahnya menyengat Adipati Sengguruh beserta pasukannya. Semua
terpontang- panting hingga orang Demak semua lari ke negerinya.
10. Larinya prajurit sampai ke
negerinya, sambil disengat
lebah dan bala
tentara hampir semua
meninggal tanpa satupun yang
tertinggal. Diceritakan bahwa
Adipati Sengguruh disengat
lebah dan berguling-guling. Peristiwa
itu telah membuat
Adipati Sengguruh bersama bala
tentaranya sadar dan kemudian hampir setiap tahun berbakti pada Sunan Prabu
Satmata. Sunan Dalem sudah mendengar bahwa musuh dari Terung telah kembali karena kalah perang dengan lebah. Bala
tentara yang meninggal sangatlah banyak dan
Adipati Sengguruh sendiri
sudah bertaubat. Sunan
Dalem menyuruh Raja Gumeno untuk pergi ke Giri. Dengan rasa
hormat Ki Ageng Gumeno berangkat menuju Astana Kuburan Prabu Satmata.
Terlihat disana jenazah dari Syeh Grigis yang
kemudian dikebumikan disebelah
timurnya kuburan Prabu
Satmata. Ki Kidang Palih (Ki
Gumeno) juga menimbun kembali makam
Prabu Satmata dan setelah itu pulang
untuk menghadap Sunan
Dalem. Lalu, Sunan
Prapen memutuskan untuk pulang ke Giri dengan menyuruh Syeh Koja untuk
menemani putra-putri dan istrinya berjalan di belakang. Sedangkan Sunan Dalem
berangkat bersama para prajurit dan para murid. Sesampainya di Giri tidak ada
barang yang hilang dan rusak,
karena semuanya masih
utuh. Di Gumeno
Sunan Dalem mendirikan masjid
tepatnya tahun Jawa 1461 dengan atap bertingkat tiga. Hal itu tentu untuk
menyatakan rasa terima kasih atas bantuan yang telah diterimanya di tempat itu.
11. Sebenarnya, sebelum Adipati Sengguruh dari Terung menyerang. Saat itu Giri Kedaton juga pernah diserang oleh raja Majapahit yakni pada masa Sunan Giri. Pada saat itu Majapahit diperintah oleh Kertawijaya (1447-1451 M).
Melihat agama Islam yang telah masuk ke dalam istana Majapahit sejak tahun 1448,
dan Secara sembunyi-sumbunyi telah
ada beberapa orang
dalam Keraton yang menerima agama Islam.
Melihat kenyataan itu,
raja Majapahit Kertabumi berusaha untuk menghambat atau menghalang-halangi meluasnya agama Islam.
Tetapi usaha itu
gagal, akhirnya raja
Majapahit berusaha untuk
menaklukkan pusat gerakan Islam,
yakni Giri Kedaton.
Pesantren Giri diserbu
oleh tentara Majapahit dengan serangan kilat. Konon menurut tutur cerita pada waktu itu Sunan Giri sedang menulis di dalam kamar dengan sebuah kalam,
yakni alat untuk
menulis yang dibuat dari pada ijuk pohon sagu. Sunan Giri pun melemparkan kalamnya ke tengah-tengah musuh yang sedang menyerang. Kalam Sunan Giri itu berubah menjadi sebuah keris yang kemudian mengamuk dan menyerbu dengan berputar-putar (munyeng) menghantam dan menusuk para tentara
Majapahit, akhirnya pasukan Majapahit itu lari tunggang-langgang mundur teratur, kembali pulang ke Majapahit.
12 .Karena kegagalan serangan Majapahit
itu maka pada
perkembangan selanjutnya antara Majapahit dengan Sunan
Ampel dan Sunan
Giri mengadakan pendekatan
dan bermusyawarah untuk berbaik kembali. Peneliti menganalisis dengan
adanya bukti yang
mendukung, dapat disimpulkan bahwa memang
perseteruan antara Giri
dengan Tandes sudah berlangsung lama. Dibuktikan
dengan geneologis para
Bupati Tandes (Gresik) yang merupakan keturunan Maharaja Majapahit, Adipati Sengguruh di Terung. Peninggalan pada kompleks
area makam Bupati
Tandes (Gresik) banyak
batu-batu peninggalan berlambang matahari sebagai lambang dari Kerajaan
Majapahit. Artinya lambang yang terdapat pada
kompleks makam Bupati Tandes
(Gresik) menunjukkan bahwa antara keduanya masih memiliki hubungan.
B.
Puncak Konflik Giri dan Tandes Dengan ditundukkannya dan
dimasukannya Giri di
bawah kekuasaan Mataram membawa pengaruh
yang tidak kecil
bagi “hidup mati”
kota Gresik. Raja Mataram (Amangkurat I) pada tahun 1660 telah mengganti gelar penguasa Giri dari Panembahan menjadi Pangeran dan diangkat di Gresik seorang
penguasa bidang duniawi bukan bidang spiritual.
13. Saat itu Kerajaan Giri Kedaton hanyasebagai pusat spiritual yang dipimpin oleh Pangeran, sedangkan di Gresik
saat itu dipimpin oleh umbul
yang kemudian menjadi
cikal bakal munculnya
bupati pertama Gresik (Tandes). Pada saat kekuasaan politik Giri telah hancur yakni
tahun 1680, Gresik berada dalam kekuasaan umbul. Giri Kedaton saat itu juga masih memiliki
peran sebagai pusat spiritual
dibawah penguasa Pangeran,
sehingga Giri dan
Gresik terpisah dalam dua kekuasaan yang berbeda. Giri meskipun secara politik
telah hancur, namun sampai
menjelang abad ke-18
masih disegani lawan
maupun kawan. Sumber VOC menginformasikan bahwa masih ada kekuatan di Giri yang perlu diperhitungkan, yaitu daya
tarik masyarakat terhadap kekeramatan
Sunan Giri. Pada saat itu
Gresik berada pada
kekuasaan Mataram yang
oleh Sunan Amangkurat I diangangkatlah Bagus
Sateter, yakni Saudara
sesusuan permaisurinya menjadi pejabat
umbul Gresik. Ia berdampingan dengan Kertilaksana yang diangkat Pangeran Mas Witana. Bagus Sateter menggunakan gelar Ki Tumenggung Naladika.
Sepeninggal Ki Tumenggung Naladika, yang menggantikan kedudukan
sebagai umbul adalah
puteranya yang bernama Bagus Dana, dengan
gelar Raden Tumenggung
Harya Naladika. Sepeninggal Raden Tumenggung Harya Naladika, Gresik oleh Sunan Amangkurat menunjuk saudara Raden Tumenggung
Harya Naladika yaitu
Ki Bagus Lanang Puspadiwangsa yang diberi
gelar Ki Tumenggung
Puspanegara.
14.Sebelum Bagus Puspadiwangsa diangkat oleh Amangkurat, pada masa pemerintahan Harya Naladika diangkat menjadi mantri
Nayaka Gresik, membatu tugas-tugas umbul Gresik dalam pemerintahan.
Langkah awal yang
dilakukan oleh Ki Tumenggung Puspanegara setelah
ditunjuk oleh Amangkurat
untuk menjadi penguasa Gresik yakni
dengan mengamankan Gresik.
Untuk menentramkan Gresik ia memanfaatkan
tali kekerabatan dengan
tokoh-tokoh yang memiliki pengikut besar dan kuat. Melalui Nyai Uju, puteri bungsu Pangeran
Kertanegara putera Pangeran Mas Witana Panembahan Giri, Ki Tumenggung Puspanegara mendapat dukungan dari sentana Giri Gajah.
15.Dengan dukungan dari
kerabat Giri Gajah,
Bugis, Madura, dan
Umbul Gresik. Kyayi Tumenggung
Puspanegara dalam waktu
singkat berhasil menciptakan keamanan di Gresik. Semua perusuh yang ingin mengacau Gresik dapat dihalangi sebelum
melakukan aksinya. Demikianlah,
suasana aman yang tercipta itu berangsur-angsur menghidupkan
kembali kehidupan rakyat
Gresik yang porak poranda
akibat kerusuhan dan
perang yang berlarut-larut. Kesengsaraan rakyat Gresik
selama bertahun-tahun berangsur
berubah menjadi kemakmuran karena Tumenggung Puspanegara telah berhasil memimpin Gresik dan menjalankan Amanat
Amangkurat II. Dalam
keberhasilannya itulah, Pada tahun 1688, Gubernur Jenderal Johannes Camphuijs, pimpinan tertinggi
Kompeni di Batavia mengeluarkan besluit pengangkatan Ki Tumenggung Puspanegara sebagai bupati pertama Gresik (Tandes).
16. Sehingga Gresik mulai menjadi sebuah kabupaten pada akhir abad ke-17M, dengan nama Kabupaten Tandes, dimana Sidayu yang sekarang masuk dalam wilayah Kabupaten Gresik pada waktu itu juga berdiri sendiri sebagai
kabupaten. Saat itu Gresik
dikenal dengan nama
yang dalam kesusastraan
Jawa memang dipakai untuk menyebut Gresik sebagai istilah pengganti. Nama ini terkenal
sejak zaman dahulu di
kalangan penduduk serempat
sebagai nama dari
sebuah Kabupaten zaman lampau.
17.Tandes untuk menyebut
nama Gresik juga
dapat dibaca pada
inskripsi yang terdapat dalam
komplek makam para
Bupati Gresik terdahulu.
Nama ini terukir pada sebuah
batu berbentuk lingga,
di depan makam
Tumenggung Puspanegara. Inskripsi itu ditulis dalam bahasa Jawa Madya berbunyi: “Puniko wewangun hing Kanjeng Tumenggung Poesponegoro hing negri Tandes, hisakala sami adirasa tunggal masaluhu tanggala titi”
. Artinya: “Ini adalah bangunan persembahan Kanjeng Tumenggung
Poespanegoro di negeri
Tandes
(Candrasengkala memet yang berarti tahun Saka 1617), Tuhan Allah Yang Maha Tinggi.”
Selain itu, pada
makam Kanjeng Ki
Tumenggung Tirtoredjo (Bupati Gresik di Tandes) yang wafat tahun 1681 tertulis prasasti juga menunjukkan
nama Tandes, yakni: “Pakuburan Kanjeng Tumenggung Tirtoredjo Bupati ing Nagari Tandes, seda ing dinten Senen sinengkalan murtinining salira rasa tunggal”
.
18.Artinya Makam Kanjeng Tumenggung Tirtoredjo Bupati di Negara Tandes, wafat hari Senin tahun 1681).
Mengenai letak Kabupaten
Tandes sendiri bukan
berarti Tandes yang berada di Surabaya
saat ini. Memang
tidak bisa disimpulkan
secara pasti mengenai pusat kekuasaan Kabupaten Tandes sendiri, tapi dilihat pada Babad
Giri Kedaton menunjukkan bahwa
kebijakan para Bupati
Tandes di antaranya membangun masjid Jami’. Bisa dianalisis bahwa mungkin letaknya disekitar
alun-alun. Kebijakan pada
awal pemerintahan Ki
Tumenggung Puspanegara ialah mendirikan masjid, pasar,
pengadilan, bukan mendirikan
kantor Bupati.
19. Mungkin karena faktor itu jugalah, keberadaan Kabupaten Tandes (Gresik)
tidak bisa disaksikan jejak peninggalan sejarahnya. Hubungan antara Giri yang saat itu sebagai pengusa spiritual dan Gresik (Tandes) sebagai penguasa duniawi mulai mengalami pergesekan yang luar
biasa. Ketika itu Giri Kedaton berada ditangan penguasa Pangeran Giri yakni
Singasari, sedangkan Bupati Tandes (Gresik) yang menggantikan Tumenggung Puspanegara yakni Bupati Kanoman dan Kesepuhan. Terjadinya kemelut segitiga dalam suatu
pertempuran pada tahun 1743/1744 M antara Giri yang saat itu diperintah
oleh Pangeran, dengan Gresik (Tandes) yang saat itu dipegang oleh dua orang
Bupati, yakni Ki Tumenggung
Jayanegara sebagai Bupati
Kesepuhan dan Ki Tumenggung Puspanegara II sebagai Bupati Kanoman.
Menurut Wisselius Pangeran Singasari memimpin Giri pada tahun 1725- 1743/1744 M). Tumenggung
Puspanegara II (1743-1748 M) sebagai
Bupati Kanoman, sedangkan Tumenggung
Jayanegara (1732-1748 M)
sebagai Bupati Kesepuhan. Untuk menelusuri waktu terjadinya perang saudara dalam konteks
ini perlu diketahui bahwa Pangeran Singasari di Giri mengakhiri kekuasaannya
pada tahun 1743/1744 M, Tumenggung Puspanegara II memerintah pada tahun 1743-1748 M. Kemelut ini ternyata berdampak pada berakhirnya kekuasaan Pangeran Singasari sebagai penguasa
spiritual di Giri
dan berakhirnya kekuasaan
Bupati Puspanegara II dipihak lain.
20.Menurut Wiselius peristiwa itu terjadi pada tahun 1743 yang panjang lebar diceritakan dalam sumber tradisional Babad Gresik. Kemelut itu diawali
karena adanya sikap
ketidaksukaan antara Bupati
Kanoman yakni Tumenggung
Puspanegara II dengan
Bupati Kesepuhan Jayanegara. Nampaknya ketidaksukaan
itu dilampiaskan melalui
penguasa Giri yakni Pangeran Singasari.
Ki Tumenggung Puspanegara II Kanoman sering menyuruh dan mendorong kepada Pangeran Singosari untuk menyerang Gresik. Sampai tiga kali pernyataannya di sampaikan, namun Pangeran Singosari tidak memperhatikan. Akhirnya, Ki Tumenggung Puspanegara II Kanoman memutar balik strateginya dengan melaporkan
bahwa Ki Tumenggung
Jayanegara Kesepuhan akan menyerang Giri dan menyuruh supaya Giri berjaga-jaga.
Melalui Pangeran Singasari, Bupati
Kesepuhan diadu domba
oleh Pangeran Kanoman.
