Jumat, 20 Maret 2020

BEBERAPA DATA DARI TELIK SANDIBAYA RADEN KUSEN MENGENAI SITUASI POLITIK KERAJAAN MAJAPAHIT



  




Sejarah memang dibuat oleh yang menang.
Misi Peng-ISLAM-an  pada sebuah Kerajaan besar yaitu Nusantara Majapahit . Sebuah Emperor. Yang wilayahnya membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan, Malaka yang sekarang dikenal dengan nama Malaysia, termasuk wilayah kerajaan Majapahit. Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya yang lantas setelah dikukuhkan sebagai Raja beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana. Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh dunia. Diwilayah Asia, hanya Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, Tiongkok dan Majapahit. Lambang Negara Majapahit adalah Surya. Benderanya berwarna Merah dan Putih. Melambangkan darah putih dari ayah dan darah merah dari ibu. Lambang nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma Bhumi. Dan pada jamannya, bangsa kita pernah menjadi Negara adikuasa, superpower, layaknya Amerika dan Inggris sekarang. Pusat pemerintahan ada di Trowulan, sekarang didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Pelabuhan Internasional-nya waktu itu adalah Gresik. Agama resmi Negara adalah Hindhu aliran Shiva dan Buddha. Dua agama besar ini dikukuhkan sebagai agama resmi Negara. Sehingga kemudian muncul istilah agama Shiva Buddha. Nama Majapahit sendiri diambil dari nama pohon kesayangan Deva Shiva, Avatara Brahman, yaitu pohon Bilva atau Vilva. Di Jawa pohon ini terkenal dengan nama pohon Maja, dan rasanya memang pahit. Maja yang pahit ini adalah pohon suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci ini dijadikan nama kebesaran dari sebuah Emperor di Jawa. Dalam bahasa sanskerta, Majapahit juga dikenal dengan nama Vilvatikta (Wilwatikta. Vilva: Pohon Maja, Tikta : Pahit ). Sehingga, selain Majapahit ( baca : Mojopahit) orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini dengan nama Wilwatikta ( Wilwotikto). Awalnya Majapahit pendirinya adalah Raden Wijaya ,yang mempunyai Silsilah sebagai berikut :

Prabhu Dewawarman I,pemimpin ekspedisi dan juga duta niaga dari Kerajaan Pallawa India,keturunan Bharata (menantu Aki Tirem atau Aki Luhur Mulya dan suami dari Dewi Poh Aci Larasati) di Salakanagara,berputra :
Prabhu Dewawarman II,berputra :
Prabhu Dewawarman III,berputra :
Dewi Tirta Lengkara atau Dewi Jaya Lengkara,berputra :
Dewi Mahisasura Mardini Warmandewi,berputra:
Prabhu Dewawarman VI,berputra :
Prabhu Dewawarman VII,berputra :
Dewi Spatikarnawa Warmandewi,berputra :
Dewi Minawati (suaminya Prabhu Jayasingawarman atau Maharsi Calankayana dari Kerajaan di India ,pendiri Kerajaan Tarumanegara sangat dekat hubungannya dengan Raja Shapur II dari Persia Keturunan Ratu Sundari Maurya dari Kerajaan Magada di India),berputra:
Prabhu Dharmmayawarman,berputra :
Prabhu Purnawarman,berputra :
Prabhu Wishnuwarman,berputra :
Prabhu Indrawarman,berputra :
Prabhu Chandrawarman,berputra :
Prabhu Suryawarman,berputra :
Dewi Suryawarmandewi,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa I,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa II,berputra :
Prabhu Wertikandayun,berputra :
Prabhu Galuh II,berputra :
Prabhu Brata Senawa atau Prabhu Sanna,berputra :
Prabhu Sanjaya,berputra :
Prabhu Rakai Panangkaran,berputra:
Prabhu Smaragrawira,berputra :
Prabhu Smaratungga,berputra :
Prabhu Bathari Pramodawardani suami Rakai Pikatan,berputra :
Prabhu Rakai Watuhumalang,berputra :
Prabhu Mpu Daksa,berputra:
Prabhu Daksadewa,berputra:
Prabhu Mpu Sindok,berputra :
Prabhu Bathari Sri Isyana Tunggadewi,berputra:
Prabhu Sri Makuta Wangsawardana,berputra :
Prabhu Sri Darmawangsa Teguh,berputra :
Prabhu Bathari Darmandewi,berputra :
Prabhu Darmaraja,berputra :
Prabhu Langlang Bhumi,berputra :
Prabhu Rakryan Jayagiri,berputra :
Prabhu Dharmma Kusuma,berputra :
Prabhu Guru Darmasiksa,berputra :
Prabhu Rakryan Jayadarma,berputra :
Raden Wijaya atau Prabhu Sanggrama Wijaya

Kemudian kelanjutan Kerajaan di tanah Sunda :

Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, datanglah seorang maharesi muda dari Calankayana di India, yang memberitahukan pada Dewawarman VIII bahwa Calankayana telah ditaklukan oleh kerajaan Magada di bawah pemerintahan Maharaja Samudragupta dari keluarga Maurya. Pada masa itu, politik ekspansi maharaja Samudragupta berhasil menaklukan hampir seluruh kerajaan di India. Untuk Seterusnya Maharesi muda bernama Jayasingawarman itu tinggal di purasaba Rajatapura dan akhirnya menikah dengan putri Dewawarman VIII. Karena kecakapan dan keperwiraanya, Jayasingawarman diangkat sebagai penerus tahta Salakanagara.

Menurut Prasasti Allahabad, diceritakan bahwa Raja Samudragupta telah mengalahkan Raja Hastiwarman dari keluarga Salankayana dan mengalahkan Raja Wisnugopa dari keluarga Pallawa. Pada tahun 270 Saka (348 Masehi) seorang Maharsi dari keluarga Salankayana yang bernama Jayasingawarman hijrah ke pulau-pulau sebelah selatan India bersama para pengikutnya yang terdiri dari pengiring, tentara dan penduduk yang melarikan diri dari musuhnya Samudragupta.

Sementara itu, Maharaja Samudragupta makin meluaskan wilayah Magada hingga keluar India. Diantaranya mencari daerah jajahan Calankayana atau daerah pengaruhnya (vassal). Untuk menghindari adanya penyerbuan Magada mengingat sangat kuatnya balatentara kerajaan itu, Dewawarman VIII memerintahkan kepada menantunya untuk mendirikan pusat pemerintahan baru (di daerah kecamatan Tarumajaya, Muaragembong, Sukawangi dan Cabangbungin kabupaten Bekasi sekarang), usaha Jayasingawarman berhasil, kemudian Dewawarman VIII menyerahkan tahtanya pada Jayasingawarman. Seterusnya Salakanagara berganti nama menjadi Tarumanagara (358 M).

Di kemudian hari setelah Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanagara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah.

Perlu diketahui juga,bahwa :


Jayasingawarman Gurudarmapurusa.
Penerusnya adalah Purnawarman yang memindahkan pusat pemerintahan dari Jayasingapura (mungkin Jasinga) ke tepi kali Gomati (bekasi) yang diberi nama Sundapura (kota Sunda), bergelar Harimau Tarumanagara (Wyagraha ning tarumanagara), dan disebut pula Sang Purandara Saktipurusa (manusia sakti penghancur benteng) dan juga Panji Segala Raja. Sedangkan nama nobatnya adalah Sri Maharaja Purnawarman Sang Iswara Digwijaya Bhimaparakrama Suryamahapurusa Jagatpati. ◦Raja terakhir Sang Linggawarman sebagai raja ke-12.
Kerajaan Sunda Tarumanagara dirubah namanya menjadi Kerajaan Sunda oleh Tarusbawa, penerus Linggawarman. Akibatnya belahan timur Tarumanagara dengan batas sungai Citarum memerdekakan diri menjadi Kerajaan Galuh
Kerajaan Sunda berlangsung hingga tahun 1482 M, dengan 34 raja. Prabu Maharaja Linggabuana dinobatkan menjadi raja di kerajaan Sunda pada 22 februari 1350 M. Ia gugur bersama putrinya, Citraresmi, dalam tragedi Palagan Bubat akibat ulah Mahapatih Gajahmada. Peristiwa itu terjadi pada 4 September 1357 M. Mahaprabu Niskala Wastu Kancana menggantikan posisi Linggabuana pada usia 9 tahun. Dia membuat Prasasti Kawali di Sanghiyang Linggahiyang atau Astana Gede Kawali. Dia juga yang membuat filsafat hidup :" Tanjeur na Juritan, Jaya di Buana" (unggul dalam perang, lama hidup di dunia). ◦Wastukancana memerintah selama 103 tahun 6 bulan dan 15 hari dalam keadaan damai. Sri Baduga Maharaja adalah putra Prabu Dewa Niskala, cucu dari Prabu Wastukancana. Ia adalah pemersatu kerajaan Sunda, ketika Galuh kembali terpisah. Kerajaan ini lebih dikenal dengan sebutan Pajajaran. Dialah raja pertama yang mengadakan perjanjian dengan bangsa Eropa, yaitu Portugis. Ia berkuasa dari tahun 1482 s.d. 1521M.
Kerajaan Galuh Pendirinya adalah Prabu Wretikandayun pada 612 M.
Prabu Sanjaya Harisdarma. Ia disebut Taraju Jawadwipa, dan sempat menjadi Maharaja di tiga kerajaan : Kalingga - Galuh - Sunda. Sang Manarah yang dalam dongeng disebut Ciung Wanara. Ia putera Prabu Premana Dikusumah dari Naganingrum.
Kerajaan Pajajaran  adalah sebutan pengganti atas bersatunya kerajaan Galuh dengan kerajaan Sunda, yang dipegang oleh satu penguasa : Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan Pajajaran atau Sri Sang Ratu Dewata.
Penggantinya adalah Prabu Sanghyang Surawisesa, yang berkuasa di belahan barat Jawa barat, karena di sebelah timur sudah berdiri kerajaan Islam Pakungwati Cirebon, yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana atau Haji Abdullah Iman. Dia adalah putra sulung Sri Baduga Maharaja dari Subanglarang yang beragama Islam. Subanglarang adalah murid Syekh Quro Hasanudin Pura Dalem Karawang. Tahta kerajaan Pajajaran berlangsung turun-temurun : Ratu Dewata; Ratu Sakti, Prabu Nilakendra dan yang terakhir Prabu Ragamulya Suryakancana. Di  pihak Cirebon sendiri, putera Susuhunan Jati Cirebon, yaitu Pangeran Sabakingkin, telah berhasil mendirikan kerajaan bercorak Islam Surasowan Wahanten (Banten) dan melakukan beberapa kali penyerbuan ke Pajajaran. Pakuan Pajajaran direbut dan dimusnahkan oleh Maulana Yusuf, putra Maulana Hasanudin. Pajajaran sirna ing bhumi, atau Pajajaran lenyap dari muka bumi pada tanggal 11 bagian terang bulan wasaka tahun 1511 Saka atau tanggal 8 mei 1579 M. Sebagai tunas-tunas Pajajaran, muncullah 3 kerajaan Islam di tatar Sunda :

Kerajaan Islam Pakungwati Cirebon;
Kerajaan Islam Surasowan Banten; dan


Kerajaan Islam Sumedanglarang.

Istilah Wangsa Sanjaya merujuk kepada nama pendiri Kerajaan Medang, yaitu SANJAYA yang memerintah sekitar tahun 732 M.
Berdasarkan Prasasti Canggal (732 M) diketahui Sanjaya adalah penerus raja Jawa Sanna, menganut agama Hindu aliran Siwa, dan berkiblat ke Kunjarakunja di daerah India, dan mendirikan Shivalingga baru yang menunjukkan membangun pusat pemerintahan baru.Menurut penafsiran atas naskah Tjarita Parahijangan yang disusun dari zaman kemudian, Sanjaya digambarkan sebagai pangeran dari Galuh yang akhirnya berkuasa di Mataram. Ibu dari Sanjaya adalah Sanaha, cucu Ratu Shima dari  Kerajaan Kalingga di Jepara. Ayah dari Sanjaya adalah Sena/Sanna/Bratasenawa, raja Galuh ketiga. Sena adalah putra Mandiminyak, raja Galuh kedua (702-709 M). Dikemudian hari, Sanjaya yang merupakan penerus Kerajaan Galuh yang sah, menyerang Galuh dengan bantuan Tarusbawa, raja Sunda. Penyerangan ini bertujuan untuk melengserkan Purbasora.
Saat Tarusbawa meninggal pada tahun 723 M, kekuasaan Sunda dan Galuh berada di tangan Sanjaya. Di tangannya, Sunda dan Galuh bersatu kembali. Tahun 732 M, Sanjaya menyerahkan kekuasaan Sunda-Galuh kepada putranya Rakryan Panaraban (Tamperan). Di Kalingga, Sanjaya memegang kekuasaan selama 22 tahun (732-754 M), yang kemudian diganti oleh puteranya dari Déwi Sudiwara, yaitu Rakai Panangkaran. Secara garis besar kisah dari Carita Parahyangan ini sesuai dengan prasasti Canggal.
Rakai Panangkaran dikalahkan oleh dinasti pendatang dari Sumatra yang bernama Wangsa Sailendra. Berdasarkan penafsiran atas Prasasti  Kalasan (778 M), pada tahun 778 M Raja Sailendra yang beragama Buddha aliran Mahayana memerintah Rakai Panangkaran untuk mendirikan Candi Kalasan.
Sejak saat itu Kerajaan Medang dikuasai oleh Wangsa Sailendra. Sampai akhirnya seorang putri mahkota Sailendra yang bernama Pramodawardhani menikah dengan Rakai Pikatan, seorang keturunan Sanjaya, pada tahun 840–an. Rakai Pikatan kemudian mewarisi takhta mertuanya. Dengan demikian, Wangsa Sanjaya kembali berkuasa di Medang.

Perlu juga diketahui bersama,bahwa :
Raja Shapur II dari Persia adalah menantu Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanagara. Dan Silsilah Raja Shapur II dari Persia adalah sebagai berikut :
Nabi Noah atau Nabi Nuh ,berputra :
Ham,berputra :
Kush,berputra :
Raja Nimrod (leluhur Babel/Babylonia),berputra:
Ratu Babilon,berputra :
Ratu Amuhia,berputra :
Raja Nebucadnezar III (Pangeran Nindintu-Bel),berputra :
Raja Nebucadnezar IV, berputra :
Raja Andrea dari Babilonia,berputra:
Raja Darius II dari Persia,berputra :
Raja Arthaxerxes II dari Persia,berputra :
Raja Rodogune Archaemenid dari Persia,berputra:
Raja Abhisara I dari Taxila,berputra :
Raja Abhisara II,berputra :
Raja Abhisara III,berputra:
Raja Abhisara IV dari Avanti,berputra:
Ratu Avanti,berputra:
Ratu Sundari Maurya dari Magada,berputra:
Raja Pantaleon dari Bactria,berputra:
Raja Agathocles I,berputra:
Ratu Agathocleia dari Bactria, berputra:
Raja Strato I,berputra:
Raja Hippostratus,berputra:
Raja Calliope,berputra:
Ratu Bactria,berputra:
Raja Wema Kadphises II dari Khusanas,berputra:
Raja Kanishka dari Khusanastan,berputra:
Raja Huvishka dari Khusans,berputra:
Raja Vasudeva I,berputra:
Raja Kaniska III,berputra:
Raja Vasudeva II,berputra:
Raja Vasudeva III,berputra:
Raja Vasudeva IV dari Kandahar,berputra:
Raja Vasudeva dari Kabul,berputra:
Ifra Hormidz,berputra:
Raja Shapur II dari Persia,berputra:
SELANJUTNYA RAJA SHAPUR II dari Persia menurunkan :
Raja Shapur III dari Persia (cucu dari Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara Nusantara),berputra:
Raja Yazdagrid I dari Persia (menantu dari Prabu Dharmayawarman),berputra:
Raja Bahram V dari Persia,berputra:
Raja Yazdagrid II dari Persia,berputra:
Raja Firoz II dari Persia,berputra:
Maharaja Kibad Syahriar (Kavad I ) dari Persia,berputra:
Maharaja Anushirvan (Khosrow I) dari Persia.
SELANJUTNYA dari RAJA YAZDAGRID II dari Persia (menantu Prabhu Dharmayawarman) hingga ke Raden Wijaya Prabhu Sanggramawijaya dari Kerajaan Majapahit (awal pengaktifan Collateral Bank,Metal Deposit Bank-cikal bakal -Bank UBS di Swiss,berputra :
Prabhu Purnawarman dari Kerajaan Tarumanegara,berputra:
Prabhu Wishnuwarman,berputra :
Prabhu Indrawarman,berputra :
Prabhu Chandrawarman,berputra :
Prabhu Suryawarman,berputra :
Dewi Suryawarmandewi,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa I,berputra :
Prabhu Suryawarmandewa II,berputra :
Prabhu Wertikandayun,berputra :
Prabhu Galuh II,berputra :
Prabhu Brata Senawa atau Prabhu Sanna,berputra :
Prabhu Sanjaya,berputra :
Prabhu Rakai Panangkaran,berputra:
Prabhu Smaragrawira,berputra :
Prabhu Smaratungga,berputra :
Prabhu Bathari Pramodawardani suami Rakai Pikatan,berputra :
Prabhu Rakai Watuhumalang,berputra :
Prabhu Mpu Daksa,berputra:
Prabhu Daksadewa,berputra:
Prabhu Mpu Sindok,berputra :
Prabhu Bathari Sri Isyana Tunggadewi,berputra:
Prabhu Sri Makuta Wangsawardana,berputra :
Prabhu Sri Darmawangsa Teguh,berputra :
Prabhu Bathari Darmandewi,berputra :
Prabhu Darmaraja,berputra :
Prabhu Langlang Bhumi,berputra :
Prabhu Rakryan Jayagiri,berputra :
Prabhu Dharmma Kusuma,berputra :
Prabhu Guru Darmasiksa,berputra :
Prabhu Rakryan Jayadarma,berputra :
Raden Wijaya atau Prabhu Sanggrama Wijaya.
Awal dari carita suksesi di Kerajaan Majapahit adalah bahwa Prabhu Bathara Sanggramawijaya atau Raden Wijaya pendiri Majapahit mempunyai 2 (dua) istri dari Melayu juga, yang bernama Dara Petak dan Dara Jingga, bahwa perlu diketahui Dara Petak melahirkan Kala Gemet atau Sri Prabhu Jayanegara, dan Dara Jingga melahirkan Adityawarman (Raja di tanah Melayu,Raja di Minangkabau) ini berdasarkan Kitab Pararaton,dan Prasasti Pagar ruyung.Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada jaman pemerintahan Ratu Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani (1328-1350 M). Dan mencapai jaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk (1350-1389 M) dengan Mahapatih Gajah Mada-nya yang kesohor dipelosok Nusantara itu. Pada masa itu kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara. Benar-benar jaman yang gilang gemilang! Stabilitas Majapahit sempat koyak akibat perang saudara selama lima tahun yang terkenal dengan nama Perang Pare-greg (1401-1406 M). Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan yang waktu itu dipimpin Bhre Wirabhumi (nantinya disaat Raden Kusen tumimbal lahir lagi Bhre Wirabhumi kembali muncul dan dengan misi,sifat dan karakter yang sama,kalau Bhre Wirabhumi adalah anak keturunan Adipati Arya Wiraraja atau Banyak Wide yang membantu Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit,dan Bhre Wirabhumi inilah yang mempunyai ide Majapahit dipecah menjadi Kraton Kilen dan Kraton Wetan,dan Bhre Wirabhumi ini juga kecewa karena ditolak cintanya oleh Dyah Ayu Tribhuwana Tunggadewi,sehingga dia kecewa dengan Majapahit) hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan. Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil ditaklukkan oleh seorang ksatria berdarah Blambangan sendiri yang membelot ke Majapahit, yaitu Raden Gajah. ( Kisah ini terkenal didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat pemberontakan Adipati Blambangan Kebo Marcuet. Kebo = Bangsawan, Marcuet = Kecewa. Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka Umbaran. Jaka = Perjaka, Umbaran = Pengembara. Dan Jaka Umbaran setelah berhasil menaklukkan Adipati Kebo Marcuet, dikukuhkan sebagai Adipati Blambangan dengan nama Minak Jingga. Minak = Bangsawan, Jingga = Penuh Keinginan. Adipati Kebo Marcuet inilah Bhre Wirabhumi, dan Minak Jingga tak lain adalah Raden Gajah, keponakan Bhre Wirabhumi sendiri.) Namun, sepeninggal Prabhu Wikramawardhana, ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Ratu Suhita, Malahan Raden Gajah yang kini hendak melepaskan diri dari pusat pemerintahan karena merasa diingkari janjinya. Dan tampillah Raden Paramesywara, yang berhasil memadamkan pemberontakan Raden Gajah. Pada akhirnya, Raden Paramesywara diangkat sebagai suami oleh Ratu Suhita. ( Dalam cerita rakyat, inilah kisah Damar Wulan. Ratu Suhita tak lain adalah Kencana Wungu. Kencana = Mutiara, Wungu = Pucat pasi, ketakutan. Dan Raden Paramesywara adalah Damar Wulan. Damar = Pelita, Wulan = Sang Rembulan.) Kondisi Majapahit stabil lagi. Hingga pada tahun 1453 Masehi, tahta Majapahit dipegang oleh Raden Kertabhumi yang lantas terkenal dengan gelar Prabhu Brawijaya ( Bhre Wijaya). Pada jaman pemerintahan beliau inilah, Islamisasi mulai merambah wilayah kekuasaan Majapahit, dimulai dari Malaka. Dan kemudian, mulai masuk menuju ke pusat kerajaan, ke pulau Jawa. Dan kisahnya adalah sebagai berikut : Diwilayah Kamboja selatan, dulu terdapat Kerajaan kecil yang masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Kerajaan Champa namanya. ( Sekarang hanya menjadi perkampungan Champa ). Kerajaan ini berubah menjadi Kerajaan Islam semenjak Raja Champa memeluk agama baru itu. Keputusan ini diambil setelah seorang ulama Islam datang dari Samarqand, Bukhara. ( Sekarang didaerah Rusia Selatan). Ulama ini bernama Syeh Ibrahim As-Samarqand. Selain berpindah agama, Raja Champa bahkan mengambil Syeh Ibrahim As-Samarqand sebagai menantu. Raja Champa memiliki dua orang putri. Yang sulung bernama Dewi Candrawulan dan yang bungsu bernama Dewi Anarawati. Syeh Ibrahim As-Samarqand dinikahkan dengan Dewi Candrawati. Dari hasil pernikahan ini, lahirlah dua orang putra, yang sulung bernama Sayyid ‘Ali Murtadlo, dan yang bungsu bernama Sayyid ‘Ali Rahmad. Karena berkebangsaan Champa ( Indo-china ), Sayyid ‘Ali Rahmad juga dikenal dengan nama Bong Swie Hoo. ( Nama Champa dari Sayyid ‘Ali Murtadlo, Raja Champa, Dewi Candrawulan dan Dewi Anarawati, saya belum mengetahuinya ). Kerajaan Champa dibawah kekuasaan Kerajaan Besar Majapahit yang berpusat di Jawa. Pada waktu itu Majapahit diperintah oleh Raden Kertabhumi atau Prabhu Brawijaya semenjak tahun 1453 Masehi. Perlu diketahui juga bahwa Kertabumi sebelum menjadi raja Majapahit adalah seorang adipati Daha / kediri, baru setelah menjadi raja Majapahit bergelar prabu Brawijaya V.Beliau didampingi oleh adiknya Raden Purwawisesha (yang mempunyai nama lain Sabdo Palon) sebagai Mahapatih. Pada tahun 1466, Raden Purwawisesha mengundurkan diri dari jabatannya, dan sebagai penggantinya diangkatlah Bhre Pandhansalas (yang mempunyai nama lain Noyo Genggong)  . Namun dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1468 Masehi, Bhre Pandhansalas juga mengundurkan diri. Praktis semenjak tahun 1468 Masehi, Prabhu Brawijaya memerintah Majapahit tanpa didampingi oleh seorang Mahapatih. Bhra Wijaya adalah nama raja terakhir Kerajaan Majapahit versi naskah-naskah babad dan serat, misalnya Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda. Nama ini sangat populer dalam masyarakat Jawa namun tidak memiliki bukti sejarah yang kuat, misalnya prasasti. Oleh karena itu perlu diselidiki dari mana asalnya para pengarang babad dan serat memperoleh nama tersebut. Nama Brawijaya diyakini berasal dari kata Bhra Wijaya, yang merupakan singkatan dari Bhatara Wijaya. Menurut Suma Oriental tulisan Tome Pires, pada tahun 1513 ada seorang raja bernama Batara Vigiaya yang bertakhta di Dayo, namun pemerintahannya dikendalikan oleh Pate Amdura. Batara Vigiaya merupakan ejaan Portugis untuk Bhatara Wijaya, sedangkan Dayo bermakna Daha. Dari prasasti Jiyu diketahui bahwa Daha diperintah oleh Dyah Ranawijaya pada tahun 1486. Dengan kata lain, Brawijaya alias Bhatara Wijaya adalah nama lain dari Dyah Ranawijaya. Identifikasi Brawijaya raja terakhir Majapahit dengan Ranawijaya cukup masuk akal, karena Ranawijaya juga diduga sebagai raja Majapahit. Pengangkatan Ranawijaya menurut Kronik Cina :
Pemerintahan Bhre Kertabhumi tidak meninggalkan bukti prasasti, juga tidak diceritakan secara tegas dalam Pararaton. Justru dalam kronik Cina dari Kuil Sam Po Kong ditemukan adanya raja Majapahit bernama Kung-ta-bu-mi. Pada tahun 1478 Kung-ta-bu-mi dikalahkan putranya sendiri bernama Jin Bun, yang lahir dari selir Cina. Jin Bun ini identik dengan Panembahan Jimbun alias Raden Patah pendiri Kesultanan Demak. Setelah itu, Majapahit menjadi bawahan Demak. Jin Bun mengangkat seorang Cina muslim sebagai bupati bernama Nyoo Lay Wa. Pada tahun 1486 Nyoo Lay Wa mati akibat unjuk rasa kaum pribumi. Maka, Jin Bun pun mengangkat bupati baru di Majapahit, seorang pribumi bernama Pa-bu-ta-la yang juga menantu Kung-ta-bu-mi. Tokoh Pa-bu-ta-la ini identik dengan Prabhu Natha Girindrawardhana alias Dyah Ranawijaya yang mengeluarkan prasasti Jiyu tahun 1486. Tidak diketahui dengan pasti dari mana sumber sejarah yang digunakan oleh penulis kronik Cina tersebut. Hubungan Ranawijaya dengan Bhre Kertabhumi :
Menurut kronik Cina di atas, Ranawijaya adalah menantu Bhre Kertabhumi yang diangkat oleh Raden Patah sebagai raja bawahan Demak. Pendapat lain mengatakan, Ranawijaya menjadi raja Majapahit atas usahanya sendiri, yaitu dengan cara mengalahkan Bhre Kertabhumi tahun 1478, demi membalas kekalahan ayahnya, yaitu Suraprabhawa. Pendapat ini diperkuat oleh prasasti Petak yang menyebutkan kalau keluarga Girindrawardhana pernah berperang melawan Majapahit.Kerajaan Dayo adalah ejaan Portugis untuk Daha, yang saat itu menjadi ibu kota Majapahit. Menurut Babad Sengkala pada tahun 1527 Daha akhirnya dikalahkan oleh Kesultanan Demak.