Awalnya, Pangeran Singosari tidak percaya, ini dibuktikan dengan berkata: “Duh,Adinda Puspanegara, tidak
mungkin kandamu Tumenggung
Jayanegara berhianat padahal mengaku
saudara tua, dan
lagi saya merasa
tidak ada kesalahan terhadap saudaramu, walaupun itu perasaanku sendiri”
21.Mendengar ucapan itu
Bupati Kanoman berusaha
meyakinkan dengan mengadukan kepada Pangeran
Singasari bahwa Kyai
Tumenggung Jayanegara kesepuhan sudah menyusun
kekuatan untuk menyerang
Giri. Pada saat
itu Pangeran Singasari sempat bertanya kepada Bupati Kanoman tentang strategi
apa yang harus disiapkan
agar penguasa Giri
dan masyarakatnya bisa
selamat dari Ki Tumenggung Jayanegara. Bupati Kanoman pun menyanggupi bahwa ia akan membantu dan membela Giri dengan meminjami persenjataan. Pada kesempatan itu Pangeran Singasari
sempat mengadu kepada
Ki Tumenggung Puspanegara II
tentang tindakan Ki
Tumenggung Jayanegara yang dianggap aniaya
itu. Padahal sebelumnya
Ki Tumenggung Jayanegara pernah mengatakan kepada
Pangeran Singasari bahwa
beliau sudah dianggap sebagai saudaranya, akan
tetapi Ki Tumenggung
Puspanegara II kembali mengingatkan bahwa setiap
orang harus hati-hati
dalam berteman. Meskipun secara lahiriyah kelihatan baik, namun tidak mungkin batinnya juga
demikian.
22.Bukan hanya Pangeran
Singasari yang terpengaruh
oleh hasutan Bupati Kanoman, patih Giri
bernama Pangeran Sumayuda
yang masih ada
hubungan .kekeluargaan sebagai ipar Pangeran Singasari juga ikut terpengaruh. Kala
itu ada seseorang yang bersumbar terhadap orang Giri dengan “usum-usum”atau musim-musiman. Mendengar itu
Pangeran Sumayuda marah,
sehingga terjadilah pertengkaran. Berawal dari
pertengkaran itulah, tentara
Ki Tumenggung Jayanegara bernama Raden
Jayeng, memberitahu bahwa
hal semua ini
adalah perbuatan mata-mata dari
Giri. Oleh karena
itu Ki Tumenggung
Jayanegara memerintahkan para bawahannya
agar menyiapkan prajurit
untuk pergi
memerangi Giri. Ki Tumenggung Jayanegara mengatakan : Kalau demikian, lebih baik diserbu Giri, lekas siapkan bala prajurit, orang ramai dan sibuk
di kota”. Terjadilah perang dimana
Giri dibantu oleh
Bupati Kanoman berupa senjata. Diceritakan bahwa
senjata berupa meriam
Kalataka dari Tumenggung Kanoman dijalankan pada
tengah malam ke
Giri untuk diberikan
kepada Patih Giri, Pangeran Sumayuda.
Gresik (Tandes) meminta
bantuan pada Ki Sawunggaling Tumenggung Surabaya serta dibantu oleh Kolonial Belanda. Bala tentara Kompeni sudah berangkat ke Tandes (Gresik), lalu menuju Giri
bersama bala tentara Gresik.
Orang-orang Giri segera
berhamburan ketakutan meninggalkan Pangeran Singasari. Pangeran Sumayuda memberitahukan kepada
Pangeran Singasari : “Bagaimana kanda, saya sudah kalah, musuh dari Tandes banyak disertai oleh Kompeni, bala tentara Giri banyak yang pada pergi di waktu malam, adik kanda Ki Tumenggung Puspanegara tidak jadi datang, jadi bohong terhadap janjinya”. Pangeran
Singasari selanjutnya berkata
: “ Kalau begitu lebih baik
kita lolos saja
ke Negeri Jipang,
minta bantuan pada saudara Pergul”. Pangeran Sumayuda menjawab : “Saya minta ijin untuk menemui musuh dari Tandes sudah
sampai di Asem
Kecil diwaktu malam”.
23.Dalam pertempuran yang
tidak seimbang itu,
Pangeran Sumayuda melaporkan kepada Pangeran Singasari bahwa pasukannya mengalami kesulitan, karena pasukan Tandes
dibantu oleh tentara
kompeni dan pengusa
Surabaya dengan jumlah sangat banyak. Di lain sisi,
prajurit Giri banyak yang melarikan diri. Ki Tumenggung Puspanegara II yang berjanji akan datang dan membantu di Randu Gatang ternyata tidak menepati janjinya. Perseteruan itu membuat Pangeran Singasari harus melarikan diri, karena Kyai Tumenggung Jayanegara melakukan penyerangan. Pangeran Singasari lolos dari negeri Jipang di waktu malam
harinya dari Giri. Pangeran
Sumayuda dan Ronggo suci terlalu banyak musuh maka bersembunyi di dalam Gua.
24.Memanasnya hubungan antara Tandes dengan Giri merupakan kesempatan bagi kompeni untuk ikut berperan menghabisi Giri. Ini terjadi karena sejak
awal kompeni sangat terusik oleh Giri yang mampu mengobarkan semangat resistensi terhadap kompeni, seperti yang dilakukan oleh Trunajaya pada paruh abad
ke-17. Bahkan sampai pada akhir tahun 1775 M, kompeni merasa perlu menuntut janji dari para petugas yang mengurusi makam Sunan Giri bahwa mereka tidak akan membiarkan keris sakti
Kyai Kalamunyeng peninggalan
Giri jatuh ke
tangan-tangan orang yang
tidak berhak, yang
mungkin menggunakannya untuk mengobarkan pemberontakan.
25.Dalam konflik ini terdapat keterlibatan para kompeni untuk ikut sebagai suatu kesempatan emas. Adanya unsur politik adu domba (devide at impera) yang diterapkan oleh Belanda di seluruh Indonesia juga berlaku pada wilayah
Gresik pada saat itu. Ini dijadikan peluang bagi Kolonial Belanda untuk ikut
terlibat didalam pertempuran dan memihak pada satu kelompok yang mana kelompok itu bisa membantu dalam upaya perluasan wilayahnya. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa setelah Kerajaan Giri Kedaton jatuh sebagai bidang kekuasaan
politik, Giri masih
berlanjut sebagai pusat
spiritual.Saat itu Amangkurat II mengangkat Seda Kemlathen, seorang bangsawan asal Jipang menjadi penguasa Giri. Lalu, digantikan oleh Pangeran Singonegoro
dan digantikan oleh Pangeran
Singosari. Hingga akhirnya,
hancurlah Giri Kedaton sebagai pusat kekuasaan spiritual di Gresik ketika terjadinya kemelut
peperangan antara Pangeran Giri dengan dua Bupati Gresik (Tandes).
C.Akhir dari Konflik Giri dan Tandes
Dalam perseteruan ini
berakhir dengan jatuhnya
Giri dan Pangeran Singasari pun pergi melarikan diri ke Japan (Bojonegoro) dan meninggal di desa Bekukul. Gelar pangeran
ditiadakan diganti lurah
juru kunci yang
bertugas menjaga masjid dan kuburan Sunan Giri. Penjaga masjid dan kuburan bernama Ketib Modin yang menjadi lurah juru kunci ialah Gus Mukmin dari desa Kajen yang masih tinggalannya
Pangeran Singasari. Desa-desa
di bawah Giri
semua beralih menjadi wilayah kekuasaan Gresik hingga sekarang.
26.Di Giri diberi orang yang memang keluar dari tiga desa, yakni Kajen, Kedahanan, dan Giri Gajah. Di lain sisi, senjata yang ditinggal
berupa meriam Malela
dibawa oleh tentara Gresik. Tumenggung Jayanegara mulai curiga akan keterlibatan
adiknya yaitu Tumenggung Puspanegara
II dalam peristiwa
bersejarah ini. Ki Tumenggung Jayanegara memerintahkan pada
bawahannya untuk mengklarifikasikan tentang keterlibatan
adiknya, Bupati Kanoman.
Masyarakat Giri pun bersaksi bahwa memang benar prahara itu muncul dari provokasi
Bupati Kanoman. Setelah diperiksa
kecurigaanya dibuktikan dengan
ditemukannya persenjataan yang digunakan
oleh Prajurit Giri
berasal dari Tumenggung Puspanegara II. Keluarga penguasa Tandes
sudah lengkap berkumpul,
diantaranya Ngabehi Yudanegara, Jayareja,
Jayadirana, semua mengawasi
Kabupaten Kanoman, sebab Ki Tumenggung Puspanegara II serta keluarganya tidak ada yang mau keluar.
Tidak keluarnya Bupati
Kanoman itu memang
karena sudah mengetahui bahwa saudara tuanya, Bupati Kasepuhan serta keluarganya bersama pasukan kompeni mengawasi di luar Kabupaten Kanoman. Untuk mengklarifikasi kebenaran,
Tumenggung Jayanegara memanggil adiknya Tumenggung Puspanegara II Kanoman akan tetapi tidak mau menghadap Bupati Kasepuhan dengan
alasan sakit. Sebagai
pejabat yang berada
dalam kekuasaan kompeni, maka Ki Tumenggung Jayanegara melaporkan perbuatan adiknya yakni Tumenggung Puspanegara II dengan mengirimkan surat ditujukan kepada Gubernur Genderal
VOC di Batavia
atas tindakan adiknya,
Ki Tumenggung Puspanegara II. Nasib Tumenggung Puspanegara II dipecat sebagai Bupati Kanoman dan dibuang ke Pulau
Bandan bersama istrinya
yakni Raden Ayu
Medanten dan putranya bernama Jayeng serta cucunya
yang bernama Raden Manujaya. Sejakkeberangkatan Ki Tumenggung Puspanegara II digantikan oleh putra menantu yang masih terhitung kemenakan yaitu putra dari Ki Yuda Negara yang
bergelar Tumenggung Tirtoredjo juga
berkududukan di Kanoman
berkumpul dengan mertuanya yaitu Tumenggung Suranegara. Ketika itu memasuki tahun Jawa 1684 sedang yang menjadi permaisuri yaitu putri Tumenggung Suranegara.
27.Dari sini dapat dianalisis bahwa memang puncak konflik antara Giri dan Tandes terjadi saat peperangan antara tiga penguasa di Gresik tersebut.
Melalui dalih kekuasaan, hubungan
itu menjadi titik
puncak hancurnya satu
kekuasaan yakni kekuasaan di
Giri. Ini menunjukkan
bahwa memang sesuai
dengan teori politik yakni dampak
konflik politik dapat
menghasilkan suatu konsesus
baru (kalah-menang), atau bahkan
malah menghancurkan kedua
kelompok dari perseteruan tersebut. Maka,
sebagai akhir dari
konflik antar keduanya
dapat diterik kesimpulan bahwa
hasilnya yakni terjadilah
peralihan kekuasaan yang dimenangkan oleh Tandes dengan hancurnya Giri Kedaton sebagai pusat
spiritual serta politik. Saat itu jugalah Giri menjadi wilayah kekuasaan Gresik
(Tandes), atas kemenangan Bupati Kasepuhan yakni Tumenggung Jayanegara. Semua desa yang semula menjadi
bawahan Giri dimasukkan
ke dalam kekuasaan
Tandes, sedangkan Giri hanya
mendapat jatah untuk
mengurus tiga desa,
yakni Kajen,Kedahanan, dan Giri Gajah. Peralihan kekuasaan dari
Kerajaan Giri Kedaton
menjadi Kabupaten Tandes dapat dilihat dari pola hubungan yang terjalin diantara kedua
kekuasaan tersebut. Adanya konflik
diantara keduanya menyebabkan
terjadinya peralihan kekuasaan ini. Konflik antara Giri dan Tandes sebanarnya telah ada sejak
masa Sunan Prapen, yakni ketika Adipati Sengguruh melakukan penyerangan terhadap Giri. Dilihat dari
geneologisnya Adipati Sengguruh
sendiri memiliki anak
Ki Ketib (Ki Gaib),
lalu menurunkan Ki
Tempel, dan berlanjut
Ki Kemis yang merupakan ayah dari
bupati pertama Tandes,
Ki Tumenggung Puspanegara. Kemulet ini mengalami
perpanjangan yang diawali
pada saat hancurnya
Giri Kedaton sebagai kekuatan politik pada tahun 1680. Saat itu Gubernur
General Kolonial Belanda mengangkat
Bagus Puspadiwangsa atau
Ki Tumenggung Puspanegara sebagai Bupati
pertama di Tandes.
Namun, saat itu
Giri Kedaton masih ada, hanya sebatas penguasa spiritual. Artinya, pada saat itu memang
ada dua kekuasaan di Gresik yakni di Giri Kedaton dan Kabupaten Tandes. Puncak dari konflik ini
ketika adanya kemelut
segitiga antara Giri
dan Tandes yang kemudian inilah dijadikan
titik awal adanya
satu kekuasaan di
Gresik yakni Kabupaten Tandes, Kemelut
itu dimenangkan oleh
Tandes, di lain
sisi Giri Kedaton benar-benar hancur.
Sehingga wilayah Giri
pada waktu itu
berada di Bawah kekuasaan Kabupaten Tandes. Akhir dari konflik itu ialah
(menang-kalah) yang berdampak pada peralihan kekuasaan dari Giri Kedaton menjadi Kabupaten Tandes.
SELAIN ITU PERLU KITA MENCERMATI GARIS WAKTU NUSANTARA :
ADA LAGI SELAIN ITU YANG JUGA PERLU KITA MENCERMATI GARIS WAKTU NUSANTARA YANG LAIN:
SELAIN ITU PERLU KITA MENCERMATI GARIS WAKTU NUSANTARA :
Semua bangsa-bangsa Ras Nusantara ini adalah berasal
keturunan dari satu generasi Manusia purba Tertua dan Pertama yang mulai
muncul lahir di muka bumi sedunia ini, yaitu manusia purba generasi
Meganthropus Paleo Nusantaraicus dan generasi-generasi Hominid dan Homo lainnya
pada masa 1- 4 juta tahun dahulukala, dan yang fosil-fosilnya telah ditemukan
di berbagai pulau dan daerah tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. (Sumber:
Anthropoaleontologi Von Koningswald; Geologi Van Bemmelen; Purwayuga Pangeran
Wangsakerta, 1678).
Semasa Tahun 20.000 – 2.000 SM.
Sejak ribuan tahun purbakala yang menjadi urat nadi hubungan
laut antara dunia Barat dan dunia Timur adalah jalur pelayaran dan perdagangan
lewat: Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Sunda, sampai di Laut Cina
Selatan. Pada jaman dahulu kala sampai abad ke-14 M, Semenanjung Malaya masih
merupakan satu semenanjung tanah daratan kering memanjang sampai di ujungnya di
wilayah Belitung (Pulau Belitung sekarang).
Pulau Jawa dan pulau Sumatra masih merupakan satu pulau yang
panjang yang tersambung bersatu oleh sejalur tanah daratan kering di kawasan
Panaitan (Pulau Panaitan sekarang) dan Ujung Kulon antara Lampung dan Jawa
Barat. Pelabuhan Palembang masih terletak di tepi laut terbuka luas, yaitu
Selat Malaka, dan tidak seperti sekarang berada di pedalaman sejauh 50 km dari
tepi pantai. Begitu pula pelabuhan Jambi di Muara Tembesi (Muara Sabak) yaitu
muara sungai Batanghari, masih terletak di tepi pantai laut terbuka Selat
Malaka. Gunung Muria (Jepara) di Jawa Tengah masih merupakan suatu pulau
terpisah dari daratan pulau Jawa.
Di kawasan sepanjang jalur perairan Nusantara ini, sejak
ribuan tahun dahulu kala, telah bertumbuhan ratusan kerajaan-kerajaan kecil dan
besar. Pelayaran dan perdagangan antar-pulau Nusantara dan dengan negeri-negeri
luar di mancanegara telah berkembang ramai. Bahan-bahan dan barang- barang
dagangannya diantaranya ialah: padi-padian, emas, perak, timah (bahan untuk
perunggu), lada atau merica, rempah- rempah, alat-alat besi dan perunggu,
gading gajah, dan banyak lagi lain-lainnya.
Kawasan Nusantara yang sangat strategis, subur makmur dan
kayaraya ini selalu menjadi pusat perebutan kekuasaan diantara
kerajaan-kerajaan pribumi Nusantara sendiri.
ORANG ASING PERTAMA DI NUSANTARA.
Th. 1500 – 1000 Sebelum Masehi:
Pelabuhan Singkil: Di pantai Samudera Hindia, kawasan Tanah
Batak. Sudah terkenal ke negeri-negeri di Mesir-kuno dan Timur Tengah. Raja
Nabi Sulaeman (Salomo) mengutus orang-orang Pnoenesia dari Sidon ke Singkil
untuk membeli kamper di Singkil. Pelabuhan Singkil dan Barus sudah menguasai
ekspor dari Tanah Batak (kamper = kapur Barus).
Pelabuhan Sorkam dan pelabuhan Mungkur memegang monopoli
dunia ekspor kemenyan. Penjual tunggal untuk seluruh dunia. Kemenyan sangat
digemari oleh penduduk negri-negri di Timur Tengah dan Mesir-Kuno. Digemari
oleh Raja Nabi Sulaeman dan oleh raja-raja Hemitik dan Semitik.
Pelabuhan Natal sangat banyak ekspor Emas. Begitu banyak
sampai didatangi oleh pedagang-pedagang bangsa Phoenesia sebelum jaman Rumawi,
sebelum jaman Yunani. Daerah pertambangan emasnya ialah Mandailing di Tanah
Batak Selatan.
Catatan:
Sejak jaman Nabi
Sulaeman (Th. 1000 SM) kota Damaskus sudah merupakan pusat perdagangan
distribusi rempah-rempah yang datang ke situ dari kepulauan Nusantara lewat
jalan laut ke Kwang Tung (= Kanton) di negeri Cina, dan dari situ lewat jalan
darat (jalan sutera) ke Damaskus.
Th. 100 Sebelum Masehi:
Orang Persia pertama datang di Nusantara, ialah di daerah
pantai Aceh Utara.
Th. 22 Sebelum Masehi :
Orang Cina pertama datang di Nusantara, yaitu di daerah
Kalimantan Utara.
Th. 78 Masehi : Orang Hindu pertama datang di Nusantara,
ialah di daerah pantai Aceh Utara.
EKSPANSI CINA KE NUSANTARA. TH. 100 – 565 M.
Tahun 1000 Sebelum Masehi:
Migrasi Cina ke Daratan Asia-Tenggara. Jaman Dinasti Chou
Tahun 1122-249 SM.
Suatu suku bangsa Mongoloid yaitu suku bangsa Syan, terdesak
oleh suku-suku bangsa Cina dan bermigrasi ke daerah-daerah daratan Asia
Tenggara di sebelah Selatan. Di sana mereka bercampurbaur asimilasi dengan
suku-suku bangsa pribumi asli seperti suku-suku bangsa: Karen, Senoi, Meo,
Munda, Sakai, dan lain-lainnya. Suku-suku bangsa pribumi ini tergolong ras
Nusantara, yang oleh orang Barat disebut Austronesia, dan yang sejak 600.000
tahun dahulu kala telah bermigrasi ke sana menjadi penduduk penghuni pertama
di kawasan daratan Asia Tenggara pada masa jauh terlebih dahulu sebelum
munculnya manusiapurba Cina-Mongoloid “Pekinensis” atau “Sinanthropus” di
dunia. Sejak terjadinya asimilasi suku bangsa Syan dengan suku-suku bangsa
pribumi itu, maka mulailah muncul kerajaan-kerajaan baru di kawasan daratan
Asia Tenggara, yaitu kerajaan Syan yang kemudian disebut Syanka atau Siam;
kerajaan Syan Pao Cha yang kemudian disebut Kam Pao Cha atau Kamboja; dan
kerajaan Syan Pao Nam yang kemudian disebut Syan Nam atau An Nam dan Syan Pao,
Syan Pa atau Campa. Kamboja dan Anam bersatu juga disebut Syan Pao Nam, Sya Pa
Nao atau Yawana.
Tahun 210 Sebelum Masehi :
Migrasi Cina ke Teluk Tongkin. Jaman Dinasti Ch’in Tahun
246-210 SM.
Kaisar Ch’in Shih Huang Ti di lembah sungai Hoang Ho (sungai
Kuning) menaklukkan, menguasai dan mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan
kecil dengan tangan-besi menjadi satu negara besar Cina. Banyak penduduk Cina
yang tidak mau tunduk kepada pemerintahan Kaisar Ch’in. Sebagian dari mereka
bermigrasi ke negeri-negeri di sekelilingnya. Sebagian penduduk yang bermigrasi
itu meresap masuk menjarah ke daerah-daerah di sekitar Teluk Tongkin yaitu
wilayah Hoa Binh dan Dongson do An Nam yang sekarang disebut Vietnam. Di sana
mereka berdiam dalam perkampungan-perkampungan Cina atau pecinan-pecinan.
Sementara orang Cina bercampurbaur asimilasi dengan suku-suku bangsa pribumi.
Tahun 100 Sebelum Masehi :
Cina Menyerbu dan Menjajah Daerah Teluk Tongkin. Jaman
Dynasti Han Tahun 206 SM. – 220 M. Bangsa Cina dari negeri Cina menyerbu,
merampok, membunuh dan kemudian menjajah daerah-daerah kawasan Teluk Tongkin,
yaitu negeri-negeri di kawasan An Nam dan Kamboja. Terjadi lagi migrasi
besar-besaran penduduk dari negeri Cina ke daerah-daerah yang direbutnya itu
dan mereka bertinggal disana dalam perkampungan-perkampungan Cina yang disebut
pecinan. Teluk Tongkin dan sekitarnya dijajah oleh negeri Cina.
Tahun 100 Masehi :
Agama Budha Masuk ke Negeri Cina.Jaman Dinasti Han Tahun 206
SM -220 M.
Pada tahun 64 M Agama Budha dari India masuk ke negeri Cina,
dibawa oleh orang-orang India lewat jalan darat di Asia Tengah.
Pada tahun 100 M. Agama Budha oleh Kaisar Han Wu Ti
dijadikan “agama negara” atau “agama resmi” di negeri Cina. Keadaan Agama Budha
demikian itu berlangsung sampai akhir jaman Dinasti Tang (Th. 618 – 906 M).
Tahun 100 – 400 M. :
Kerajaan Funan atau Fun An (=Pnom Penh). Jaman akhir Dinasti
Han Th. 206 SM – 220 M.
Kerajaan Funan yang berdiri pada awal abad ke-2 M. Meliputi
kawasan Kamboja, Siam dan Semenanjung Malaya bagian utara, mengusir penjajah
Cina dari kawasan Teluk Tongkin. Kapal-kapal perang dan bajak-bajak laut Cina
dihancurkan. Tetapi orang-orang Cina tetap bercokol di sana dalam
pecinan-pecinan dan ikut hidup bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Funan.
Kemudian dalam abad ke-5 Kamboja melepaskan diri dari kerajaan Funan dan
mendirikan kerajaan sendiri.
Catatan :
Sejak jaman ribuan
tahun purbakala telah ramai berkembang lalu-lintas pelayaran dan perdagangan
antara kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara dengan kerajaan-kerajaan di
daerah Asia Tenggara.
Tahun 100 – 200 M :
Negeri Cina Meluaskan Ekspansinya ke Nusantara. Jaman Akhir
D1nasti Han Th. 206 SM – 220 M. Negeri Cina mulai mengembangkan ekspansi
penjajahannya ke kawasan kepulauan Nusantara. berpangkalan di Kwan Tung (=
Kanton) yang sekaligus dijadikan pusat bandar dan pelabuhan perdagangan di Cina
Selatan. Dikirimkan ekspedisi-ekspedisi kapal dagang, kapal perang dan
perampok-perampok, bajak-laut Cina ke Formusa (Taiwan), daerah-daerah Filipina
ke daerah Kalimantan sebelah Utara, Laut Cina Selatan,Teluk Siam, Kalimantan
Barat, Semenanjung Malaya sampai masuk ke Selat Malaka. Sementara orang Cina
ada yang menyasar terdampar ke daerah Minahasa di Sulawesi Utara.
Di tempat-tempat pelabuhan dagang ekspedisi-ekspedisi Cina
itu menurunkan orang-orang Cina untuk menetap di sana sebagai pedagang. Mereka
bertinggal dalam perkampungan-perkampungan Cina yang disebut pecinan. Banyak
barang-barang hasil perdagangan dan hasil perampokan atau perampasan bajak-laut
Cina mengalir ke Kwan Tung (Kanton) yang di waktu sebelum itu hanya menjadi
pusat penampung perdagangan transit saja.
Bahan dan barang perdagangan itu dari Kwan Tang (Kanton)
masuk ke pedalaman negeri Cina dan sebagian dari Peking diperdagang kan ke
negeri-negeri di Asia Tengah sampai ke negeri-negeri di wilayah Rumawi melalui
jalan darat (Jalan Sutera) di Asia Tengah.
Nusantara Sampai Tahun 1000-an
sekitar 100
Kerajaan
“Dvipantara” atau “Jawa Dwipa” dilaporkan oleh cendikiawan India berada di Jawa
dan Sumatra.
Aji Saka
memperkenalkan sistem penulisan ke Jawa berdasarkan skirp dari India Selatan.
Raja-Raja Hindu
menguasai daerah sekitar Kutai di Kalimantan.
Kerajaan
“Langasuka” didirikan di sekitar Kedah di Malaya.
sekitar 130
Berdirinya
kerajaan Salakanagara di Jawa Barat
Tokoh awal yang
berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, Salakanagara (Salaka = Perak) inilah
yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk
Lada Pandeglang.
Raja pertama
Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula menjadi
duta negaranya (Palawa, India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi
menantu Aki Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Istrinya atau anak Aki Tirem
bernama Pwahaci Larasati. Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini
dinobatkan dengan nama Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara.
Permaisurinya bergelar Dewi Dwani Rahayu. Dewawarman berkuasa selama 38 tahun
dari tahun 130 sampai 168M.
Rajatapura adalah
ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja
Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII).
Raja-raja Salakanagara:
Dewawarman II
(Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)
168 – 195 M
Dewawarman II
(Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)
168 – 195 M
Dewawarman III (
Prabu Singasagara Bimayasawirya) 195 –
238 M
Dewawarman IV
(Darma Satyanagara) 238 – 251 M
Dewawarman V ( Darma Satyajaya) 251 – 289 M
Dewawarman VI (Prabu Gayanadewa Linggabumi) 289 – 308 M
Dewawarman VII
(Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati) 308 – 340 M
Dewawarman VIII
(Spatikarnawa Marmandewi) 340 – 362 M
Daerah kekuasaan
Salakanagara, meliputi Jawa bagian barat dan semua pulau di sebelah barat Nusa
Jawa.
340
Prabu Bima Digjaya Satyaganapati (Dewawarman VII) wafat.
Senapati Krodamaruta menggantikannya hanya selama 3 bulan.
Tibalah di
Rajatapura, Senapati Krodamaruta dari Calankayana bersama beberapa ratus
anggota pasukan lengkap. Krodamaruta adalah putera Senapati Gopala Jayengrana,
yaitu putera Dewawarman VI yang keempat. Kodramaruta langsung merebut kekuasaan
dan tanpa menghiraukan adat pergantian kekuasaan. ia dinobatkan menjadi
penguasa Salakanagara.
Spatikarnawa Marmandewi puteri sulung Dewawarman VII,
dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara ia bergelar Prabu Darmawirya
Dewawarman. Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, kehidupan penduduk makmur
sentosa. Ia sangat memajukan kehidupan keagamaan. Kebanyakan penduduk pemeluk
agama Ganesa atau Ganapati hanya sedikit yang memuja Wisnu dan Siwa.
358
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman
pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman
(382-395).
Salakanagara berubah menjadi kerajaan daerah.
Jayasingawarman
pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang
Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya
diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.
Jayasingawarman
dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga.
Pada naskah wangsakerta, sebuah dokumen yang ditulis di cirebon bertahun tahun
kemudian menunjukkan raja pertama Tarumanagara berkuasa sejak tahun 358 dan
menerunkan raja raja sampai tahun 699. Jayasingawarman manjdi raja pertama
Tarumanagara selama 24 tahun dari 358 – 382 M. selanjutnya penerus Kerajaan
Tarumanagara antara lain :
Darmayawarman 382 – 395 M
Purnawarman 395 – 434 M
Wisnuwarman 434 – 455 M
Indrawarman 455 – 515 M
Gandrawarman 515 – 535 M
Suryawarman 535 – 561 M
Kertawarman 561 – 628 M
Sudawarman (adik
Kertawarman) 628 – 639 M
Dewamurti 639 – 640 M
Nagajayawarman 640 – 666 M
Linggawarman 666 – 669 M
363
Kerajaan Indraprasta yang terletak di Cirebon Girang atau
Cirebon Selatan (Sekarang Kabupaten Cirebon) didirikan oleh Sang Maharesi
Santanu, seorang maharesi dari daerah Sungai Gangga India
Seperti halnya
Sang Maharesi Jayasingwarman pendiri Tarumanagara, Sang Maharesi Santanu
beserta para pengikutnya meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri
dari kerajaan pasukan Samudra Gupta Maurya. Ia singgah di Srilanka dan
Benggala, baru kemundian menuju Jawa Barat, yang pada waktu itu merupakan
Salakanagara yang diperintah oleh Dewawarman VIII.