Ingatan masyarakat Jawa tentang kekalahan Majapahit yang berpusat di Daha tahun 1527 bercampur dengan peristiwa runtuhnya Majapahit yang berpusat di Mojokerto tahun 1478. Akibatnya, Bhra Wijaya yang merupakan raja terakhir tahun 1527 oleh para penulis babad “ditempatkan” sebagai Brawijaya yang pemerintahannya berakhir tahun 1478. Akibatnya pula, tokoh Brawijaya pun sering disamakan dengan Bhre Kertabhumi, yaitu raja Majapahit yang memerintah pada tahun 1474-1478. Padahal, tidak ada bukti sejarah yang menyebut bahwa Bhre Kertabhumi juga bergelar Brawijaya. Lebih lanjut tentang identifikasi Brawijaya, bisa dilihat dalam artikel Bhre Kertabhumi dan Kertawijaya Apakah gerangan dalam masa pemerintahan Prabhu Brawijaya terjadi dua kali pengunduran diri dari seorang Mahapatih? Sebabnya tak lain dan tak bukan karena Prabhu Brawijaya terlalu lunak dengan etnis China dan orang-orang muslim. Diceritakan, begitu Prabhu Brawijaya naik tahta, Kekaisaran Tiongkok mengirimkan seorang putri China yang sangat cantik sebagai persembahan kepada Prabhu Brawijaya untuk dinikahi. Ini dimaksudkan sebagai tali penyambung kekerabatan dengan Kekaisaran Tiongkok. Putri ini bernama Tan Eng Kian. Sangat cantik. Tiada bercacat. Karena kecantikannya, setelah Prabhu Brawijaya menikahi putri ini, praktis beliau hampi-hampir melupakan istri-istrinya yang lain. ( Prabhu Brawijaya banyak memiliki istri, dari berbagai istri beliau, lahirlah tokoh-tokoh besar. Ketika putri Tan Eng Kian tengah hamil tua, rombongan dari Kerajaan Champa datang menghadap. Raja Champa sendiri yang datang. Diiringi oleh para pembesar Kerajaan dan ikut juga dalam rombongan, Dewi Anarawati. Raja Champa banyak membawa upeti sebagai tanda takluk. Dan salah satu upeti yang sangat berharga adalah, Dewi Anarawati sendiri. Melihat kecantikan putri berdarah indo-china ini, Prabhu Brawijaya terpikat. Dan begitu Dewi Anarawati telah beliau peristri, Tan Eng Kian, putri China yang tengah hamil tua itu, seakan-akan sudah tidak ada lagi di istana. Perhatian Prabhu Brawijaya kini beralih kepada Dewi Anarawati. Saking tergila-gilanya, manakala Dewi Anarawati meminta agar Tan Eng Kian disingkirkan dari istana, Prabhu Brawijaya menurutinya. Tan Eng Kian diceraikan. Lantas putri China yang malang ini diserahkan kepada Adipati Palembang Arya Damar untuk diperistri. Perlu diketahui juga bahwa Arya Damar hidup pada abad ke 13 ibunya adalah Dara Jingga putri kerajaan Sriwijaya di Palembang dan Ayahnya merupakan saudara dekat Raden Wijaya Raja I atau pendiri kerajaan Majapahit ( kalau bukan adik /kakak kandung ya sepupu ) seusia dengan raja majapahit yang ke II, yaitu Kalagemet atau sering dikenal dengan Prabhu Bathara Jayanagara (putra Dara Petak dari Sriwijaya). Adipati Arya Damar sesungguhnya juga peranakan China. Dia adalah putra selir Prabhu Wikramawardhana, Raja Majapahit yang sudah wafat yang memerintah pada tahun 1389-1429 Masehi, dengan seorang putri China pula. Nama China Adipati Arya Damar adalah Swan Liong. Menerima pemberian seorang janda dari Raja adalah suatu kehormatan besar. Perlu dicatat, Swan Liong adalah China muslim. Dia masuk Islam setelah berinteraksi dengan etnis China di Palembang, keturunan pengikut Laksamana Cheng Ho yang sudah tinggal lebih dahulu di Palembang. Oleh karena itulah, Palembang waktu itu adalah sebuah Kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit yang bercorak Islam. Arya Damar menunggu kelahiran putra yang dikandung Tan Eng Kian sebelum ia menikahinya. Begitu putri China ini selesai melahirkan, dinikahilah dia oleh Arya Damar. Anak yang lahir dari rahim Tan Eng Kian, hasil dari pernikahannya dengan Prabhu Brawijaya, adalah seorang anak lelaki. Diberi nama Tan Eng Hwat. Karena ayah tirinya muslim, dia juga diberi nama Hassan. Kelak di Jawa, dia terkenal dengan nama Raden Patah! Dari hasil perkawinan Arya Damar dengan Tan Eng Kian, lahirlah juga seorang putra. Diberinama Kin Shan. Nama muslimnya adalah Hussein. Kelak di Jawa, dia terkenal dengan nama Raden Kusen atau Adipati Pecattandha, atau Adipati Terung yang terkenal itu! Kembali ke Jawa. Dewi Anarawati yang muslim itu telah berhasil merebut hati Prabhu Brawijaya. Dia lantas menggulirkan rencana selanjutnya setelah berhasil menyingkirkan pesaingnya, Tan Eng Kian. Dewi Anarawati meminta kepada Prabhu Brawijaya agar saudara-saudaranya yang muslim, yang banyak tinggal dipesisir utara Jawa, dibangunkan sebuah Ashrama, sebuah Peshantian, sebuah Padepokan, seperti halnya Padepokan para Pandhita Shiva dan para Wiku Buddha. Mendengar permintaan istri tercintanya ini, Prabhu Brawijaya tak bisa menolak. Namun yang menjadi masalah, siapakah yang akan mengisi jabatan sebagai seorang Guru layaknya padepokan Shiva atau Mahawiku layaknya padepokan Buddha? Pucuk dicinta ulam tiba, Dewi Anarawati segera mengusulkan, agar diperkenankan memanggil kakak iparnya, Syeh Ibrahim As-Samarqand yang kini ada di Champa untuk tinggal sebagai Guru di Ashrama Islam yang hendak dibangun. Dan lagi-lagi, Prabhu Brawijaya menyetujuinya. Para Pembesar Majapahit, Para Pandhita Shiva dan Para Wiku Buddha, sudah melihat gelagat yang tidak baik. Mereka dengan halus memperingatkan Prabhu Brawijaya, agar selalu berhati-hati dalam mengambil sebuah keputusan penting. Tak kurang-kurang, Sabdo Palon dan Nayagenggong, punakawan terdekat Prabhu Brawijaya juga sudah memperingatkan agar momongan mereka ini berhati-hati, tidak gegabah. Namun, Prabhu Brawijaya, bagaikan orang mabuk, tak satupun nasehat orang-orang terdekatnya beliau dengarkan. Perekonomian Majapahit sudah hamper didominasi oleh etnis China semenjak putri Tan Eng Kian di peristri oleh Prabhu Brawijaya, dan memang itulah misi dari Kekaisaran Tiongkok. Kini, dengan masuknya Dewi Anarawati, orang-orang muslim-pun mendepat kesempatan besar. Apalagi, pada waktu itu, banyak juga orang China yang muslim. Semua masukan bagi Prabhu Brawijaya tersebut, tidak satupun yang diperhatikan secara sungguh-sungguh. Para Pejabat daerah mengirimkan surat khusus kepada Sang Prabhu yang isinya mengeluhkan tingkah laku para pendatang baru ini. Namun, tetap saja, ditanggapi acuh tak acuh. Hingga pada suatu ketika, manakala ada acara rutin tahunan dimana para pejabat daerah harus menghadap ke ibukota Majapahit sebagai tanda kesetiaan, Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker ( Ponorogo sekarang), mempersembahkan tarian khusus buat Sang Prabhu. Tarian ini masih baru. Belum pernah ditampilkan dimanapun. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piranti tari bernama Dhadhak Merak. Yaitu sebuah piranti tari yang berupa duplikat kepala harimau dengan banyak hiasan bulu-bulu burung merak diatasnya. Dhadhak Merak ini dimainkan oleh satu orang pemain, dengan diiringi oleh para prajurid yang bertingkah polah seperti banci. ( Sekarang dimainkan oleh wanita tulen). Ditambah satu tokoh yang bernama Pujangganom dan satu orang Jathilan. Sang Pujangganom tampak menari-nari acuh tak acuh, sedangkan Jathilan, melompat-lompat seperti orang gila. Sang Prabhu takjub melihat tarian baru ini. Manakala beliau menanyakan makna dari suguhan tarian tersebut, Ki Ageng Kutu, Adipati dari Wengker yang terkenal berani itu, tanpa sungkan-sungkan lagi menjelaskan, bahwa Dhadhak Merak adalah symbol dari Kerajaan Majapahit sendiri. Kepala Harimau adalah symbol dari Sang Prabhu. Bulu-bulu merak yang indah adalah symbol permaisuri sang Prabhu yang terkenal sangat cantik, yaitu Dewi Anarawati. Pasukan banci adalah pasukan Majapahit. Pujangganom adalah symbol dari Pejabat teras, dan Jathilan adalah symbol dari Pejabat daerah. Arti sesungguhnya adalah, Kerajaan Majapahit, kini diperintah oleh seekor harimau yang dikangkangi oleh burung Merak yang indah. Harimau itu tidak berdaya dibawah selangkangan sang burung Merak. Para Prajurid Majapahit sekarang berubah menjadi penakut, melempem dan banci, sangat memalukan! Para pejabat teras acuh tak acuh dan pejabat daerah dibuat kebingungan menghadapi invasi halus, imperialisasi halus yang kini tengah terjadi. Dan terang-terangan Ki Ageng Kutu memperingatkan agar Prabhu Brawijaya berhati-hati dengan orang-orang Islam! Kesenian sindiran ini kemudian hari dikenal dengan nama REOG PONOROGO! Mendengar kelancangan Ki Ageng Kutu, Prabhu Brawijaya murka! Dan Ki Ageng Kutu, bersama para pengikutnya segera meninggalkan Majapahit. Sesampainya di Wengker, beliau mamaklumatkan perang dengan Majapahit! Prabhu Brawijaya mengutus putra dari selirnya, Raden Bathara Katong untuk memimpin pasukan Majapahit, menggempur Kadipaten Wengker! Prabhu Brawijaya, menjanjikan daerah ‘perdikan’. Daerah perdikan adalah daerah otonom. Beliau menjanjikannya kepada Dewi Anarawati. Dan Dewi Anarawati meminta daerah Ampeldhenta ( didaerah Surabaya sekarang ) agar dijadikan daerah otonom bagi orang-orang Islam. Dan disana, rencananya akan dibangun sebuah Ashrama besar, pusat pendidikan bagi kaum muslim. Begitu Prabhu Brawijaya menyetujui hal ini, maka Dewi Anarawati, atas nama Negara, mengirim utusan ke Champa. Meminta kesediaan Syeh Ibrahim As-Samarqand untuk tinggal di Majapahit dan menjadi Guru dari Padepokan yang hendak dibangun. Dan permintaan ini adalah sebuah kabar keberhasilan luar biasa bagi Raja Champa. Misi peng-Islam-an Majapahit sudah diambang mata. Maka berangkatlah Syeh Ibrahim As-Samarqand ke Jawa. Diiringi oleh kedua putranya, Sayyid ‘Ali Murtadlo dan Sayyid ‘Ali Rahmad. Perlu diketahui bahwa Sayyid Ali Rahmad alias Sunan Ampel adalah cucu Raja di Campa yang bernama Bong Tak Keng, dan Sayyid Ali Rahmad ini mempunyai nama Bong Swi Hoo mempunyai istri anak kapten Tiongkok Gan Eng Yu, yang nantinya putri itu bernama  Ni Gde Manilo (fakta ini didukung oleh Babad Tanah Djawi dan Serat Kandha).Sesampainya di Gresik, pelabuhan Internasional pada waktu itu, mereka disambut oleh masyarakat muslim pesisir yang sudah ada disana sejak jaman Prabhu Hayam Wuruk berkuasa. Masyarakat muslim ini mulai mendiami pesisir utara Jawa semenjak kedatangan Syeh Maulana Malik Ibrahim, yang pada waktu itu memohon menghadap kehadapan Prabhu Hayam Wuruk hanya untuk sekedar meminta beliau agar ‘pasrah’ memeluk Islam. Tentu saja, permintaan ini ditolak oleh Sang Prabhu Hayam Wuruk pada waktu itu karena dianggap lancang. Namun, beliau sama sekali tidak menjatuhkan hukuman. Beliau dengan hormat mempersilakan rombongan Syeh Maulana Malik Ibrahim agar kembali pulang. Namun sayang, di Gresik, banyak para pengikut Syeh Maulana Malik Ibrahim terkena wabah penyakit yang datang tiba-tiba. Banyak yang meninggal. Salah satunya adalah santriwati Syeh Maulana Malik Ibrahim bernama Fatimah binti Maimun. ( Sampai sekarang makamnya masih ada,). Dan Syeh Maulana Malik Ibrahim akhirnya wafat juga di Gresik, dan lantas dikenal oleh orang-orang Jawa muslim dengan nama Sunan Gresik. Syeh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik telah datang jauh-jauh hari sebelum ada yang dinamakan Dewan Wali Sangha ( Sangha = Perkumpulan orang-orang suci. Sangha diambil dari bahasa Sansekerta. Bandingkan dengan doktrin Buddhis mengenai Buddha, Dharma dan Sangha. Kata-kata Wali Sangha lama-lama berubah menjadi Wali Songo yang artinya Wali Sembilan Rombongan dari Champa ini sementara waktu beristirahat di Gresik sebelum meneruskan perjalanan menuju ibukota Negara Majapahit. Sayang, setibanya di Gresik, Syeh Ibrahim As-Samarqand jatuh sakit dan meninggal dunia. Orang Jawa muslim mengenalnya dengan nama Syeh Ibrahim Smorokondi. Makamnya masih ada di Gresik sekarang. Kabar meninggalnya Syeh Ibrahim As-Samarqand sampai juga di istana. Dewi