Sang Maharesi
Santanu masih mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Sang Dewawarman VIII.
Santanu membangun sebuah desa di tepi Kali Cirebon, yang diberinya nama
Indraprahasta. Gunung Cereme, yang berdiri dekat daerahnya, diberinama
Indrakila dan Kali Cirebon yang melewati daerahnya diberi nama Gang-ganadi.
Kerajaan
Indraprahasta kemudian berkembang menjadi kerajaan besar. Maharesi Santanu
menjadi rajanya yang pertama (363 – 398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara
Sakala Kretabuwana.
397
Ibukota kerajan baru dibangun di daerah yg lebih dekat ke
pantai oleh Maharaja Purnawarman (Raja Tarumanagara ketiga (395-434)). Ibukota
kerajaan baru tersebut dinamai Sundapura — pertamakalinya nama “Sunda”
digunakan.
398-399
Jayasatyanagara menjadi penerus Maharesi Santanu di Kerajaan
Indraprasta. Jayasatyanagara menjadi raja kedua Indraprahasta (398 – 421 M).
Dia adalah putra sulung dari permaisuri Indari.
Pada tahun 399 M, Jayasatyanagara harus mengakui kekuasaan
Sri Maharaja Purnawarman dari Tarumanagara. Sejak itulah Indraprahasta menjadi
bawahan Tarumanagara.
417
Purnawarman memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan
Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai
penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor
sapi kepada kaum brahmana.
sekitar 425
Agama Budha sampai di Sumatra.
Catatan di
Indonesia pada masa ini masih kurang, tapi kita tahu bahwa kebudayaan yang
kompleks sudah terbentuk. Kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Jawa ditunjukkan
pada catatan-catatan dari Cina, karena para duta dikirim ke sana. Para pedagang
Arab dan Persia juga mengetahui tentang darah tersebut, dan bahkan Romawi dan
Yunani memiliki laporan dari jarak daerah yg sangat jauh.
Catatan dari
Indonesia sangat sedikit, karena penulisan dilakukan pada daun palem dan bahan
bahan lainnya yang tidak dapat bertahan lama. Banyak pengetahuan kita
berdasarkan pada Bangunan atau Prasasti Batu. Pada saat kita mulai mendapatkan
sejarah Sumatra dan Jawa secara jelas, telah ada bangunan-bangunan besar
terbuat dari batu, perabotan-perabotan
yang bagus, musik dan tarian tradisional sebanyakyang kita ketahui sekarang.
sekitar 500
Awal kerajaan Srivijaya di dekat Palembang
526
Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di
Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh
Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian
menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara.
sekitar 600
Kerajaan Melayu berkembang di sekitar (yang kita sebut
sekarang) Jambi, di Sumatra.
Catatan Cina dari
masa ini menunukkan kerajaan-kerajaan di Jambi dan Palembang di sumatra, dan
tiga kerajaan di Jawa. Kerajaan sebelah barat berhubungan dengan Prasasti
Taruma Negara, Kerajaan di bagian tengah disebut “Kalinga”, dan kerajaan
sebelah timur dengan ibukota mungkin didekat Surabaya atau Malang.
612
Cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh.
Kata Galuh diartikan secara tradisional oleh orang Jawa
Barat, galeuh atau inti. Dari pengertian tersebut, timbul pergeseran kata inti
menjadi hati, sebagai inti dari manusia. Dalam pengertian lain, kata galeuh
disejajarkan dengan kata galih, kata yang halus dari beuli(beli). Wajar jika
dalam perkembangan selanjutnya, timbul dua sebutan Galuh Pakuan dengan Galih
Pakuan.
Van Der Meulen mengemukakan tentang adanya tiga kerajaan
Galuh, antara lain sebagai berikut :
1. Galuh Purba (Galuh Lama) yang berpusat di daerah Ciamis
(Jawa Barat)
2. Galuh Utara (Galuh Baru = Galuh Lor = Galuh Luar) yang
berpusat di daerah Dieng
3. Galuh yang berpusat di Denuh (Tasikmalaya)
Kendan Cakal Bakal Galuh
Ndeh nihan carita parahiyangan. Sang Resiguru mangyuga
Rajaputra miseuweukeun Sang Kandiawan lawan Sang Kandiawati, sida
sapilanceukan. Ngangaranan maneh Rahiyangta Dewaraja. Basa lamku ngarajaresi
ngangaranan maneh Rahiyangta ni Medang Jati. Inya Sang Layuwatang. Nya nu
nyieun Sanghiyang Watang Ageung.
Terjemahannya :
” Ya inilah kisah para leluhur. Sang Resiguru beranak
Rajaputra. Rajaputra beranak Sang Kandiawan dan Sangkandiawati, sepasang
kakak-beradik. Sang Kandiawan menamakan dirinya Rahiyangta Dewaraja. Waktu ia
menjadi rajaresi menamakan dirinya Rahiyangta di Medang Jati, yaitu Sang
Layuwatang. Dialah yang membangun balairung besar”. (Danasasmita, 1983)
Ternyata tokoh Resiguru dalam carita parahiyangan itu adalah
menantu Sri Maharaja Suryawarman, penguasa Tarumanagara VII (515 – 535 M).
Kisah Sang Rajaresiguru Manikmaya, Raja Kendan, memperoleh keturunan beberapa
putera dan puteri. Salah seorang diantaranya bernama Rajaputra Suraliman.
Dalam usia 20 tahun, Sang Suraliman tampak ketampanannya dan
sudah mahir ilmu perang (yuddhenipuna. Oleh karena itu ia diangkat menjadi
Senapati dan kemudian menjadi panglima bala tentara (baladhika ning wadyabalad
Tarumanagara, oleh kakeknya.
Setelah Sang Rajaresiguru Kendan wafat, Sang Baladhika
Suraliman, dirajakan di Kendan sebagai penguasa baru. penobatan Rajaputra
Suraliman berlangsung pada tanggal 12 bagia genap bulan Asuji tahun 490 saka (
5 Oktober 568 M). Sang Suraliman selalu unggul dalam perang.
Dalam perkawinan dengan puteri Bakulapura (Kutai) keturunan
keluarga Kundungga yang bernama Dewi Mutyasari, Sang Suraliman mempunyai
seorang putera dan seorang puteri. Yang sulung bernama Sang Kandiawan. disebut
juga Sang Rajaresi Dewaraja atau Sang Layuwatang. Dan sang adik bernama Sang Kandiawati.
Sang Suraliman menjadi Raja Kendan selama 29 tahun (568 –
597 M). Sang Suraliman digantikan oleh puteranya, Sang Kandiawan. Ketika
ayahnya (Sang Suraliman) menjadi penguasa Kendan, Sang Kandiawan telah menjadi
raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Karena itu ia digelari Rahiyangta
ri Medang Jati.
Setelah Sang Kandiawan menjadi penguasa Kendan menggatikan
ayahnya, ia berkedudukan di Medang Jati, tidak di Kendan. Sang Kandiawan
menjadi Raja Kendan selama 15 tahun (567 – 612 M). Sang Kandiawan mengundurkan
diri dari tahta kerajaan, lalu menjadi petapa di Layung watang daerah Kuningan.
Sebagai pengganti dirinya, ia menunjuk putera bungsu yaitu Sang Wretikandayun
yang waktu itu sudah menjadi Rajaresi di Menir.
Seperti dalam cerita pantun Lutung Kasarung, tahta kerajaan
oleh Prabu Tapa diwariskan kepada puterinya yang bungsu Purbasari. Dasar
pertimbangannya, Purbalarang sebagai puteri sulung lebih terpikat oleh urusan
duniawi.
Sang Wretikandayun dinobatkan menjadi penguasa baru
menggantikan ayahnya pada tahun 534 saka atau 612 M. Ketika naik tahta, Sang
Wretikandayun berusia 21 tahun. Ketika dinobatkan ia tidak berkedudukan di
Kendan ataupun Medang Jati. Untuk pemerintahannya, Sang Wretikandayun
mendirikan ibu kota baru yang diberi nama Galuh (Permata).
Galuh berada di lahan yang diapit oleh Sungai Cimuntur dan
Citanduy. Lokasi bekas Galuh sekarang dikenal sebagai Desa Karang Kamulyan,
Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
669
Sang Maharaja Linggawarman, Raja Tarumanagara ke duabelas
wafat. Beliau digantikan oleh menantunya, Sang Tarusbawa, dengan gelar Sri
Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sunda Sembawa.
Penobatan dilangsungkan pada tanggal 9 bagian terang bulan
Jesta tahun 591 Saka (18 Mei 669 M).
Ketika Tarumanagara diperintah oleh mertuanya, pamor
kerajaanya sudah sedemikian merosot. Sang Tarusbawa berupaya mengembalikan
kejayaan Tarumanagara seperti ketika pemerintahan di pegang oleh Purnawarman
(395 – 434 M). Sang Tarusbawa lahir dan dibesarkan di Sundapura (Kota Sunda)
bekas ibukota Tarumanagara.
Tindakan pertama, Sang Tarusbawa merubah nama Tarumanagara menjadi Kerajaan
Sunda, mengambil nama kota kelahirannya yang waktu itu berfungsi dari sebutan
Sundapura menjadi Sunda Sembawa (Tanah kabuyutan).
Tindakannya tersebut, dimanfaatkan oleh Sang Wretikandayun
untuk memerdekakan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Sunda
sekitar 670
Seorang pengembara
Cina mengunjungi Palembang, Ibukota Srivijaya.
Candi Hindu
dibangun di dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.
Sekitar masa ini,
Kerajaan Sunda pertama bangkit setelah berakhirnya kerajaan Tarumanegara.
686
Srivijaya mengambil alih kerajaan Melayu di Jambi, dan
mengirim pasukan ekspedisi melawan kerajaan di Jawa.
Batu bertulis tertanggal 683 dan 686 dari sumatra selatan
dan Bangka menggambarkan kegiatan militer Srivijaya melawan Melayu dan
Jawa. Batu-tersebut adalah
tulisan-tulisan Malayo-Polynesia tertua yang diketahui.
sekitar 700
Kerajaan Suwawa
berkembang di Sulawesi Utara
Srivijaya telah
menaklukkan Kedah, di semenanjung Malaya.
sekitar 732
Sanjaya mendirikan wangsa Sanjaya di Jawa Tengah.
sekitar 770
Raja Sailendra,
Vishnu (atau Dharmatunga) mulai membangunn Borobudur.
Awal kegiatan pembangunan di Prambanan.
782
Raja Sailendra, Vishnu dilanjutkan oleh Indra (atau
Sangramadhanamjaya)
sekitar 790
Kerajaan Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla
(sekarang Kamboja); menguasai Chenla selama sekitar 12 tahun.
sekitar 812
Raja Sailendra, Indra dilanjutkan oleh Samaratungga.
sekitar 825
Borobudur selesai dibangun, diabawah kekuasaan Samarunga.
sekitar 835
Samaratungga meninggal. Putranya Balaputra direbut tahtanya
oleh mertua saudarinya, Patapan dari wangsa Sanjaya, yang menggantikan agama
Budha di Jawa dengan Hindu.
sekitar 838
Patapan dilanjutkan oleh putranya Pikatan (atau
Jatiningrat).
846
Kerajaan Tidore dikunjungi oleh utusan Khalifah
Al-Mutawakkil dari Baghdad.
sekitar 850
Pikatan
mengalahkan pasukan Balaputra, kemudian mengundurkan diri dari tahta untuk
menjadi petapa. Dia dilanjutkan oleh Kayuwani.
Balaputra, yang
berhak atas tahta Sailendra, melarikan diri ke Sumatra dan mengambil kekuasaan
di Srivijaya.
Raja Warmadewa
menguasai Bali.
Pada sekitar masa
ini kita memiliki versi Ramayana dalam bahasa Jawa Kuno. Pengerjaannya cukup
rumit, dan mungkin ada pengerjaan semacam ini sebelumnya yang tidak berhasil.
898
Raja Sanjaya, Balitung mengambil kekuasaan di Jawa Tengah.
Batu bertuliskan tentang Raja Balitung merupakan yang
pertama menbutkan “Mataram” di Jawa Tengah.
910
Raja Sanjaya, Daksa meneruskan Balitung di Mataram. Dia
mulai membangun candi Hindu yang besar, di Prambanan.
919
Raja Sanjaya, Tulodong meneruskan Daksa, berkuasa sampai 921
924
Raja Sanjaya, Wawa mengambil tahta Mataram. berkuasa sampai
928.
929
Raja Sanjaya, Mpu
Sindok mengambil kuasa. Dia memindahkan pemerntahan dari Mataram ke Jawa Timur
(dekat Jombang).
Letusan besar
Gunung Merapi pada tahun 928 atau 929 menjadi alasan Raja Mataram pindah ke
Timur.
947
Sri Isana
Tunggawijaya, putri Mpu Sindok, meneruskan Mpu Sindok sebagai penguasa di Jawa
Timur.
Raja Udayana dari
Bali, ayah Airlangga, lahir.
985
Dharmavamsa menjadi raja Mataram. Dia menaklukkan Bali dan
menemukan tempat tinggal di Kalimantan Barat.
Dharmavamsa juga dikenang karena memerintahkan penerjemahan
Mahabarata kedalam bahasa Jawa.
992
Raja Chulamanivarmadeva dari Srivijaya mengirimkan duta
besar ke Cina untuk meminta perlindungan terhadap pasukan Dharmavamsa dari
Jawa.
1006
Srivijaya menyerang dan menghancurkan ibukota Mataram.
Istananya dibakar, dan Dharmavamsa terbunuh. Airlangga (15 tahun) melarikan
diri. Beberapa tahun kekacauan terjadi di Jawa Timur setelahnya.
Tahun (M)
Epitomae (Irisan) Sejarah Indonesia, Nusantara dan Dunia
(1000 – 1500 M)
Tahun (M)
Airlangga, raja di Jawa Timur Airlangga adalah menantu dari
Darmawangsa, pada saat serangan balik Sriwijaya yang berhasil membunuh
Darmawangsa Airlangga sempat menghindar ke dalam hutan. Airlangga kemudian
mempersatukan kembali. Tahun 1019 dia sudah menguasai daerah Pasuruan dan usaha
ini termasuk perang berlangsung sampai 1035 dan efektif menguasai seluruh Jawa
bagian Timur. Pada masa ini Mpu Kanwa penyair istana menuliskan kisah
Arjunawiwaha dan Mahabrata yang disesuaikan dengan kisah hidup Airlangga,
menurut kisah, Airlangga membagi dua kerajaan untuk dua orang putranya menjadi
Janggala dan Kadiri.
Makam Airlangga (kiri) di Belahan, di lereng Gunung
Penanggungan ,Kediri, Jawa Timur. Dua arca yang di depan adalah permaisuri
Wisnu yang berfungsi sebagai pancuran air. Pada bagian tengah yang tertutup
terdapat arca Wisnu (kanan) yang dipercayai sebagai Airlangga. Seperti halnya ayahnya
Udayana yang juga dimakamkan di lereng Barat gunung Penanggungan.
Airlangga dianggap sama dengan Wisnu berarti dia seorang
raja yang perkasa, nampak dengan menunggang burung garuda bertubuh manusia
sedang menginjak dua ekor ular. Perhatikan perbedaan antara sikap yang tenang
pada penunggangnya dan kegelisahan pada burung garuda.
1019-1049
1017
Al
Biruni (973-1048), Khorasan (Turkmenistan), saintis Muslim mengembangkan alat
menentukan derajat lintang suatu tempat di muka bumi. Dia merevisi pandangan
Ptolemaus tentang aliran laut dari lautanIndiake lautan Atlantik.Menulis buku
Āthār al-bāqīyah (Chronology of Ancient Nations), At-Tafhīm (“Elements of
Astrology”).Pindah keIndia, dibahwah Ghazna (Afghanistan).
Prasasti Leran yang berupa nisan dari Fatimah binti Maimun
475 H, merupakan inskripsi pertama keberadaan Islam di Nusantara.
1082
1071
Jerusalem
kota suci bersama bagi ummat beragama Yahudi, Kristen dan Islam, kota ini
berada di bawah penguasa Muslim sejak tahun 634 dan selama itu tidak ada
masalah bagi semua penganut ketiga agama di atas dalam menjalankan agama dan
ziarah bagi penganut dari luar Jerusalem. Mereka dapat bepergian dan tinggal
dan mengunjungi tempat-tempat suci dengan bebas. Sejak khalifah Muslim dipegang
dinasti Bani Seljuk, Turki, para peziarah dari Barat (Eropa) mulai mendapat
gangguan dalam perjalanan semenanjung Balkan, terjadi juga perusakan terhadap
tempat-tempat yang dianggap suci oleh Kristen. Hal ini sejalan dengan ekspansi
Turki atasByzantium(Konstantinopel) dimana pimpinan Kristen Timur (Katolik
Orthodox) berdomisili. Patriarkh Alexius Comnenus meminta bantuan Paus Urbanus
II di Rome (Katolik Roma), namun pada tahun 1071, Konstantinopel berhasil
ditaklukkan Turki, dan meneruskan ekspansi ke wilayah Balkan lainnya, peziarah
dari Eropa jadi terhambat.
1096
Perang
Salib pertama. Atas imbauan Paus Urbanus II (1040-1099), jadi Paus
(1088-1099),Sekelompok orang (bangsawan) membentuk pasukan (crusader army)
untuk membebaskan Jerusalem, dipimpin Godfrey of Bouillon (1061-1100), berjalan
dan berlayar melalui berbagai jalur menuju Constantinople, terus bergerak
melalui Antiokia yang sebelumnya dikuasai Turki tahun 1085. Berhasil
merebutJerusalem pada 15 Juli 1099. Mereka melakukan pembunuhan massal
(massacre) yang memalukan terhadap orang Turki dan pendudukJerusalem non
Kristen. Sebagian besar pulang kembali dan sebagian tinggal diJerusalem membuat
benteng dan pasukan khusus mempertahankan Tanah Suci.
Jayabaya, rajaKediri, mempersatukan kembali Kadiri dan
Janggala, penulisan Barathayuda.
1135-1160
1144
Perang
salib kedua. Jerusalem kembali diambil alih oleh Turki, pasukan Crusader
membangun beberapa negara kota, diantaranya Edessa, Germania dan Frank
melancarkan serangan balasan namun gagal karena pasukan perlawanan Muslim lebih
terorganisir.
1150
Gerard
Cremona (1114-1187), Lombardy [Italy], menterjemahkan banyak karya-karya Arab
Islam ke bahasa Latin.
1174
Menara
miringPisa(Itali) dibangun, awalnya dibangun sebagai menara biasa untuk
katedral oleh Bonnano Pisano sebagai arsitek.
Kertajaya, rajaKediri, mengurangi peran kaum Brahmana, yang
berakibat konflik dan kalahnya Kertajaya berakhir pula kerajaanKediri.
1190-1222
1187
Perang
Salib ketiga. Salahuddin Al Ayubi (Saladin) seorang pemimpin Islam dan militer
yang legendaris menaklukkanJerusalem stelah dikuasai Ftanks selama 88 tahun.
Tiga orang Raja dari Eropa bergabung melawan Saladin; Richard the Lion Hearted
(England), Frederick Barbarosa (German) dan Philip Augustus (Frank).Frederick
menyerang melalui laut ke Asia Kecil Juni 1190 dan dipukul mundur. Richard dan
Philip sempat merebut kembalikota Acre, namun gagal menaklukkanJerusalem.
Kemudian Richard dan Saladin mengadakan perjanjian damai tahun 1192 yang
membolehkan para peziarah Eropa mengunjungi Jerusalem-Tanah Suci dengan bebas.
1200
Fakultas
kedokreran dan filsafat didirikan dalam Universitas Bologna (Italia).
1202
Perang
Salib keempat. Terjadi pelencengan terhadap tujuan awal perang salib, Mesir
pusat kekuasaan Islam menjadi target. Karena jalur pelayaran Mediteranie ke
Mesir melalui Venice, dimana orang Venesia lebih berminat atas perdagangan
dibanding agama, atas pengaruh mereka para Crusader melupakan Mesir dan mereka
menaklukkan kota pelabuhan Zara (Zadar, Croatia) kota Kristen saingan Venesia.
Kemudian tahun 1203 menyerangConstantinople (Katolik Timur), menaklukkan dan
menjarahnya 1204, atas kehendak Paus. Innocentius III (1160-1216), menjadi Paus
(1198-1216).
1212
Perang
Salib Anak-anakSemangat Perang Suci juga mempengaruhi anak-anak seperti halnya
pada orang dewasa. Seorang anak penggembala Stephen dari Cloyes (dekat Vendome
– Perancis) menyatakan mendapat penampakan Jesus yang memerintahkannya menyusun
pasukan untuk membebaskan Tanah Suci dari tangan penguasa Muslim. Berhasil
menghimpun 30,000 orang anak-anak dan orang dewasa miskin. Mereka berbaris
menujuParismeminta raja Philip II berperang bersama mereka. Raja menyuruh
mereka kembali pulang ke rumah.Nicholas anak Jerman dariColognemenghimpun
jumlah yang lebih besar dari daerah Rhineland danLorraine, meyakinkan
pengikutnya bahwa mereka akan dibantu Tuhan dalam membebaskanJerusalem. Mereka
berbaris melewatikotaMainz, dimana sebagian berhasil dibujuk pulang kembali,
sisanya meneruskan menyeberangi Alpen sampai ke Itali dan terpecah jadi
beberapa kelompok. Sebagian terus keVenicedanGenoa, sebagian lagi sampai ke
Marseille Perancis dalam mencari tumpangan kapal ke Mesir. Bagian terbesar
anak-anak itu hilang tak berbekas, yang diyakini telah dijual sebagai budak
oleh setelah dibawa ke Mesir oleh pedagang yang curang. Episode ini tidak
menghasilkan apa-apa bagi Eropa selain dari histeria patetik merebut kembali
Jerusalem akibat dari imbauan seorang Paus yang menimbulkan ‘suasana mati demi
Tuhan’ pada hampir semua kalangan.
1215
Bangsawan
Britania (Inggris) memaksa raja John (1167-1216), menandatangani MAGNA CARTA
pernyataan tentang hak pribadi, yang merupakan embrio demokrasi modern. Magna
Carta atau The Great Charter of English Liberties yang dikeluarkan guna
mencegah ancaman perang saudara, mengalami tiga kali perubahan yaitu pada tahun
1216, 1217, dan 1225. Pada masanya piagam ini belum banyak memberikan perubahan
yang berarti, namun sangat berpengaruh untuk generasi berikutnya. Magna Carta
menjadi simbol perjuangan melawan penindasan terhadap kebebasan, Petition of
Right (1628) dan Habeas Corpus Act (1679) keduanya merujuk langsung pada pasal
39 dari Magna Carta yang berbunyi: “no free man shall be…imprisoned or
disseised [dispossessed]…except by the lawful judgment of his peers or by the
law of the land.”. KonsitusiUSAmemperlihatkan pemikiran yang langsung berasal
dari piagam ini. (Brittanica Ensiclopoedia)
1218
Perang
Salib Kelima. Pasukan dari Frank dan German dipimpin kardinal Pelagius mencapai
Dumyat (Damietta, Mesir). Mereka ditawariJerusalem asal meninggalkan Mesir, dan
ditolak karena berharap mendapatkan wilayah yang jauh lebih besar. Misi ini
tidak berhasil dan akhirnya membuat kesepakatan damai dengan Muslim (Mesir)
tahun 1221.
1219
Ghengis Khan atau Temujin (1155-1227)Baikal,Mongolia.
Menyerbu Bukhara danSamarkand.
Imperium Mongol berlanjut.
Rajasa Amurwabhumi (Ken Angrok) raja Kerajaan Singosari.
Ken Angrok yang berasal dari rakyat biasa, membunuh Tunggul
Ametung bupati Tumapel, memperistri Ken Dedes janda Tunggul Ametung,
menaklukkanKediridan membangun dinasti Girindrawangsa
1222-1227
1228
Perang
Salib Keenam. Dipimpin oleh Frederick II, Raja Holy Roman dari Franks dengan
disertai sejumlah pemimpin pasukan dari berbagai negeri Eropa. Tanpa
pertempuran besar, berhasil membuat perjanjian dengan Sultan Mesir, Malik
al-Kāmil (1180-1238) dengan sebagian besarJerusalemmenjadi bagian Kristen.
Anusapati, raja di Singosari
1247-1248
1249
Perang
Salib ketujuh. Pasukan Turki merebut Jerusalem 1244, Louis IX dari Perancis
memimpin perang salib, merebut Damietta dengan harapan menukar dengan
Jerusalem, gagal karena pasukannya menderita kekalahan besar. Louis sendiri
ditawan dan dibebaskan tahun 1250 dengan tebusan.
1250
Roger
Bacon, (1220-1292),Oxford,England, merevisi pandangan keilmuan dengan
mengajukan experimental science.
1252
Paus
Innocentius IV membolehkan inkuisasi atau pengadilan gereja memakai cara
kekerasan yang kemudian menjadi brutal. Mencapai puncaknya pada jaman Raja
Ferdinand dan Ratu Isabela (Spanyol), diperkirakan 2,000 orang dibakar
hidup-hidup dan 160,000 Yahudi diusir dari Spanyol/Portugal. Raja Charles V
melakukan di Belanda pada 1522, inkusasi Spanyol dan jajahannya berakhir tahun
1834.
1260
Islam
memasuki Gujarat, pusat perdaganganIndiauntuk wilayah Timur
Wisynuwardhana, raja di Singosari
1248-1268
1260-1295
Cina
dipersatukan dibawah emperor Kubilai Khan (Mongol). Ekspansi pertama ke Selatan
Kertanagara, raja Singosari.
· Membangun pusat
pemerintahan Singosari
· Mengadakan
perlawanan terhadap hegemoni Kubulai Khan
· Mengadakan
aliansi dengan Campa menghadapi Mongol
· Menolak mengakui
Mongol setelah Campa jatuh ke bawah Mongol.
· Terbunuh oleh
Jayakatwang vasal Singosari.
Patung dalam bentuk hari-hara ardhanari yang diyakini
sebagai Kartanegara.
Museum furVolker Kunde,Berlintahun 1865
1268-1292
1270
Perang
Salib kedelapan (terakhir). Raja Louis IX kembali mencoba menebus kekalahan
tahun 1249, mendarat di Afrika Utara, meninggal karena sakit sampar. Kemudian
dibaptis sebagai Santo. Setelah itu Eropa kehilangan minat menjalankan perang
suci danJerusalem kembali di bawah Muslim 1291.Hasil Perang SalibPerang ini
menstimulasi perdagangan, makanan, bumbu dan tekstil baru muncul di Eropa.
Terjadi pertukaran pengetahuan pengobatan, sains dan peralatan perang yang
semuanya bermuara pada terjadinya pemikiran pencerahan atau Renaissance
Kemunculan kerajaan Islam Samudra Pasai (kotaPerlak) di
ujung Sumatera, dengan penguasa pertama, Malik Al Saleh, yang makamnya
bertarikh 696 H (1297 M.
1290
1307-1368
Perlawanan
di Cina mengusir Mongol, dan berdirinya Dinasti Ming
Marcopolo mengunjungi Sumatera
1292
Raden Wijaya mengusir pasukan Kubilai Khan (Mongol) yang
akan menghukum Kartanegara dan Jawa dan mendirikan Majapahit dan menjadi raja
pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana
1294-1309
Jayanegara putra mahkota Kertarajasa Jayawardhana dengan Dara
Petak putri Melayu , menjadi raja Majapahit. Jayanegara dibunuh oleh tabib
Tancha, yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.