Anarawati bersedih. Lantas, kedua putra Syeh Ibrahim As-Samarqand dipanggil menghadap. Atas usul Dewi Anarawati, Sayyid ‘Ali Rahmad diangkat sebagai pengganti ayahnya sebagai Guru dari sebuah Padepokan Islam yang hendak didirikan. Bahkan, Sayyid ‘Ali Rahmad dan Sayyid ‘Ali Murtadlo mendapat gelar kebangsawanan Majapahit, yaitu Rahadyan atau Raden. Jadilah mereka dikenal dengan nama Raden Rahmad dan Raden Murtolo ( Orang Jawa tidak bisa mengucapkan huruf ‘dlo’. Huruf ‘dlo’ berubah menjadi ‘lo’. Seperti Ridlo, jadi Rilo, Ramadlan jadi Ramelan, Riyadloh jadi Riyalat, dll). Namun lama kelamaan, Raden Murtolo dikenal dengan nama Raden Santri, makamnya juga ada di Gresik sekarang. Raden Rahmad, disokong pendanaan dari Majapahit, membangun pusat pendidikan Islam pertama di Jawa. Para muslim pesisir datang membantu. Tak berapa lama, berdirilah Padepokan Ampeldhenta. Istilah Padepokan lama-lama berubah menjadi Pesantren untuk membedakannya dengan Ashrama pendidikan Agama Shiva dan Agama Buddha. Lantas dikemudian hari, Raden Rahmad dikenal dengan nama Sunan Ampel. Raden Santri, mengembara ke Bima, menyebarkan Islam disana, hingga ketika sudah tua, ia kembali ke Jawa dan meniggal di Gresik. Para pembesar Majapahit, Para Pandhita Shiva dan Para Wiku Buddha, sudah memperingatkan Prabhu Brawijaya. Sebab sudah terdengar kabar dimana-mana, kaum baru ini adalah kaum missioner. Kaum yang punya misi tertentu. Malaka sudah berubah menjadi Kadipaten Islam, Pasai juga, Palembang juga, dan kini gerakan itu sudah semakin dekat dengan pusat kerajaan. Semua telah memperingatkan Sang Prabhu. Tak ketinggalan pula Sabdo Palon dan Naya Genggong. Namun, bagaikan berlalunya angin, Prabhu Brawijaya tetap tidak mendengarkannya.Raja Majapahit yang ditakuti ini, kini bagaikan harimau yang takluk dibawah kangkangan burung Merak, Dewi Anarawati. Benarlah apa yang dikatakan oleh Ki Ageng Kutu dari Wengker dulu. Berdirinya Giri Kedhaton Blambangan ( Banyuwangi sekarang ), sekitar tahun 1450 Masehi terkena wabah penyakit. Hal ini dikarenakan ketidaksadaran masyarakatnya yang kurang mampu menjaga kebersihan lingkungan. Blambangan diperintah oleh Adipati Menak Sembuyu, didampingi Patih Bajul Sengara. Wabah penyakit itu masuk juga ke istana Kadipaten. Putri Sang Adipati, Dewi Sekardhadhu, jatuh sakit. Ditengah wabah yang melanda, datanglah seorang ulama dari Samudera Pasai ( Aceh sekarang ), yang masih berkerabat dekat dengan Syeh Ibrahim As-Samarqand, bernama Syeh Maulana Ishaq. Dia ahli pengobatan. Mendengar Sang Adipati mengadakan sayembara, dia serta merta mengikutinya. Dan berkat keahlian pengobatan yang dia dapat dari Champa, sang putri berangsur-angsur sembuh. Adipati Menak Sembuyu menepati janji. Sesuai isi sayembara, barangsiapa yang mampu menyembuhkan sang putri, jika lelaki akan dinikahkan jika perempuan akan diangkat sebagai saudara, maka, Syeh Maulana Ishaq dinikahkan dengan Dewi Sekardhadhu. Namun pada perjalanan waktu selanjutnya, ketegangan mulai timbul. Ini disebabkan, Syeh Maulana Ishaq, mengajak Adipati beserta seluruh keluarga untuk memeluk agama Islam. Ketegangan ini lama-lama berbuntut pengusiran Syeh Maulana Ishaq dari Blambangan. Perceraian terjadi. Dan waktu itu, Dewi Sekardhadhu tengah hamil tua. Keputusan untuk menceraikan Dewi Sekardhadhu dengan Syeh Maulana Ishaq ini diambil oleh Sang Adipati karena melihat stabilitas Kadipaten Blambangan yang semula tenang, lama-lama terpecah menjadi dua kubu. Kubu yang mengidolakan Syeh Maulana Ishaq dan kubu yang tetap menolak infiltrasi asing ke wilayah mereka. Kubu pertama tertarik pada ajaran Islam, sedangkan kubu kedua tetap tidak menyetujui masuknya Islam karena terlalu diskriminatif menurut mereka. Antar kerabat jadi terpecah belah, saling curiga dan tegang. Ini yang tidak mereka sukai. Sepeninggal Syeh Maulana Ishaq, ternyata masalah belum usai. Kubu yang pro ulama Pasai ini, kini menantikan kelahiran putra sang Syeh yang tengah dikandung Dewi Sekardhadhu. Sosok Syeh Maulana Ishaq, kini menjadi laten bagi stabilitas Blambangan. Mendapati situasi ketegangan belum juga bisa diredakan, maka mau tak mau, Adipati Blambangan, dengan sangat terpaksa, memberikan anak Syeh Maulana Ishaq, cucunya sendiri kepada saudagar muslim dari Gresik. Anak itu terlahir laki-laki. Dalam cerita rakyat dari sumber Islam, konon dikisahkan anak itu dilarung ketengah laut (meniru cerita Nabi Musa) dengan menggunakan peti. Konon ada saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar. Kapal dagangnya tiba-tiba tidak bisa bergerak karena menabrak peti itu. Dan peti itu akhirnya dibawa naik ke geladak oleh anak buah sang saudagar. Isinya ternyata seorang bayi. Sesungguhnya itu hanya cerita kiasan. Yang terjadi, saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar di Blambangan diperintahkan untuk menghadap ke Kadipaten menjelang mereka hendak balik ke Gresik. Inilah maksudnya kapal tidak bisa bergerak. Para saudagar bertanya-tanya, ada kesalahan apa yang mereka buat sehingga mereka disuruh menghadap ke Kadipaten? Ternyata, di Kadipaten, Adipati Menak Sembuyu, dengan diam-diam telah mengatur pertemuan itu. Sang Adipati memberikan seorang anak bayi, cucunya sendiri, yang lahir dari ayah seorang muslim. Anak itu dititipkan kepada para saudagar anak buah saudagar kaya di Gresik yang bernama Nyi Ageng Pinatih, yang seorang muslim. Adipati Menak Sembuyu tahu telah menitipkan cucunya kepada siapa. Beliau yakin, cucunya akan aman bersama Nyi Ageng Pinatih. Hanya dengan jalan inilah, Blambangan dapat kembali tenang. Putra Syeh Maulana Ishaq ini, lahir pada tahun 1452 Masehi. Sekembalinya dari Blambangan, para saudagar ini menghadap kepada majikan mereka, Nyi Ageng Pinatih sembari memberikan oleh-oleh yang sangat berharga. Seorang anak bayi keturunan bangsawan Blambangan. Bahkan dia adalah putra Syeh Maulana Ishaq, sosok yang disegani oleh orang-orang muslim. Nyi Ageng Pinatih tidak berani menolak sebuah anugerah itu. Diambillah bayi itu, dianggap anak sendiri. Karena bayi itu hadir seiring kapal selesai berlayar dari samudera, maka bayi itu dinamakan Jaka Samudera oleh Nyi Ageng Pinatih. Jaka Samudera dibawa menghadap ke Ampeldhenta menjelang usia tujuh tahun. Dia tinggal disana. Belajar agama dari Sunan Ampel. Sunan Ampel yang tahu siapa Jaka Samudera yang sebenarnya dari Nyi Ageng Pinatih, maka sosok anak ini sangat dia perhatikan dan diistimewakan. Sunan Ampel menganggapnya anak sendiri. Sunan Ampel, dari hasil perkawinannya dengan kakak kandung Adipati Tuban Arya Teja, memiliki delapan putra dan putri. Yang penting untuk diketahui adalah Makdum Ibrahim ( Nama Champa-nya : Bong- Ang : kelak terkenal dengan sebutan Sunan Benang. Lama-lama pengucapannya berubah menjadi Sunan Bonang ). Yang kedua Abdul Qasim, terkenal kemudian dengan nama Sunan Derajat. Yang ketiga Maulana Ahmad, yang terkenal dengan nama Sunan Lamongan, yang keempat bernama Siti Murtasi’ah, kelak dijodohkan dengan Jaka Samudera, yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton (Sunan Giri), yang kelima putri bernama Siti Asyiqah, kelak dijodohkan dengan Raden Patah ( Tan Eng Hwat ), putra Tan Eng Kian, janda Prabhu Brawijaya yang ada di Palembang itu. Kekuatan Islam dibangun melalui tali pernikahan. Jaka Samudera, diberi nama lain oleh Sunan Ampel, yaitu Raden Paku. Kelak dia dikenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton. Dia adalah santri senior. Sunan Ampel bahkan telah mencalonkan, mengkaderkan dia sebagai penggantinya kelak bila sudah meninggal. Sunan Giri sangat radikal dalam pemahaman keagamannya. Setamat berguru dari Ampeldhenta, dia pulang ke Gresik. Di Gresik, dia menyatukan komunitas muslim disana. Dia mendirikan Pesantren. Terkenal dengan nama Pesantren Giri. Namun dalam perkembangannya, Pesantren Giri memaklumatkan lepas dari kekuasaan Majapahit yang dia pandang Negara kafir. Pesantren Giri berubah menjadi pusat pemerintahan. Maka dikenal dengan nama Giri Kedhaton ( Kerajaan Giri ). Sunan Giri, mengangkat dirinya sebagi khalifah Islam dengan gelar Prabhu Satmata ( Penguasa Bermata Enam. Gelar sindiran kepada Deva Shiva yang cuma bermata tiga ). Mendengar Gresik melepaskan diri dari pusat kekuasan, Prabhu Brawijaya, sebagai Raja Diraja Nusantara yang sah, segera mengirimkan pasukan tempur untuk menjebol Giri Kedhaton. Darah tertumpah. Darah mengalir. Dan akhirnya, Giri Kedhaton bisa ditaklukkan. Kekhalifahan Islam pertama itu tidak berumur lama. Namun kelak, setelah Majapahit hancur oleh serangan Demak Bintara, Giri Kedhaton eksis lagi mulai tahun 1487 Masehi. ( Sembilan tahun setelah Majapahit hancur pada tahun 1478 Masehi ). Dari sumber Islam, banyak cerita yang memojokkan pasukan Majapahit. Konon Sunan Giri berhasil mengusir pasukan Majapahit hanya dengan melemparkan sebuah kalam atau penanya. Kalam miliknya ini katanya berubah menjadi lebah-lebah yang menyengat. Sehingga membuat puyeng atau munyeng para prajurid Majapahit. Maka dikatakan, ‘kalam’ yang bisa membuat ‘munyeng’ inilah senjata andalan Sunan Giri. Maka dikenal dengan nama ‘Kalamunyeng’. Sesungguhnya, ini hanya kiasan belaka. Sunan Giri, melalui tulisan-tulisannya yang mengobarkan semangat ke-Islam-an, mampu mengadakan pemberontakan yang sempat ‘memusingkan’ Majapahit. Namun, karena Sunan Ampel meminta pengampunan kepada Prabhu Brawijaya, Sunan Giri tidak mendapat hukuman. Tapi gerak-geriknya, selalu diawasi oleh Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen ) Majapahit. Inilah kelemahan Prabhu Brawijaya. Terlalu meremehkan bara api kecil yang sebenarnya bisa membahayakan. Sabdo Palon dan Naya Genggong sudah mengingatkan agar seorang yang bersalah harus mendapatkan sangsi hukuman. Karena itulah kewajiban yang merupakan sebuah janji seorang Raja. Salah satu kewajiban menjalankan janji suci sebagai AGNI atau API, yang harus mengadili siapa saja yang bersalah. Janji ini adalah satu bagian integral dari tujuh janji yang lain, yaitu ANGKASHA (Ruang), Raja harus memberikan ruang untuk mendengarkan suara rakyatnya, VAYU (Angin), Raja harus mampu mewujudkan pemerataan kesejahteraan kepada rakyatnya bagai angin, AGNI (Api), Raja harus memberikan hukuman yang seadil-adilnya kepada yang bersalah tanpa pandang bulu bagai api yang membakar, TIRTA (Air), Raja harus mampu menumbuhkan kesejahteraan perekonomian bagi rakyatnya bagaikan air yang mampu menumbuhkan biji-bijian, PRTIVI (Tanah), Raja harus mampu memberikan tempat yang aman bagi rakyatnya, menampung semuanya, tanpa ada diskriminasi, bagaikan tanah yang mau menampung semua manusia, SURYA (Matahari), Raja harus mampu memberikan jaminan keamanan kepada seluruh rakyat tanpa pandang bulu seperti Matahari yang memberikan kehidupan kepada mayapada, CHANDRA (Bulan ), Raja harus mampu mengangkat rakyatnya dari keterbelakangan, dari kebodohan, dari kegelapan, bagaikan sang rembulan yang menyinari kegelapan dimalam hari, dan yang terakhir adalah KARTIKA (Bintang), Raja harus mampu memberikan aturan-aturan hukum yang jelas, kepastian hukum bagi rakyat demi kesejahteraan, kemanusiaan, keadilan, bagaikan bintang gemintang yang mampu menunjukkan arah mata angin dengan pasti dikala malam menjalang. Inilah DELAPAN JANJI RAJA yang disebut ASTHAVRATA (Astobroto ; Jawa ). Dan menurut Sabdo Palon dan Naya Genggong, Prabhu Brawijaya telah lalai menjalankan janji sucinya sebagai AGNI. Mendapati kondisi memanas seperti itu, Sunan Ampel mengeluarkan sebuah fatwa, Haram hukumnya menyerang Majapahit, karena bagaimanapun juga Prabhu Brawijaya adalah Imam yang wajib dipatuhi. Perang Majapahit dan Demak :

Pada umumnya, perang antara Majapahit dan Demak dalam naskah-naskah babad dan serat hanya dikisahkan terjadi sekali, yaitu tahun 1478. Perang ini terkenal sebagai Perang Sudarma Wisuta, artinya perang antara anak melawan ayahnya, yaitu Raden Patah melawan Prabhu Bhrawijaya, tetapi cerita ini cenderung bertentangan dengan fakta sejarah yang diperkuat oleh prasasti petak dan prasasti Jiyu bahwa Brawijaya dijatuhkan oleh Girindrawardhana pada tahun 1478. Jadi sesungguhnya terjadi adalah perang antara Demak dan Daha untuk memperebutkan hegomoni sebagai penerus Majapahit.

Naskah babad dan serat tidak mengisahkan lagi adanya perang antara Majapahit dan Demak sesudah tahun 1478. Padahal menurut catatan Portugis dan kronik Cina kuil Sam Po Kong, perang antara Demak melawan Majapahit terjadi lebih dari satu kali. Dikisahkan, pada tahun 1517 Pa-bu-ta-la bekerja sama dengan bangsa asing di Moa-lok-sa sehingga mengundang kemarahan Jin Bun. Yang dimaksud dengan bangsa asing ini adalah orang-orang Portugis di Malaka. Jin Bun pun menyerang Majapahit. Pa-bu-ta-la kalah namun tetap diampuni mengingat istrinya adalah adik Jin Bun. Perang ini juga terdapat dalam catatan Portugis. Pasukan Majapahit dipimpin seorang bupati muslim dari Tuban bernama Pate Vira. Selain itu Majapahit juga menyerang Giri Kedaton, salah satu sekutu Demak di Gresik. Namun, serangan ini gagal di mana panglimanya akhirnya masuk Islam dengan gelar Kyai Mutalim Jagalpati. Sepeninggal Raden Patah alias Jin Bun tahun 1518, Demak dipimpin putranya yang bernama Pangeran Sabrang Lor sampai tahun 1521. Selanjutnya yang naik takhta adalah Sultan Trenggana adik Pangeran Sabrang Lor. Menurut kronik Cina, pergantian takhta ini dimanfaatkan oleh Pa-bu-ta-la untuk kembali bekerja sama dengan Portugis. Perang antara Majapahit dan Demak pun meletus kembali. Perang terjadi tahun 1524. Pasukan Demak dipimpin oleh Sunan Ngudung, anggota Wali Sanga yang juga menjadi imam Masjid Demak. Dalam pertempuran ini Sunan Ngudung tewas di tangan Raden Kusen, adik tiri Raden Patah yang memihak Majapahit. Perang terakhir terjadi tahun 1527. Pasukan Demak dipimpin Sunan Kudus putra Sunan Ngudung, yang juga menggantikan kedudukan ayahnya dalam dewan Wali Sanga dan sebagai imam Masjid Demak. Dalam perang ini Majapahit mengalami kekalahan. Raden Kusen adipati Terung ditawan secara terhormat, mengingat ia juga mertua Sunan Kudus. Menurut kronik Cina, dalam perang tahun 1527 tersebut yang menjadi pemimpin pasukan Demak adalah putra Tung-ka-lo (ejaan Cina untuk Sultan Trenggana), yang bernama Toh A Bo (yang lebih dikenal dengan Sunan Prawoto).