1309-1328
Tribuana Wijayottunggadewi
Jayanegara tidak berputra, yang menggantikan seharusnya
Gayatri yang menjadi pertapa, maka anaknya Sri Gitarja menggantikan dan
bergelar Tribuana. Dia memerintah didampingi suaminya Kertawardhana. Tribuana
mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih.
Dibantu Adityawarman, Gajah Mada menaklukkanBali(1334)
1329-1350
1347
Black
DeathWabah penyakit sampar (pes) menyerang Eropa, diperkirakan sekitar
sepertiga penduduk Eropa meninggal akibat wabah ini.Wabah ini bermula dari
Sisilia waktu pasukan Kipchak melemparkan bagian-bagian mayat kedalamkotayang
dikepung.
1355
Ibnu
Batutah (1304-1369),Tangier,Morocco, membukukan riwayat perjalannya sejauh
120,000 km menjelajahi negeri-negeri Muslim, termasuk perjalanannya ke Cina dan
Sumatera.
1337-1453
Perang
100 tahun. Legalitas raja-raja abad pertengahan seringkali berkaitan antar satu
kerajaan dengan lainnya. Raja William I dari Normandi menaklukkanEngland 1066,
kemudian perkawinan dan aliansi telah merobah hak English di daerah Perancis.
Pada waktu meninggalnya raja Perancis Charles IV pada 1328, Edwar III dari
England yang juga adalah Duke dari Guyenne (Selatan Perancis) dan Count dari
Ponthieu (English Channel) dan ibu dari Edward II adalah saudara Charles IV
yang tidak punya putra, maka Edward III merasa berhak atas tahta Perancis.
Count Valois yang merupakan cucu dari Philip III (Perancis) juga mengklaim
tahta itu. Bangsawan Perancis memilih Philip VI, yang merampas tanah Edward
III, dan berakhir dengan perang yang berkepanjangan selamalima generasi.
1349
Duke of
Burgundy (Franks) menguasaiNetherlands, Belgium & Luxemburg. Sejak abad ke
10 daerahNetherlandsterbagi atas beberapa negara kecil yang berperang satu sama
lain. Burgundy menyatukan daerah ini yang kemudian dikuasai oleh Dinasti
Habsburg (Austria) sampai abad ke 15.
Hayam Wuruk
(Rajasanagara) raja Majapahit
Gajah Mada masih menjadi Mahapatih Majapahit, legenda sumpah
Palapa oleh Gajahmada bersumber dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu
Prapanca pada tahun 1365 semasa Hayam Wuruk. pada masa ini Majapahit mendapat
masa keemasan dengan keberhasilan penaklukan (setidaknya hegemoni) banyak
kerajaan lain seantero Nusantara
1350-1389
1358
Penyelesaian
istanaAlhambra(Cordova) setelah dikerjakan selama 80 tahun.Alhambra, istana dan
sekaligus benteng,Granada, Spanyol. Nama Alhambra (Arab) mempunyai arti ”si
merah” karena dindingnya terbuat dari bata yang berwarna merah. Dibangun pada
masa pemerintahan Ibn Al-Ahmar dinasti Nasrid (1238) dan penerusnya di atas
sebuah bukit dimana seluruh penjurukotaGranada kelihatan. Dekorasi interior
yang mengagumkan dibangun oleh Yusuf I (m.1354). Setelah bangsa Moor dikalahkan
pada tahun 1492, sebagian interior dirobah dan dihancurkan. Dibangun kembali
oleh Charles V yang menguasai Spanyol (1515-1556) dengangaya Rennaisance.
Berapa menara dirubuhkan oleh Perancis dalam Perang Kemerdekaan (1812). Gempa
dahsyat tahun 1821 menambah kerusakan struktur. Restorasi dimulai tahun 1828
dan berlanjut sampai abad ke 20.Alcazaba atau benteng, merupakan bagian tertua
yang dibangun oleh bangsa Moor hanya tinggal didnding benteng yang massif. Di
dalam Alcazab terletak istanaAlhambrayang terbagi dua dengan Alhambra Alta
(Alhambra Atas) tempat kedudukan pemerintahan pada jaman dulu.Ruangan utama
istana ini Patio de los Arrayanes (Court of the Myrtles) dan Patio de los
Leones (Court of the Lions, dinamai demikian karena ditengahnya ada air mancur
yang ditopang oleh 12 patung singa dari marmer, lambang kekuatan dan
keberanian). Ruangan yang paling penting ialah Sala de los Embajadores (Hall of
Ambassadors, yang merupakan ruangan resepsi), kemudian Sala de lasDos
Hermanas(Hall of Two Sisters, dengan ornament model stalactite.
Majapahit menaklukkan Palembang dan tumbuhnya Malaka
Parameswara diyakini sebagai seorang pangeran dari Palembang
yang berhasil meloloskan diri dari serangan Majapahit, melarikan diri ke
semenanjung Malaya, menemukan pelabuhan yang bagus dibagian paling sempit dari
selat Malaka dan mendirikan kota pelabuhan Malaka.
Malaka bergerak menaklukkan daerah-daerah di kedua sisi
Selat Malaka yang menghasilkan bahan pangan, timah, emas, dan lada, sehingga
meningkatkan kemakmuran dan posisi strategisnya. Pada tahun 1480, kerajaan ini
menguasai pusat-pusat penduduk yang penting di seluruh SemenanjungMalayabagian
Selatan dan pantai Timur Sumatera bagian tengah.
Pada mulanya, Parameswara adalah seorang raja yang beragama
Hindu—Budha, tampaknya pada masa akhir pemerintahannya (1390-1414), dia
menganut agama Islam dan memakai nama Iskandar Syah. Dua orang penggantinya,
Megat Iskandar Syah (1414-1424) dan Muhammad Syah (1424-1444), beragama Islam.
Akan tetapi, ada kemungkinan telah terjadi suatu reaksi dari kalangan
Hindu-Budha selama masa pemerintahan raja keempat, Parameswara Dewa Syah
(1445-6), yang tampaknya terbunuh dalam suatu kudeta yang dilancarkan orang
Islam dan digantikan oleh saudara sepupunya, Sultan Muzaffar Syah (1446-1459).
Setelah itu, posisi Islam semakin tidak tersaingi.
Aspek yang paling menarik dari Malaka bagi
sejarahIndonesiaini ialah jaringan perdagangannya yang sangat luas yang
membentang sampai ke pulau-pulau diIndonesia. Tome Pires, penulis Portugis,
telah melukiskan kebesaran sistem ini dengan semangat yang mungkin berlebihan,
tetapi deskripsi umumnya jelas dapat dipercaya.
1377
Perang Bubat
Titik balik perluasan Majapahit berakhir dengan Perang Bubat
yang terjadi antara kerajaan Sunda dengan Majapahit. Bermula dari rencana
perkawinan politik Hayam Wuruj dengan Dyah Pitaloka (citraresmi) dari Sunda.
Sewaktu pengantin dan rombongan samapai di Majapahit (Trowulan), Gajah Mada
menghendaki pengantin dipersembahkan lebih dulu kepada Hayam Wuruk sebelum
perkawinan dilaksanakan. Hal itu tidak bisa diterima oleh rombongan Sunda, dan
peperangan di Bubat. Semua rombongan dan pengantin terbunuh.
Catatan: Dua negara besar pada abad XIV dan XV, Majapahit
dan Malaka, Majapahit adalah negara Hindu-Budha,. sementara Malaka, walaupun
merupakan negara terpenting di nusantara bagian barat, terletak di kawasan yang
sekarang menjadi negeri Malaysia. Sejarah yang rinci mengenai Majapahit sangat
tidak jelas. Sumber-sumbernya yang utama adalah prasasti-prasasti berbahasa
lawa Kuno, naskah Desawarnana atau Negarakertagama berbahasa Jawa Kuno yang
ditulis pada tahun 1365 (dikenal hanya dalam manuskrip-manuskrip yang lebih
kemudian), naskah Pararaton berbahasa Jawa Tengahan (yang dikenal dari
salinan-salinan yang lebih kemudian yang ditemukan di PulauBali), dan beberapa
catatan berbahasa Cina. Keterpercayaan semua sumber yang berbahasa Jawa
tersebut telah disangsikan oleh C.C. Berg, yang menyatakan bahwa sumber-surnber
itu harus dipandang bukan sebagai dokumen-dokumen sejarah, melainkan sebagai
dokumen-dokumen sakti, yang harus dipahami dalam konteks mitos-mitos
politiko-religius yang menjadi perhatian para penulis catatan-catatan tersebut.
Berg beranggapan bahwa naskah-naskah itu tidak dimaksudkan untuk rnerekam
peristiwa-peristiwa masa lampau,
1379
1403
Kaisar
Ming (China) memulai politik ekspansi ke Selatan
Vikramawardhana raja Majapahit
1389-1429
Cheng Ho (seorang Muslim) duta besar KaisarChinamengunjungi
Sumatera dan Jawa dan memaksa semua raja Jawa dan Sumatera mengakui kekuasaan
Cina. Sekaligus masuknya Islam dari Cina.
1405
Makam Maulana Malik Ibrahim, makam Muslim pertama di Gresik
1419
Ratu Suhita raja Majapahit
1429
1435
Leonardo
da Vinci (1452-1519), artis, pelukis, pematung, arsitek, engineer dan saintis
dariFlorence, Italia. Leonardo mulanya magang pada Andrea del Verrochio
(1435-1488), dan memperlihatkan bakat melukis yang menakjubkan, menulis Della
Pitture (Treatise On Painting) pada 1435. Melakukan penyelidikan anatomi
manusia dan membuat gambar anatomi dengan detail yang mengagumkan. Pada awalnya
studi anatominya sekitar struktur kerangka dan otot manusia, kemudian beralih
kebagian dalam. Leonardo menggabungkan riset anatomi dan fisiologi atau fungsi
mekanik dari tubuh manusia yang dikerjakan dengan membedah mayat di rumah sakit
bersama Marcantonio della Torre. Riset ini tidak dipublikasikan, baru terungkap
setelah tahun 1956.Bersama ahli matematika Lucia Paciolli mempublikasikan hasil
studinya tentang Divina Proportione(Proporsi Agung) pada tubuh manusia
melanjutkan teori proportionalitas Vitruvius (100 BC) dengan membuktikan teori
itu berasal dari proporsi tubuh manusia, jarak dari kepala ke pinggang dan
pinggang ke ujung kaki terhadap tinggi selalu dalam proporis yang disebut
golden section. Gambar ini terkenal dengan nama Vitruvian Man. Pada saat tubuh
manusia berdiri tegak di atas lantai rata dengan lengan terentang, maka garis
terluar akan membentuk segi empat, bila dalam posisi kedua lengan terangkat dan
kaki jarang atau posisi elang, maka garis terluar akan membentuk lingkaran.
Penemuan ini mempunyai kontribusi dalam merubah pandangan tentang manusia zaman
Renaissance.Golden Sectionyang diulas oleh Leonardo dalam seni, matematika,
adalah proporsi geometris yang ada di alam, misalnya perbandingan panjang
tulang siku terhadap panjang lengan, angka perbandingan ini selalu jatuh pada
angka 0.6180339…. Secara estetis ini adalah proporsi terbaik dalam arsitektur
dan lainnya dalam alam. A————-B——–CBilaAB= 1 dan panjang keseluruhan AC = x,
maka AC/CB = AB/AC dapat dirobah menjadi x / (1-x) = 1 / x bila kedua sisi
persamaan dikalikan dengan x(1-x) akan mendapatkan x2 = 1 – x, penyelesaikan
dengan persamaan kuadrat, akan mendapatkan x = (-1 + Ö5) / 2 = 0.6180339…
Sebagai saintis Leonardo da Vinci sangat menonjol pada
zamannya seperti halnya dalam karya seni semuanya berasal dari observasi yang
sangat teliti, sebagian besar ditulis dengan terbalik sebuah pameran skill yang
luar biasa. sebagian besar karya sains itu tidak berhubungan dengan zamannya,
lebih banyak berkaitan dengan zaman modern. Dalam anatomi dia menyelidiki
aliran darah dan mekanik pergerakan mata. Dia melakukan studi geologi dan
meteorologi dan menemukan pengaruh bulan terhadap pasang dan terbentuknya benua
dan asal mula fossil. Teori awal hidrolik darinya yang menghasilkan teknik
kanal. Dia merancang banyak sekali mesin dan mekanik, termasuk peralatan untuk
terbang walaupun tidak praktis namun sangat sesuai dengan prinsip aerodinamik,
demikian pula dengan ortnithopter, dasar dari helikopter telah diselidiki oleh
Leonardo. Setidaknya Leonardo da Vinci adalah illustrator saintifik pertama.
Wijayaparakramawardhana (Bre Tumapel) raja Majapahit
1447-1451
Rajasawardhana (Bre Pamotan) raja Majapahit
1451-1453
Girisawardhana (Bre Wengker) raja Majapahit
1456-1466
Singhawikramawardhana (Bre Pandan Salar) raja Majapahit
1466-1478
1492
Christophorus
Columbus (1451-1506) sampai diSan Salvador, benua Amerika.
ADA LAGI SELAIN ITU YANG JUGA PERLU KITA MENCERMATI GARIS WAKTU NUSANTARA YANG LAIN:
Prasejarah
Tahun Tanggal Peristiwa
Pleistosen Bentuk
geologis modern Indonesia muncul, namun masih terpaut pada daratan benua Asia
2 juta sampai 500.000 tahun yang lalu Indonesia dihuni oleh Homo
erectus yang sering disebut sebagai "Manusia Jawa".
40.000 SM Indonesia
dikolonisasi oleh bangsa-bangsa Melanesia dan Australoid.
3.000 SM Bangsa
Austronesia mulai mengkolonisasi Asia Tenggara.
200 SM Kerajaan
Hindu Dwipa Jawa diperkirakan eksis di Jawa dan Sumatra
Sejarah awal
Tahun Tanggal Peristiwa
abad ke-1 Pangeran
Aji Saka memperkenalkan sistem penulisan Jawa berdasarkan skrip di India Utara.
150 Kerajaan
Salakanagara di Jawa Barat.
abad ke-4 Kerajaan
Kutai di Kalimantan Timur.
425 Buddhisme
mencapai Sumatra.
abad ke-5 Kerajaan
Tarumanegara di Jawa Barat.
abad ke-6 Kerajaan
Melayu berkembang di sekitar Jambi saat ini.
670 Kerajaan
Sunda Galuh di Jawa Barat.