Dari berita di atas diketahui adanya dua tokoh muslim yang memihak Majapahit, yaitu Pate Vira dan Raden Kusen. Nama Vira mungkin ejaan Portugis untuk Wira. Sedangkan Raden Kusen adalah putra Arya Damar. Ibunya juga menjadi ibu Raden Patah. Dengan kata lain, Raden Kusen adalah paman Sultan Trenggana raja Demak saat itu. Raden Kusen pernah belajar agama Islam pada Sunan Ampel, pemuka Wali Sanga. Dalam perang di atas, ia justru memihak Majapahit.

Berita ini membuktikan kalau perang antara Demak melawan Majapahit bukanlah perang antara agama Islam melawan Hindu sebagaimana yang sering dibayangkan orang, melainkan perang yang dilandasi kepentingan politik antara Sultan Trenggana melawan Dyah Ranawijaya demi memperebutkan kekuasaan atas pulau Jawa. Menurut kronik Cina, Pa-bu-ta-la meninggal dunia tahun 1527 sebelum pasukan Demak merebut istana. Peristiwa kekalahan Girindrawardhana Dyah Ranawijaya ini menandai berakhirnya riwayat Kerajaan Majapahit. Para pengikutnya yang menolak kekuasaan Demak memilih pindah ke pulau Bali.Setelah keluar fatwa dari pemimpin Islam se-Jawa, konflik mulai mereda. Namun bagaimanapun juga, dikalangan orang-orang Islam diam-diam terbagi menjadi dua kubu. Yaitu kubu yang mencita-citakan berdirinya Kekhalifahan Islam Jawa, dan kubu yang tidak menginginkan berdirinya Kekhalifahan itu. Kubu kedua ini berpendapat, dalam naungan Kerajaan Majapahit, yang notabene Shiva Buddha, ummat Islam diberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah agamanya. Bahkan, syari’at Islam pun boleh dijalankan didaerah-daerah tertentu. Kubu pertama dipelopori oleh Sunan Giri, sedangkan kubu kedua dipelopori oleh Sunan Kalijaga, putra Adipati Tuban Arya Teja, keponakan Sunan Ampel. Kubu Sunan Giri mengklaim, bahwa golongan mereka memeluk Islam secara kaffah, secara bulat-bulat, maka pantas disebut PUTIHAN (Kaum Putih). Dan mereka menyebut kubu yang dipimpin Sunan Kalijaga sebagai ABANGAN (Kaum Merah). Bibit perpecahan didalam orang-orang Islam sendiri mulai muncul. Hal ini hanya bagaikan api dalam sekam ketika Sunan Ampel masih hidup. Kelak, ketika Majapahit berhasil dijebol oleh para militant Islam dan ketika Sunan Ampel sudah wafat, kedua kubu ini terlibat pertikaian frontal yang berdarah-darah ( Yang paling parah dan memakan banyak korban, sampai-sampai para investor dari Portugis melarikan diri ke Malaka dan menceritakan di Jawa tengah terjadi situasi chaos dan anarkhis yang mengerikan, adalah pertikaian antara Arya Penangsang, santri Sunan Kudus, penguasa Jipang Panolan dari kubu Putihan dengan Jaka Tingkir atau Mas Karebet, santri dari Sunan Kalijaga, penguasa Pajang dari kubu Abangan. Lain ceritanya lagi mengenai Berdirinya Ponorogo. Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker, sebenarnya masih keturunan bangsawan Majapahit. Beliau masih keturunan Raden Kudha Merta, ksatria dari Pajajaran yang melarikan diri bersama Raden Cakradhara. Raden Kudha Merta berhasil menikah dengan Shri Gitarja, putri Raden Wijaya, Raja Pertama Majapahit. Sedangkan Raden Cakradhara berhasil menikahi Tribhuwanatunggadewi, kakak kandung Shri Gitarja. Dari perkawinan antara Raden Cakradhara dengan Tribhuwanatunggadewi inilah lahir Prabhu Hayam Wuruk yang terkenal itu. Sedangkan Raden Kudha Merta, menjadi penguasa daerah Wengker, yang sekarang dikenal dengan nama Ponorogo. Ki Ageng Kutu adalah keturunan dari Raden Kudha Merta dan Shri Gitarja. Melihat Majapahit, dibawah pemerintahan Prabhu Brawijaya bagaikan harimau yang kehilangan taringnya, Ki Ageng Kutu, memaklumatkan perang dengan Majapahit. Prabhu Brawijaya atau Prabhu Kertabhumi menjawab tantangan Ki Ageng Kutu dengan mengirimkan sejumlah pasukan tempur Majapahit dibawah pimpinan Raden Bathara Katong, putra selir beliau. Peperangan terjadi. Pasukan Majapahit terpukul mundur. Hal ini disebabkan, banyak para prajurid Majapahit yang membelot dari kesatuannya dan memperkuat barisan Wengker. Pasukan yang dipimpin Raden Bathara Katong kocar-kacir. Raden Bathara Katong yang merasa malu karena telah gagal menjalankan tugas Negara, konon tidak mau pulang ke Majapahit. Dia bertekad, bagaimanapun juga, Wengker harus ditundukkan. Inilah sikap seorang Ksatria sejati. Ada seorang ulama Islam yang tinggal di Wengker yang mengamati gejolak politik itu. Dia bernama Ki Ageng Mirah. Situasi yang tak menentu seperti itu, dimanfaatkan olehnya. Dia mendengar Raden Bathara Katong tidak pulang ke Majapahit, dia berusaha mencari kebenaran berita itu. Dan usahanya menuai hasil. Dia berhasil menemukan tempat persembunyian Raden Bathara Katong. Dia menawarkan diri bisa memberikan solusi untuk menundukkan Wengker karena dia sudah lama tinggal disana. Raden Bathara Katong tertarik. Namun diam-diam, Ki Ageng Mirah, menanamkan doktrin ke-Islam-an dibenak Raden Bathara Katong. Jika ini berhasil, setidaknya peng-Islam-an Wengker akan semakin mudah, karena Raden Bathara Katong mempunyai akses langsung dengan militer Majapahit. Jika-pun tidak berhasil membuat Raden Bathara Katong memeluk Islam, setidaknya, kelak dia tidak akan melupakan jasanya telah membantu memberitahukan titik kelemahan Wengker. Dan bila itu terjadi, Ki Ageng Mirah pasti akan menduduki kedudukan yang mempunyai akses luas menyebarkan Islam di Wengker. Dan ternyata, Raden Bathara Katong tertarik dengan agama baru itu. Selanjutnya, Ki Ageng Mirah mengatur rencana. Raden Bathara Katong harus pura-pura meminta suaka politik di Wengker. Raden Bathara Katong harus mengatakan untuk memohon perlindungan kepada Ki Ageng Kutu. Dia harus pura-pura membelot dari pihak Majapahit. Ki Ageng Kutu pasti akan menerima pengabdian Raden Bathara Katong. Ki Ageng Kutu pasti akan senang melihat Raden Bathara Katong telah membelot dan kini berada di fihaknya. Manakala rencana itu sudah berhasil, Raden Bathara Katong harus mengutarakan niatnya untuk mempersunting Ni Ken Gendhini, putri sulung Ki Ageng Kutu sebagai istri. Mengingat status Raden Bathara Katong sebagai seorang putra Raja Majapahit, lamaran itu pasti akan disambut gembira oleh Ki Ageng Kutu.. Dan bila semua rencana berjalan mulus, Raden Bathara Katong harus mampu menebarkan pengaruhnya kepada kerabat Wengker. Dia harus jeli dan teliti mengamati titik kelemahan Wengker. Ni Ken Gendhini, putri Ki Ageng Kutu bisa dimanfaatkan untuk tujuan itu. Bila semua sudah mulus berjalan, dan bila waktunya sudah tepat, maka Raden Bathara Katong harus sesegera mungkin mengirimkan utusan ke Majapahit untuk meminta pasukan tempur tambahan. Bila semua berjalan lancar, Wengker pasti jatuh! Raden Bathara Katong melaksanakan semua rencana yang disusun Ki Ageng Mirah. Dan atas kelihaian Raden Bathara Katong, semua berjalan lancar. Ki Ageng Kutu, yang merasa masih mempunyai hubungan kekerabatan jauh dengan Raden Bathara Katong, dengan suka rela berkenan memberikan suaka politik kepadanya. Ditambah, ketika Raden Bathara Katong mengutarakan niatnya untuk mempersunting Ni Ken Gendhini, Ki Ageng Kutu serta merta menyetujuinya. Rencana bergulir. Umpan sudah dimakan. Tinggal menunggu waktu. Ni Ken Gendhini mempunyai dua orang adik laki-laki, Sura Menggala dan Sura Handaka. ( Sura Menggala = baca Suromenggolo, sampai sekarang menjadi tokoh kebanggaan masyarakat Ponorogo. Dikenal dengan nama Warok Suromenggolo ). Ni Ken Gendhini dan Sura Menggala berhasil masuk pengaruh Raden Bathara Katong, sedangkan Sura Handaka tidak. Raden Bathara Katong berhasil mengungkap segala seluk-beluk kelemahan Wengker dari Ni Ken Gendhini. Inilah yang diceritakan secara simbolik dengan dicurinya Keris Pusaka Ki Ageng Kutu, yang bernama Keris Kyai Condhong Rawe oleh Ni Ken Gendhini dan kemudian diserahkan kepada Raden Bathara Katong. Condhong Rawe hanya metafora. Condhong berarti Melintang (Vertikal) dan Rawe berarti Tegak ( Horisontal). Arti sesungguhnya adalah, kekuatan yang tegak dan melintang dari seluruh pasukan Wengker, telah berhasil diketahui secara cermat oleh Raden Bathara Katong atas bantuan Ni Ken Gendhini. Struktur kekuatan militer ini sudah bisa dibaca dan diketahui semuanya. Dan manakala waktu sudah dirasa tepat, dengan diam-diam, dikirimkannya utusan kepada Ki Ageng Mirah. Utusan ini menyuruh Ki Ageng Mirah, atas nama Raden Bathara Katong, memohon tambahan pasukan tempur ke Majapahit. Mendapati kabar Raden Bathara Katong masih hidup, Prabhu Brawijaya segera memenuhi permintaan pengiriman pasukan baru. Majapahit dan Wengker diadu! Majapahit dan Wengker tidak menyadari, ada pihak ketiga bermain disana! Ironis sekali. Peperangan kembali pecah. Ki Ageng Kutu yang benar-benar merasa kecolongan, dengan marah mengamuk dimedan laga bagai bantheng ketaton, bagai banteng yang terluka. Demi Dharma, dia rela menumpahkan darahnya diatas bumi pertiwi. Walau harus lebur menjadi abu, Ki Ageng Kutu, beserta segenap pasukan Wengker, maju terus pantang mundur! Namun bagaimanapun, seluruh struktur kekuatan Wengker telah diketahui oleh Raden Bathara Katong. Pasukan Wengker, yang terkenal dengan nama Pasukan Warok itu terdesak hebat! Namun, Ki Ageng Kutu beserta seluruh pasukannya telah siap untuk mati. Siap mati habis-habisan! Siap menumpahkan darahnya diatas hamparan pangkuan ibu pertiwi! Dengan gagh berani, pasukan ksatria ini terus merangsak maju, melawan pasukan Majapahit. Banyak kepala pasukan Majapahit yang menangis melihat mereka harus bertempur dengan saudara sendiri. Banyak yang meneteskan air mata, melihat mayat-mayat prajurid Wengker bergelimpangan bermandikan darah. Dan pada akhirnya, Wengker berhasil dijebol. Wengker berhasil dihancurkan! Darah menetes! Darah membasahi ibu pertiwi. Darah harum para ksatria sejati yang benar-benar tulus menegakkan Dharma! Alam telah mencatatnya! Alam telah merekamnya! Kabar kemenangan itu sampai di Majapahit. Namun, Prabhu Brawijaya berkabung mendengar kegagahan pasukan Wengker. Mendengar kegagahan Ki Ageng Kutu. Seluruh Pejabat Majapahit berkabung. Sabdo Palon dan Naya Genggong berkabung. Kabar kemenangan itu membuat Majapahit bersedih, bukannya bersuka cita. Para pejabat Majapahit menagis sedih melihat sesama saudara harus saling menumpahkan darah karena campur tangan pihak ketiga, karena disebabkan adanya pihak ketiga. Ki Ageng Kutu adalah seorang Ksatria yang gagah berani. Ki Ageng Kutu adalah salah satu sendi kekuatan militer Majapahit. Kini, Ki Ageng Kutu harus gugur ditangan pasukan Majapahit sendiri. Betapa tidak memilukan! Kadipaten Wengker kini dikuasai oleh Raden Bathara Katong. Surat pengukuhan telah diterima dari pusat. Dan Wengker lantas dirubah namanya menjadi Kadipaten Ponorogo. Wengker yang Shiva Buddha, kini telah berhasil menjadi Kadipaten Islam. Kubu Abangan Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat dikenal dikalangan masyarakat Jawa yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian membendung gerakan militansi Islam. Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting daripada mendirikan sebuah Negara Islam. Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah keturunan Senopati Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe yang berhasil memimpin pasukan Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai Jawa ( Adipati Arya Ranggalawe adalah salah satu tangan kanan Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.) Adipati Arya Teja berhasil di Islamkan oleh Sunan Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel. Dari pernikahan Sunan Ampel dengan kakak kandung Adipati Arya Teja, lahirlah Sunan Bonang, Sunan Derajat, Sunan Lamongan, dan lima putri . Para pengikut Sunan Giri yang tidak sepaham dengan para pengikut Sunan Kalijaga, sering terlibat konflik-konflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung, seperti Sunan Derajat, Sunan Lamongan, Sunan Majagung ( sekarang dikenal dengan Sunan Bejagung), Sunan Ngundung dan putranya Sunan Kudus, dll. Dipihak Sunan Kalijaga, ada Sunan Murya (sekarang dikenal dengan nama Sunan Muria), Syeh Jangkung, Syeh Siti Jenar, dll. Khusus mengenai Syeh Siti Jenar atau juga disebut Sunan Kajenar, beliau adalah ulama murni yang menekuni spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan kaum Putih yang merencanakan berdirinya Negara Islam Jawa. Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh Siti Jenar, menyatakan keluar dari Dewan Wali Sangha. Syeh Siti Jenar menyatakan terpisah dari Majelis Ulama Jawa itu. Beliau tidak mengakui lagi Sunan Ampel sebagai seorang Mufti. Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar banyak memiliki pengikut. Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan kedudukan Mufti digantikan oleh Sunan Giri, keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap sangat membahayakan Islam. Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen Majapahit. Gerakan-gerakan militansi Islam mulai merebak dipesisir utara Jawa. Mulai Gresik, Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Para pejabat daerah telah mengirimkan laporan kepada Prabhu Brawijaya. Tapi Prabhu Brawijaya tetap yakin, semua masih dibawah kontrol beliau. Keturunan di Pengging Pernikahan Dewi Anarawati dengan Prabhu Brawijaya semakin dikukuhkan dengan diangkatnya putri Champa ini sebagai permaisuri. Keputusan yang sangat luar biasa ini menuai protes. Kesuksesan besar bagi Dewi Anarawati membuat para pejabat Majapahit resah. Bisa dilihat jelas disini, bila kelak Prabhu Brawijaya wafat, maka yang akan menggantikannya sudah pasti putra dari seorang permaisuri. Dan sang permaisuri beragama Islam. Dapat dipastikan, Majapahit akan berubah menjadi Negara Islam. Dari luar Istana, Sunan Giri menyusun strategi memperkuat barisan militansi Islam. Dari dalam Istana, Dewi Anarawati mempersiapkan rencana yang brilian. Jika Sunan Giri gagal merebut Majapahit dengan cara pemberontakan, dari dalam istana, Majapahit sudah pasti bisa dikuasai oleh Dewi Anarawati. Bila rencana pertama gagal, rencana kedua masih bisa berjalan. Tapi ternyata, apa yang diharapkan Dewi Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu Brawijaya, lahirlah tiga orang anak. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV, penguasa Kadipaten Pengging ( sekitar daerah Solo, Jawa Tengah sekarang), putra kedua bernama Raden Lembu Peteng, berkuasa di Madura, dan yang ketiga Raden Gugur, masih kecil dan tinggal di Istana. (Kelak, Raden Gugur inilah yang terkenal dengan julukan Sunan Lawu, dipercaya sebagai penguasa mistik Gunung Lawu, yang terletak didaerah Magetan, hingga sekarang ) Hambatan yang dituai Dewi Anarawati adalah, putri sulungnya tidak tertarik memeluk Islam, begitu juga dengan Raden Gugur. Hanya Raden Lembu Peteng yang mau memeluk Islam. Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati dengan Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua orang putra, Kebo Kanigara dan Kebo Kenanga. Keduanya juga tidak tertarik memeluk Islam. Si sulung bahkan pergi meninggalkan kemewahan Kadipaten dan menjadi seorang pertapa di Gunung Merapi ( didaerah Jogjakarta sekarang). Sampai sekarang, petilasan bekas pertapaan beliau masih ada dan berubah menjadi sebuah makam yang seringkali diziarahi. Otomatis, yang kelak menggantikan Adipati Handayaningrat IV sebagai Adipati Pengging, bahkan juga jika Prabhu Brawijaya mangkat, tak lain adalah adik Kebo Kanigara, yaitu Kebo Kenanga. Kelak, dia akan mendapat limpahan tahta Pengging maupun Majapahit! Inilah pewaris sah tahta Majapahit. Keno Kenanga lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging. Ki Ageng Pengging sangat akrab dengan Syeh Siti Jenar. Keduanya, yang satu beragama Shiva Buddha dan yang satu beragama Islam, sama-sama tertarik mendalami spiritual murni. Mereka berdua seringkali berdiskusi tentang ‘Kebenaran Sejati’. Dan hasilnya, tidak ada perbedaan diantara Shiva Buddha dan Islam. Namun kedekatan mereka ini disalah artikan oleh ulama-ulama radikal yang masih melihat kulit, masih melihat perbedaan. Syeh Siti Jenar dituduh mendekati Ki Ageng Pengging untuk mencari dukungan kekuatan. Dan konyolnya, Ki Ageng Pengging dikatakan sebagai murid Syeh Siti Jenar yang hendak melakukan pemberontakan ke Demak Bintara. Padahal Ki Ageng Pengging tidak tertarik dengan tahta. Walaupun sesungguhnya, memang benar bahwa beliau lah yang lebih berhak menjadi Raja Majapahit kelak ketika Majapahit berhasil dihancurkan oleh Raden Patah Dan juga, Ki Ageng Pengging bukanlah seorang muslim. Beliau dengan Syeh Siti Jenar hanyalah seorang ‘sahabat spiritual’. Hubungan seperti ini, tidak akan bisa dimengerti oleh mereka yang berpandangan dangkal. Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar adalah seorang spiritualis sejati. Kelak, setalah Majapahit berhasil dihancurkan para militant Islam, dua orang sahabat ini menjadi target utama untuk dimusnahkan. Baik Syeh Siti Jenar maupun Ki Ageng Pengging gugur karena korban kepicikan. Dan, nama Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar dibuat hitam. Sampai sekarang, nama keduanya masih terus dihakimi sebagai dua orang yang sesat dikalangan Islam. Namun bagaimanapun juga, keharuman nama keduanya tetap terjaga dikisi-kisi hati tersembunyi masyarakat Jawa, walaupun tidak ada yang berani menyatakan kekagumannya secara terang-terangan. Ironis. Dari Ki Ageng Pengging inilah, lahir seorang tokoh terkenal di Jawa. Yaitu Mas Karebet atau Jaka Tngkir. Dan kelak menjadi Sultan Pajang setelah Demak hancur dengan gelar Sultan Adiwijaya. Keturunan di Tarub Dikisahkan secara vulgar, suatu ketika Prabhu Brawijaya terserang penyakit Rajasinga atau syphilis. Para Tabib Istana sudah bekerja keras berusaha menyembuhkan beliau, tapi penyakit beliau tetap membandel. Atas inisiatif beliau sendiri, setiap malam beliau tidur diarel Pura Keraton. Memohon kepada Mahadewa agar diberi kesembuhan. Dan konon, setelah beberapa malam beliau memohon, suatu malam, beliau mendapat petunjuk sangat jelas. Dalam keheningan meditasinya, lamat-lamat beliau ‘mendengar’ suara. “Jika engkau ingin sembuh, nikahilah seorang pelayan wanita berdarah Wandhan atau sekarang di Banda. Dan, inilah kali terakhir engkau boleh menikah lagi.” Mendapat ‘wisik’ yang sangat jelas seperti itu, Prabhu Brawijaya termangu-mangu. Dan beliau teringat, di Istana ada beberapa pelayan Istana yang berasal dari daerah Wandhan ( Bandha Niera, didaerah Sulawesi ). Keesokan harinya, beliau memanggil para pelayan istana dari daerah Wandhan. Beliau memilih yang paling cantik. Ada seorang pelayan dari Wandhan, bernama Dewi Bondrit Cemara, sangat cantik. Diambillah dia sebagai istri selir. Dikemudian hari, Dewi Bondrit Cemara dikenal dengan nama Dewi Wandhan Kuning. Begitu menikahi Dewi Wandhan Kuning, dan setelah melakukan senggama beberapa kali, penyakit Sang Prabhu berangsur-angsur sembuh. Namun Sang Prabhu merasa perkawinannya dengan Dewi Wandhan Kuning harus dirahasiakan. Karena apabila kabar ini terdengar sampai ke daerah Wandhan, pasti para bangsawan Sulawesi merasa terhina oleh sebab Sang Prabhu bukannya mengambil salah seorang putri bangsawan Wandhan, tapi malah mengambil seorang pelayan. Dewi Wandhan Kuning mengandung, hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki, putra ini lantas dititipkan kepada Kepala Urusan Sawah Istana, Ki Juru Tani. ( Waktu itu, Istana memiliki areal pesawahan khusus yang hasilnya untuk dikonsumsi oleh seluruh kerabat Istana.) Anak ini diberi nama Raden Bondhan Kejawan ( Bondhan perubahan dari kata Wandhan. Kejawan berarti yang telah berdarah Jawa.) Raden Bondhan Kejawan dibesarkan oleh Ki Juru Tani atau sering disebut Ki Juru Mertani. Dan manakala sudah berangsur dewasa, atas perintah Sang Prabhu, Raden Bondhan Kejawan dikirimkan kepada Ki Ageng Tarub, seorang Pandhita Shiva yang memiliki Ashrama di daerah Tarub ( sekitar