682 Prasasti
Kedukan Bukit ditulis di Sriwijaya (Palembang, Sumatra Selatan).
732 Dinasti
Sanjaya didirikan menurut Prasasti Canggal.
824 Candi
Borobudur dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
850 Candi
Prambanan atau Rara Jonggrang dibangun
abad ke-11 Kaum
Tamil datang ke Indonesia sebagai pedagang di pantai barat Sumatra.
1200-an
Tahun Tanggal Peristiwa
1200-an Islam
mulai muncul di daerah Aceh.
1222 Ken
Arok menyerang kerajaan Kediri dan berhasil membunuh Kertajaya, kemudian
mendirikan kerajaan Singhasari.
1257 Baab
Mashur Malamo mendirikan Kerajaan Ternate di Maluku
1275-1290 Kertanegara
melancarkan ekspedisi Pamalayu melawan Kerajaan Melayu di Sumatra.
1292 Jayakatwang
membunuh Kertanegara dan kerajaan Singhasari berakhir.
1293 Mongolia
menginvasi Jawa, Kublai Khan dari Dinasti Yuan mengirim serangan hukuman
terhadap Kertanegara; dan pasukan Mongol berhasil dipukul mundur. Majapahit didirikan
oleh Raden Wijaya di Jawa Timur
1300-an
Tahun Tanggal Peristiwa
1309 Raja
Jayanegara menggantikan Raden Wijaya sebagai penguasa Majapahit
1328 Tribhuwana
Wijayatunggadewi menggantikan Jayanegara sebagai raja Majapahit
1350 Hayam
Wuruk, yang bergelar Maharaja Sri Rajasanagara menggantikan Tribhuwana
Wijayatunggadewi sebagai penguasa Majapahit; pemerintahannya dianggap sebagai
'Era keemasan'. Di bawah perintah militer Gajah Mada, Majapahit membentang
lebih luas dari Indonesia pada masa modern.
1365 Kakawin
Jawa kuno Nagarakertagama ditulis.
1377 Majapahit
mengirimkan ekspedisi hukuman terhadap Palembang di Sumatra. Pangeran
Palembang, Parameswara (kemudian dikenal Iskandar Syah) melarikan diri, dan
menemukan jalan ke Malaka dan membangunnya sebagai pelabuhan internasional.
1389 Wikramawardhana
menggantikan Sri Rajasanagara sebagai penguasa Majapahit.
1400-an
Tahun Tanggal Peristiwa
1404-1406 Perang
Paregreg antara Bhre Wirabhumi melawan Wikramawardhana
1415 Armada
Laksamana Cheng Ho berlabuh di Muara Jati, Cirebon
1428 Pangeran
Walangsungsang membangun Gedong Witana sebagai tempat tetirah (bahasa
Indonesia: tempat peristirahatan).
1429 Ratu
Suhita menggantikan Wikramawardhana sebagai penguasa Majapahit.
1430 Pangeran Walangsungsang
mendirikan Dalem Agung dan menjadi penguasa bagi Cirebon Larang.
1447 Kertawijaya,
bergelar Brawijaya I menggantikan Suhita sebagai penguasa Majapahit.
1451 Rajasawardhana,
bergelar Brawijaya II menggantikan Kertawijaya sebagai penguasa Majapahit.[1]
1453 Pemerintahan
Rajasawardhana berakhir.
1456 Girindrawardhana
(atau Purwawisesa) menjadi penguasa Majapahit.
1466 Singhawikramawardhana
(atau Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa), menggantikan Purwawisesa sebagai
penguasa Majapahit.
1468 Bhre
Kertabhumi (Prabu Brawijaya) atau dikenal dengan Brawijaya V menjadi penguasa
Majapahit.
1500-an
Tahun Tanggal Peristiwa
511 Bangsa
Portugis menaklukkan kota Melaka.
1582 Berdirinya
Kerajaan Mataram yang dipimpin Panembahan Senopati.
1596 Bangsa
Belanda pertama kali tiba di wilayah Nusantara ketika sebuah armada yang
dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlabuh di Banten.
1599 21 Juni Dua kapal besar Belanda yang dipimpin oleh
Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman tiba di Aceh.
akhir abad 15 Dua
puluh kerajaan Islam telah terbentuk, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia.
1600-an
Tahun Tanggal Peristiwa
awal abad 16 Kristen
Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda dengan pengaruh ajaran
Calvinis dan Lutheran.
1602 VOC
didirikan.
1603 VOC
mendapat izin dari Kesultanan Banten untuk membangun kantor perwakilan di
wilayahnya.
1605 23 Februari VOC menyerang pertahanan Portugis di
Ambon. Portugis kalah lalu hengkang dari wilayah yang ditempatinya selama
kurang lebih satu abad.
1619 30 Mei Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen
menaklukan Jayakarta dari Kesultanan Banten. Nama kota pelabuhan itu kemudian
diubah menjadi Batavia.
1628 21 September
Pasukan Sultan Agung dari Mataram
menyerang Batavia.
1641 Pembantaian
penduduk Kepulauan Banda oleh VOC untuk mendapatkan monopoli pala.
1667 18 November Perjanjian Bungaya ditandatangani di Bungaya,
Gowa antara pihak Kesultanan Gowa dengan pihak Hindia Belanda.
1700-an
Tahun Tanggal Peristiwa
1740 9 Oktober Pembantaian warga Tionghoa di
Batavia.
1746 26 Agustus Kantor Pos pertama didirikan di
Batavia. Diinisiasi oleh Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff.
1755 13 Februari Perjanjian Giyanti di mana Kerajaan
Mataram dibagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
1799 31 Desember VOC dibubarkan.
1800-an
Tahun Tanggal Peristiwa
1800 Pemerintah
Belanda mengambil alih Kepulauan Nusantara dan menamakannya Hindia Belanda.
1803-1838 Perang
Padri
1808 Januari Herman Willem Daendels resmi diangkat sebagai
Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36.
1811 Thomas
Stamford Raffles diangkat sebagai Wakil Gubernur Jenderal untuk wilayah Jawa
dan Daerah Seberang.
1825-1830 Perang
Diponegoro
1842 28 November Kerajaan Badung di Bali menyepakati
penghapusan hukum adat Tawan Karang yang sebelumnya memberi hak pada raja untuk
menyita kapal yang terdampar di wilayah kekuasaaannya. Penghapusan ini tidak
lepas dari intervensi Belanda. Kebijakan ini nantinya diikuti oleh
kerajaan-kerajaan lain di Bali.
1859 28 April Dimulainya Perang Banjar
1867 10 Agustus Pemerintah kolonial Belanda melalui
Nederlandsche Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) meresmikan layanan kereta
api pertamanya.yang ada di Semarang.
1873 26 Maret Dimulainya Perang Aceh
1890 Penemuan
fosil dan artefak Pithecanthropus Erectus di Trinil, Jawa Timur oleh Dr. E.
Dubois
1894 Perang
Lombok
1900-an
Tahun Tanggal Peristiwa
1905 16 Oktober Sarekat Islam resmi berdiri.
1906 22 September
Raja Badung VII, I Gusti Ngurah Made
Agung gugur dalam sebuah peperangan melawan Belanda.
1907 Januari Medan Prijaji, surat kabar nasional pertama
terbit menggunakan Bahasa Melayu dan hampir seluruh operasionalnya dikelola
oleh pribumi.
1910 1 Oktober Surat kabar Tionghoa, Sin Po, terbit
pertama kali dan beroperasi hingga sekitar 55 tahun kemudian. Surat kabar ini
berperan penting dalam menyuarakan nasionalisme Indonesia termasuk mempelopori
penggunaan istilah "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia
Belanda".
1908 Organisasi
Budi Utomo berdiri.
1911 Buku
Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Licht) yang memuat
surat-surat pribadi Raden Ajeng Kartini dengan sahabat penanya diterbitkan.
Pemikiran Kartini yang tertuang dalam buku ini kemudian memengaruhi kaum
terpelajar pergerakan nasional.
1914 23 Mei Partai Komunis Indonesia berdiri.
1920 3 Juli Technische Hoogeschool te Bandoeng yang
merupakan perguruan tinggi pertama di Hindia Belanda diresmikan. Kelak di
lokasi yang sama setelah Indonesia merdeka didirikan Intitut Teknologi
Bandung.
1923 Mei Aksi mogok massal dilakukan buruh kereta
api di seluruh Pulau Jawa.
1925 April Buku Naar de Republiek Indonesia karya Tan
Malaka terbit di Kanton. Buku ini dianggap sebagai gagasan awal mengenai
Republik Indonesia yang dibaca oleh para pelajar Indonesia dan pemimpin
pergerakan nasional termasuk Sukarno.
1926 30 April-2
Mei Kongres Pemuda I digelar di
Batavia. Kongres berakhir tanpa menghasilkan kesepakatan yang memuaskan bagi
semua pihak.
1927 4 Juli Partai Nasional Indonesia (PNI) berdiri.
1928 27-28
Oktober Kongres Pemuda II yang
melahirkan Sumpah Pemuda di gelar di Batavia.[20]
1930 1 Desember Soekarno membacakan pidato yang berjudul
Indonesia Menggugat di depan Sidang Landraad Bandung.
1936 15 Juli Soetardjo Kartohadikoesoemo mengusulkan
sebuah petisi yang dikenal sebagai Petisi Soertardjo dalam sidang Volksraad.
Isi petisi itu menuntut adanya suatu musyawarah antara para wakil Belanda dan
bumiputra yang didasarkan atas persamaan. Tujuannya menyiapkan otonomi Hindia
Belanda yang merdeka namun tetap dalam kesatuan Kerajaan Belanda.
1936 Penemuan
fosil Pithecanthropus Robustus oleh GHR. van Koenigswald di lembah sungai
Bengawan Solo.
1939 Penemuan
fosil Pithecanthropus Mojokertensis oleh GHR. Von Koenigswald di Perning,
Mojokerto.
1942 11 Januari Tentara Jepang tiba di wilayah
Nusantara, tepatnya di daerah Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang waktu itu
masih bergabung dengan Kalimantan Timur.
1943 3 Oktober Tentara sukarela Pembela Tanah Air
(PETA) resmi berdiri.
1945 1 Juni Hari lahirnya Pancasila.
16 Agustus Peristiwa
Rengasdengklok.
17 Agustus Soekarno
dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, serta Revolusi Nasional
berawal.
18 Agustus Sidang
pertama PPKI menghasilkan tiga keputusan. Pertama, mengesahkan UUD 1945. Kedua,
mengangkat Soekarno sebagai Presiden RI dan Hatta sebagai wakilnya. Ketiga,
membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk membantu kerja presiden.
15 September Pasukan
sekutu dan NICA mendarat di Jakarta untuk melucuti senjata tentara Jepang.
Kedatangan mereka juga membawa misi Kerajaan Belanda untuk mengambil alih lagi
wilayah Hindia Belanda.
17 September Palang
Merah Indonesia dibentuk.
22 September Insiden
perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya.
22 Oktober Pendiri
Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan ulama lainnya yang berkumpul di Surabaya
mendeklarasikan Resolusi Jihad. Inti resolusinya menyatakan bahwa
mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah perang jihad.
1945-1947 Periode
Masa Bersiap berlangsung. Dalam rentang waktu ini terjadi kekacauan,
perampokan, hingga pembunuhan oleh massa pro kemerdekaan terhadap orang
Belanda, Eropa, Tionghoa atau siapa saja yang dianggap bagian dari penjajah.
1946 3 Januari Presiden Soekarno dan pejabat
tinggi lainnya diam-diam berangkat ke Yogyakarta dan memindahkan ibu kota
negara ke sana. Mereka tiba esok hari tanggal 4 Januari.
1947 10 Juni Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Mesir.
Pengakuan Internasional ini melengkapi syarat berdaulatnya suatu Negara menurut
Teori Oppenheimer dan Lauterpacht, serta konvensi hukum internasional Konvensi
Montevideo tahun 1933. Sehingga kasus Republik Indonesia mulai dibicarakan di
PBB.
21 Juli-5 Agustus Belanda
melancarkan agresi militer pertamanya.
1948 17 Januari Disepakatinya Perjanjian Renville
antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda di Kapal USS Renville milik Amerika
Serikat. Kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata. Namun,
perjanjian ini lebih banyak merugikan pihak Indonesia karena wilayah Indonesia
menjadi semakin sedikit.
1948-1949 19
Desember -5 Januari Belanda
melancarkan agresi militer keduanya.
1948 22 Desember Syafruddin Prawiranegara mengumumkan
berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Hal
itu terkait dengan didudukinya ibu kota negara di Yogyakarta dan penangkapan
Presiden Soekarno oleh Belanda. Bukittinggi pun menjadi ibu kota PDRI.
1949 23 Agustus-2
November Konferensi Meja
Bundar dilangsungkan di Den Haag, Belanda antara Indonesia dan Belanda sebagai
cara untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan.
29 Desember Revolusi
Nasional berakhir.
1950 29 Januari Jenderal Sudirman meninggal pada usia
34.
25 April Republik
Maluku Selatan diproklamirkan di Ambon.
27 September Indonesia
menjadi anggota ke-60 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
1951 24 Agustus Peletakan batu pertama Masjid Istiqlal,
sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.
1953 Borneo
digantinama menjadi Provinsi Kalimantan, kemudian pada 1956 dibagi menjadi
Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
1955 18-24 April Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika
dilaksanakan di Bandung.
1960 8 Februari Pembangunan Komplek Olahraga Gelora
Bung Karno dimulai.
1961 17 Agustus Pembangunan Monumen Nasional atau Monas
dimulai.
1962 24 Agustus-4
September Indonesia menjadi
tuan rumah Asian Games IV.
1963-1965 Konfrontasi
dengan Malaysia.
1964 27 Agustus Soekarno membentuk Kabinet Dwikora.
1965 7 Januari Indonesia keluar dari keanggotaan
PBB.
Soekarno
mengeluarkan sebuah Keputusan Presiden No. 1/Pn.Ps/1965 1/Pn.Ps/1965, di mana
agama resmi di Indonesia menjadi enam, termasuklah Konghucu.
30 September Gerakan
30 September.
13 Desember Devaluasi
Rupiah untuk mengendalikan inflasi.
1965-1966 Oktober-Maret
Penumpasan PKI,
mengakibatkan kira-kira setengah juta jiwa terbunuh.
1966 24 Februari Soekarno membentuk Kabinet Dwikora Yang
Disempurnakan atau Kabinet Dwikora II.
11 Maret Penandatanganan
Supersemar.
28 Maret Soekarno
membentuk Kabinet Dwikora III.
11 Agustus Indonesia
dan Malaysia sepakat memulihkan hubungan diplomatik.
28 September Indonesia
kembali bergabung dalam PBB.
1967 12 Maret Soeharto diangkat menjadi Pejabat
Presiden Indonesia. Sukarno menjadi tahanan rumah.
1968 27 Maret Soeharto resmi menjadi Presiden
Indonesia.
1969 Papua
bergabung dengan Indonesia, setelah dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat
(Pepera).
1970 21 Juni Soekarno meninggal dunia dan dimakamkan di
Blitar, Jawa Timur.
1971 3 Juli Pemilihan Legislatif Indonesia yang kedua
kali (pertama kali dibawah Orde Baru) dilaksanakan. Golkar menang.
1973 Pemerintah
menciutkan jumlah partai politik menjadi tiga. PDI (dari partai nasionalis dan
Kristen). PPP (dari partai Islam). Sistem tiga partai didominasi oleh Golkar.
1975 April Terjadinya perang sipil di Timor Leste.
30 November Sejumlah
partai di Timor Portugis menyatakan keinginan untuk integrasi dengan Indonesia
dalam Deklarasi Balibo. Hal ini berkebalikan dari Fretilin yang
memproklamasikan berdirinya Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) dua hari
sebelumnya. Deklarasi Balibo kemudian menjadi jalan bagi Indonesia melancarkan
Operasi Seroja.
7 Desember Indonesia
melancarkan invasi ke Timor Leste.
1976 17 Juli Timor Leste menyatu dengan Indonesia, menjadi
Provinsi Timor Timur.
Dimulainya
Gerakan Aceh Merdeka.
1980 Mei Petisi 50 yang dicanangkan oleh Presiden
Soeharto diterbitkan.
1982-1983 Terjadinya
penembakan misterius (Petrus) yang menewaskan ribuan orang tersangka kriminal.
1984 Desember Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih
menjadi Ketua Nahdlatul Ulama.
1985 Pemerintah
mewajibkan semua organisasi untuk mengadopsi Pancasila sebagai asas tunggal.
1987 Megawati
Sukarnoputri menjadi anggota parlemen.
1988 Soeharto
terpilih kembali menjadi presiden untuk kelima kalinya.
1989 Gerakan
Aceh Merdeka (GAM) mulai aktif kembali setelah sempat diredam.
1991 12 November Tragedi Santa Cruz pecah, Tentara Nasional
Indonesia menembaki massa pro kemederkaan Timor Leste. Sebanyak 271 orang tewas,
382 terluka, dan 250 lainnya menghilang.
1992-1993 Pemimpin
perlawanan Timor Timur Xanana Gusmao ditangkap oleh Prabowo Subianto dan
diadili serta dihukum.
1993 Soeharto
terpilih kembali menjadi presiden untuk yang keenam kalinya.
1995 Pesawat
N250 yang dirancang oleh B.J Habibie berhasil melakukan penerbangan
pertamanya.[31] Momen ini menjadi pembuktian kemampuan Indonesia di bidang
kedirgantaraan.
1996 27 Juli Peristiwa penyerangan kantor Partai Demokrasi
Indonesia (PDI) (Peristiwa 27 Juli).
1997 Krisis
finansial Asia 1997.
1998 Tragedi
Pembantaian '98 di Banyuwangi.
11 Maret Soeharto
terpilih kembali untuk yang keenam kalinya.
12 Mei Empat mahasiswa
terbunuh dalam demonstrasi terhadap rezim Soeharto di Universitas Trisakti.
13 Mei-15 Mei Kerusuhan
besar terjadi di Jakarta dan beberapa daerah lainnya yang mengakibatkan ribuan
orang tewas, sejumlah wanita tionghoa diperkosa, dan terjadinya penjarahan di
pusat-pusat perbelanjaan.
21 Mei Soeharto mundur
dari jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia. Jabatan kepresidenan
kemudian dilanjutkan oleh B.J Habibie.
2 Desember B.J
Habibie mengeluarkan instruksi presiden untuk mengusut kekayaan Soeharto.
1999 7 Juni Pemilu pertama dilaksanakan pada era
Reformasi.
30 Agustus Referendum
Timor Timur digelar untuk menentukan apakah rakyat menerima usulan otonomi
khusus dan tetap bergabung dengan Indonesia atau memisahkan diri dari
Indonesia. Referendum dilakukan di bawah pengawasan UNAMET (United Nations
Mission for East Timor).
4 September Hasil
referendum Timor Timur diumumkan di New York dan Dili. Sebanyak 78,5% penduduk
Timor Timur menolak usulan otonomi khusus yang ditawarkan Indonesia dan memilih
untuk memisahkan diri dari NKRI.
20 Oktober Gus
Dur resmi diangkat menjadi Presiden RI.
6 Desember Gus
Dur membuka kembali pengusutan kekayaan Soeharto.
2000-an
Tahun Tanggal Peristiwa
2000 31 Maret Mantan Presiden Soeharto ditetapkan
sebagai tersangka oleh Kejaksaan atas dugaan korupsi di tujuh yayasan yang
dipimpinnya.
2001 Februari Kerusuhan etnis terjadi di Sampit,
Kalimantan Tengah, antara Dayak dan Madura.
23 Juli Megawati
secara resmi menjadi Presiden Indonesia ke-5, menggantikan Gus Dur, yang
diberhentikan MPR.
23 September Sebuah
bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta.
2002 20 Mei Timor Timur resmi merdeka dengan nama Timor
Leste.
12 Oktober Peristiwa
Bom Bali 1 terjadi di kawasan Kuta dan Denpasar. Sebanyak 202 orang yang
mayoritas warga negara Australia meninggal dunia.
Desember Pemerintah
dan GAM menandatangani kesepakatan damai di Jenewa, Swiss.
2003 19 Mei Pembicaraan damai antara Pemerintah dan GAM
gagal, militer Indonesia melancarkan operasi militer di Aceh.
5 Agustus Sebuah
bom mobil meledak di depan Hotel Mariott di Jakarta.
29 Desember Komisi
Pemberantasan Korupsi resmi berdiri.
2004 April Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD
Indonesia 2004.
Juli Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004. Dimenangkan oleh
pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
9 September Bom
Kedubes Australia.
30 November Terjadi
kecelakan pesawat terbang Lion Air Penerbangan 538 di Solo yang menewaskan 26
orang. Keamanan penerbangan-penerbangan murah di Indonesia mulai disorot.
26 Desember Tsunami
menghantam Sumatra dan menewaskan lebih dari 160.000 jiwa.
2005 28 Mei Dua ledakan bom mengguncang Pasar Sentral
Tentena, Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, menewaskan sedikitnya 20 orang.
15 Agustus Pemerintah
Indonesia dan GAM kembali berunding. Perjanjian damai berhasil ditandatangani
dan secara resmi mengakhiri gerakan separatis GAM.
Pemerintah
Belanda melalui Menteri Luar Negeri Ben Bot menyatakan bahwa negaranya mengakui
kemerdekaan Indonesia tahum 1945. Sebelumnya, Belanda hanya mau mengakui 27
Desember 1949 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.
17 Juli Pemerintah
Indonesia mengadakan kesepakatan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka.
1 Oktober Peristiwa
Bom Bali II terjadi di Kuta dan Jimbaran mengakibatkan 23 orang termasuk pelaku
meninggal dunia.
29 Oktober Tiga
siswi SMU di Poso yang sedang berjalan ke sekolah Kristen dipenggal oleh
sekelompok orang tak dikenal.
9 November Penyergapan
Polri di sebuah vila di Kota Batu; menewaskan Dr. Azahari, buronan teroris dari
Malaysia.
31 Desember Bom di
Palu menewaskan enam orang.
2006 6 Januari Terjadinya Insiden perbatasan
Timor-Timur yang kedua kali.
13-15 Februari Tujuh
anggota Bali Nine divonis hukuman seumur hidup dan dua dijatuhi hukuman mati.
Setelah melalui banding dan kasasi akhirnya tujuh dijatuhi hukuman mati dan dua
seumur hidup.
27 Mei Gempa bumi
mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya mengakibatkan sedikitnya enam ribu orang
meninggal dunia.
29 Mei Bencana Banjir
lumpur panas Lapindo melanda Sidoarjo.
2009 30 September
Gempa bumi 7,6 SR mengguncang Sumatra
Barat menewaskan sedikitnya 1.117 orang.
20 Oktober Susilo
Bambang Yudhoyono terpilih kembali sebagai Presiden RI periode 2009-2014.
Didampingi oleh Prof. Dr. Boediono, M.Ec., sebagai wakil Presiden.
2010 14 April Kerusuhan Koja mengakibatkan
sedikitnya tiga tewas dan ratusan luka-luka.
1 Mei - 15 Juni Sensus
Penduduk Indonesia 2010, yang merupakan sensus penduduk Indonesia ke-6 setelah
Indonesia merdeka.
26- 29 September Kerusuhan
Tarakan, merupakan kerusuhan antar suku yaitu Suku Tidung sebagai suku asli dan
suku pendatang yaitu Suku Bugis
25 Oktober Gempa
bumi dengan kekuatan 7,7 SR yang disertai Tsunami melanda Mentawai
mengakibatkan 286 meninggal dan 252 hilang.
26 Oktober Gunung
Merapi meletus mengakibatkan 28 tewas, termasuk juru kuncinya, yakni Mbah
Maridjan.
2011 6 Februari Penyerangan terhadap jemaah
Ahmadiyyah di Cikeusik menewaskan sedikitnya 3 orang.
21 September Pengadilan
Belanda mengabulkan gugatan warga Rawagede terhadap Pemerintah Belanda atas
tragedi pembantaian yang terjadi pada masa agresi militer pertama.
18 Oktober Perombakan
Kabinet Indonesia Bersatu II
11 November Pembukaan
SEA Games 2011
2013 12 September
Pemerintah Belanda meminta maaf pada
keluarga korban Pembantaian Werterling dan memberi kompensasi pada 10 janda
yang suaminya menjadi korban.
22 September-1 Oktober Perhelatan
Islamic Solidarity Games 2013.
2014 9 April Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD
Indonesia 2014.
9 Juli Pemilihan
Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014 diselenggarakan.
2014 20 Oktober Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden
Indonesia dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia.
27 Oktober Pelantikan
Kabinet Kerja.
2016 20 Juli Pengadilan Rakyat Internasional di Den Haag
Belanda memutuskan bahwa Indonesia bertanggung jawab dan bersalah dalam
genosida yang terjadi pada 1965-1966.
2018 13-14 Mei Serangkaian ledakan bom terjadi di
Surabaya.
27 Juni Pilkada serentak
berlangsung di 171 daerah di Indonesia.
18 Agustus-2 September Pesta
Olahraga Asia 2018 dihelat dan dilaksanakan.
28 September Gempa
dan tsunami terjadi di Sulawesi, menewaskan lebih dari 2.000 orang.
6 Oktober Pembukaan
perhelatan Pesta Olahraga Difabel Asia 2018.
21 Desember Indonesia
melalui PT Inalum (Persero) resmi mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.
2019 2 Januari Indonesia menjadi anggota Dewan
Keamanan PBB untuk keempat kalinya.
17 April Pemilihan
Umum Presiden Indonesia dan pemilihan umum legislatif diselenggarakan.
23-25 September Ribuan
mahasiswa di berbagai daerah melakukan aksi demonstrasi "Reformasi
Dikorupsi" menolak UU KPK dan RKUHP.
Desember Puluhan
pekerja proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Nduga dibantai Kelompok
Kriminal Bersenjata, 19 pekerja dan 1 anggota TNI tewas.
2020 2 Maret Presiden Joko Widodo
mengkonfirmasi kasus pertama COVID-19 di Indonesia.
4 Maret Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda mengumumkan pengembalian
sebilah keris milik Pangeran Diponegoro kepada Pemerintah Indonesia.
Sebelumnya, keris tersebut dikabarkan hilang hingga akhirnya ditemukan di
Museum Volkenkunde, Leiden.
10 Maret Raja
Belanda, Willem Alexander meminta maaf kepada Indonesia atas kekerasan yang
terjadi setelah proklamasi 1945.
25 Maret Pengadilan
Belanda memutuskan bahwa Pemerintah Belanda harus membayar kompensasi kepada
ahli waris korban yang terbunuh dalam Tragegi Westerling antara 1946 dan
1947.
Kepustakaan :
·
Aa De
Graaf, Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa Tinjauan Sejarah Politik Abad XV
dan XVI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 170
·
Agus
Sunyoto,Ceramah,Gresik dalam haul KT. Puspanegara ke-295,08 November 2015.
·
Silsilah
KT.Puspanegara Bupati Gresik I 1688-1718.
·
Kijai
Ngabei Mangoenarirdjo,Serat Sedjarah Gersik(Gersik: PWGTPP, 1912), 5.
·
Agus
Sunyoto,Sejarah Singkat Kyai Tumenggung Puspanegara Bupati Gresik Pertama
1688-1718 (Prigen: Pandhepokan Poespanegara, 2007), 11
·
Graaf,
Pigeaud,Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, 164-165.
·
Mudlofar,
“Babad Giri KedhatonSuntingan Naskah dan Telaah Struktur”, (Tesis, Universitas
Negeri Surabaya, Surabaya, 2002),157.
·
Agus Sunyoto,Ringkesan Serat
Kekancingan Kjaji Toemenggong
Poesponegoro(Surabaya: Yayasan Keluarga Besar Pusara Katumenggungan
Gresik, 2010), 6
·
Soekarman,Babad
Gresik, 2
·
Mudlofar,
“Babad Giri Kedhaton, 157.
·
Umar
Hasyim,Sunan Giri: Pemerintahan Ulama di Giri Kedaton.(Menara Kudus, 1999), 84.
·
Tim Penyusun
Hari Jadi Kota
Gresik, Kota Gresik Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi(Gresik: PT
Semen Gresik, 1990).93
·
Prasasti
pada kompleks makam Bupati Pertama Gresik
·
Mustakim,Gresik
dalam Lintas Lima Zaman (Jogjakarta: Pustaka Eureka, 2010), 91
·
Mustakim,Gresik
dalam Lintas Lima Zaman, 93