Purwodadi, Jawa Tengah sekarang.) Jika anda pernah mendengar legenda Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulan, maka inilah dia. Jaka Tarub yang konon mencuri selendang bidadari Dewi Nawangwulan dan lantas ditinggal oleh sang bidadari setelah sekian lama menjadi istri beliau karena ketahuan bahwa yang menyembunyikan selendang itu adalah Jaka Tarub sendiri. ( Saya tidak akan membedah simbolisasi legenda ini disini, karena tidak sesuai dengan topic yang saya bahas ). Jaka Tarub inilah yang lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Tarub. Menginjak dewasa, Raden Bondhan Kejawan dinikahkan dengan Dewi Nawangsih, putri tunggal Ki Ageng Tarub. Dan kelak Raden Bondhan Kejawan bergelar Ki Ageng Tarub II. Dari hasil perkawinan Raden Bondhan Kejawan dengan Dewi Nawangsih, lahirlah Raden Getas Pandhawa. Dari Raden Getas Pandhawa, lahirlah Ki Ageng Sela yang hidup sejaman dengan Sultan Trenggana, Sultan Demak ketiga. Ki Ageng Sela inilah tokoh yang konon bisa memegang petir sehingga menggegerkan seluruh Kesultanan. Sampai sekarang nama Ki Ageng Sela terkenal di tengah masyarakat Jawa. Ki Ageng Sela inilah keturunan Tarub yang mulai beralih memeluk Islam. Beliau berguru kepada Sunan Kalijaga. Perpindahan agama ini berjalan dengan damai. Nama Islam beliau adalah Ki Ageng Abdul Rahman. Dari Ki Ageng Sela, lahirlah Ki Ageng Mangenis Sela. Dari Ki Ageng Mangenis Sela, lahirlah Ki Ageng Pamanahan. Dan dari Ki Ageng Pamanahan lahirlah Panembahan Senopati Ing Ngalaga, tokoh terkenal pendiri dinasti Mataram Islam dikemudian hari. ( Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mataram inilah leluhur Para Sultan Kasultanan Jogjakarta, Para Sunan Kasunanan Surakarta (Solo), Pakualaman dan Mangkunegaran sekarang.) Peng-Islam-an keturunan Raden Bondhan Kejawan, berlangsung dengan damai. Kembali membahas mengenai Raden Patah Ingat putri China Tan Eng Kian yang dinikahi Adipati Arya Damar di Palembang? Dari hasil pernikahan dengan Prabhu Brawijaya, Tan Eng Kian memiliki seorang putra bernama Tan Eng Hwat. Dikenal juga dengan nama muslim Raden Hassan. Dari perkawinan Tan Eng Kian dengan Arya Damar sendiri, lahirlah seorang putra bernama Kin Shan, dikenal dengan nama muslim Raden Hussein. Sejak kecil, Raden Hassan atau sering disebut Raden Kasan dan Raden Hussein atau sering disebut Raden Kusen dididik secara Islam oleh ayahnya Arya Damar. Menjelang dewasa, Raden Hassan atau Raden Kasan memohon ijin kepada ibunya untuk pergi ke Jawa. Dia berkeinginan untuk bertemu dengan ayah kandungnya, Prabhu Brawijaya. Tan Eng Kian tidak bisa menghalangi keinginan putranya. Dari Palembang, Raden Hassan atau Raden Kasan bertolak ke Jawa. Sampailah ia di pelabuhan Gresik yang ramai. Melihat keadaan Gresik yang hiruk-pikuk, Raden Hassan atau Raden Kasan kagum. Dia bisa membayangkan bagaimana besarnya kekuasaan Majapahit. Menilik di Gresik banyak orang muslim, Raden Hassan atau Raden Kasan tertarik. Dan dengar-dengar, ada Pesantren besar disana. Pesantren Giri. Raden Hassan atau Raden Kasan memutuskan untuk bertandang ke Giri. Bertemulah dia dengan Sunan Giri. Sunan Giri senang melihat kedatangan Raden Hassan  atau Raden Kasan setelah mengetahui dia adalah putra Prabhu Brawijaya yang lahir di Palembang. Sunan Giri seketika melihat sebuah peluang besar. Di Giri, Raden Hassan atau Raden Kasan memperdalam ke-Islaman-nya. Disana, Raden Hassan atau Raden Kasan mulai tertarik dengan ide-ide ke-Khalifah-an Islam. Dan militansi Raden Hassan atau Raden Kasan mulai terbentuk.Ada kesepakatan pemahaman antara Raden Hassan atau Raden Kasan dengan Sunan Giri. Dari Sunan Giri, Raden Hassan atau Raden Kasan memperoleh ide untuk meminta daerah otonomi khusus kepada ayahnya, Prabhu Brawijaya. Bila disetujui, hendaknya Raden Kasan atau Raden Patah memilih daerah di pesisir Jawa bagian tengah. Jika itu terwujud, keberadaan daerah otonomi didaerah pesisir utara Jawa bagian tengah, akan menjadi penghubung pergerakan militant Islam dari Jawa Timur dan Jawa Barat di Cirebon. Cirebon, kini tumbuh pesat sebagai pusat kegiatan Islam dibawah pimpinan Pangeran Cakrabhuwana, putra kandung Prabhu Siliwangi, Raja Pajajaran. (Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah belum datang dari Mesir ke Cirebon. Dia datang pada tahun 1475 Masehi. Pada bagian selanjutnya akan saya ceritakan ) Setelah dirasa cukup, Raden Hassan atau Raden Kasan melanjutkan perjalanan ke Pesantren Ampel dengan diiringi beberapa santri Sunan Giri. Disana dia disambut suka cita oleh Sunan Ampel. Disana, Raden Kasan diberi nama baru oleh Sunan Ampel, yaitu Raden Abdul Fattah yang lantas dikenal masyarakat Jawa dengan nama Raden Patah. Selesai bertandang di Ampel, Raden Hassan atau Raden Kasan yang kini dikenal dengan nama Raden Patah melanjutkan perjalanan ke ibu kota Negara Majapahit. Dia yang semula hanya berniat untuk bertemu dengan ayahnya, sekarang dia telah membawa misi tertentu. Betapa suka cita Prabhu Brawijaya mendapati putra kandungnya telah tumbuh dewasa. Dan manakala, Raden Patah memohon anugerah untuk diberikan daerah otonom, Prabhu Brawijaya mengabulkannya. Raden Patah meminta daerah pesisir utara Jawa bagian tengah. Dia memilih daerah yang dikenal dengan nama Glagah Wangi. Prabhu Brawijaya menyetujui permintaan Raden Patah. Dia mendanai segala keperluan untuk membangun daerah baru. Raden Patah, dengan disokong tenaga dan dana dari Majapahit, berangkat ke Jawa Tengah. Di daerah pesisir utara, didaerah yang dipenuhi tumbuhan pohon Glagah, dia membentuk pusat pemerintahan Kadipaten baru. Begitu pusat Kadipaten dibentuk, dinamailah tempat itu Demak Bintara. Dan Raden Patah, dikukuhkan oleh Sang Prabhu Brawijaya sebagai penguasa wilayah otonom Islam baru disana. Demak Bintara berkembang pesat. Selain menjadi pusat kegiatan politik, Demak Bintara juga menjadi pusat kegiatan keagamaan. Demak Bintara menjadi jembatan penghubung antara barat dan timur pesisir utara Jawa. Dipesisir utara Jawa, gerakan-gerakan militant Islam mulai menguat. Sayang, fenomena itu tetap dipandang sepele oleh Prabhu Brawijaya. Beliau tetap yakin, dominasi Majapahit masih mampu mengontrol semuanya. Padahal para pejabat daerah yang dekat dengan pesisir utara sudah melaporkan adanya kegiatan-kegiatan yang mencurigakan. Pasukan Telik Sandhibaya telah memberikan laporan serius tentang adanya kegiatan yang patut dicurigai akan mengancam kedaulatan Majapahit. Tak lama berselang, Raden Hussein atau Raden Kusen, putra Tan Eng Kian dengan Arya Damar, menyusul ke Majapahit. Dia mengabdikan diri sebagai tentara di Majapahit. Raden Hussein atau Raden Kusen tidak terpengaruh ide-ide pendirian ke-Khalifah-an Islam. Dia diangkat sebagai Adipati didaerah Terung ( Sidoarjo, sekarang ) dengan gelar, Adipati Pecattandha. Kebaikan Prabhu Brawijaya sangat besar sebenarnya. Tapi kebaikan yang tidak disertai kebijaksanaan bukanlah kebaikan. Dan hal ini pasti akan menuai masalah dikemudian hari. Bibit-bibit itu mulai muncul, tinggal menunggu waktu untuk pecah kepermukaan. Dan Prabhu Brawijaya tidak akan pernah menyangkanya. Mendekati detik-detik pemberontakan Demak Bintara berkembang pesat. Tempat ini dirasa strategis untuk pengembangan militansi Islam karena letaknya agak jauh dari pusat kekuasaan. Di Demak Bintara, para ulama-ulama Putihan sering mengadakan pertemuan. Jadilah Demak Bintara dikenal sebagai Kota Seribu Wali. Ditambah pada tahun 1475 Masehi, seorang ulama berdarah Mesir-Sunda datang dari Mesir. Dia adalah Syarif Hidayatullah. Dia datang bersama ibunya Syarifah Muda’im. Syarifah Muda’im adalah putri Pajajaran. Putri dari Prabhu Silihwangi penguasa Kerajaan Pejajaran. ( Hanya Kerajaan ini yang tidak masuk wilayah Majapahit. Walau kecil, Pajajaran terkenal kuat. Anda bisa membayangkan adanya Timor Leste sekarang. Seperti itulah keadaan Majapahit dan Pajajaran. ). Nama asli Syarifah Muda’im adalah Dewi Rara Santang. Dia bersama kakaknya Pangeran Walangsungsang, tertarik mempelajari Islam. Ketika berada di Makkah, Dewi Rara Santang dipinang oleh bangsawan Mesir, Syarif Abdullah. Menikahlah Dewi Rara Santang (adalah saudaranya Raden Kian Santang) dengan bangsawan ini. Dan namanya berganti Syarifah Muda’im. Dari pernikahan ini, lahirlah Syarif Hidayatullah. Pangeran Walang Sungsang, mendirikan daerah hunian baru di pesisir utara Jawa barat. Dikenal kemudian dengan nama Tegal Alang-Alang. Lantas berubah menjadi Caruban. Berubah lagi menjadi Caruban Larang. Pada akhirnya, dikenal dengan nama Cirebon sampai sekarang. Pangeran Walang Sungsang, dikenal kemudian dengan nama Pangeran Cakrabhuwana. Oleh ayahandanya, Prabhu Silihwangi diberikan gelar kehormatan Shri Manggana. Syarif Hidayatullah, keponakan Pangeran Cakrabhuwana lantas dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati. Awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat. Sunan Giri terpilih sebagai penggantinya. Pusat Majelis Ulama Jawa kini berpindah ke Giri Kedhaton. Dan, pada waktu inilah tragedi Syeh Siti Jenar terjadi. Syeh Siti Jenar dipanggil ke Giri Kedhaton dan disidang oleh Dewan Wali Sangha dibawah pimpinan Sunan Giri. Walau tidak mengakui keberadaan Majelis Ulama Jawa, beliau tetap hadir. Beliau dituduh telah menyebarkan aliran sesat. Adapula yang menuduh sebagai antek-antek Syi’ah. Ada juga yang mengatakan beliau ahli sihir, dan lain sebagainya. ( Akan saya buat catatan tersendiri tentang beliau ). Pada sidang pertama para ulama yang tergabung dalam Dewan Wali Sangha tidak bisa menemukan kesalahan Syeh Siti Jenar. Sehingga, beliau lantas dibebaskan dari segala tuduhan. Namun bagaimanapun juga, Syeh Siti Jenar adalah duri didalam daging bagi mereka. Maka sejak saat itu, kesalahan-kesalahan beliau senantiasa dicari-cari. Konsentrasi Dewan Wali Sangha terpecah pada rencana perebutan kekuasaan. Melalui serangkaian musyawarah yang pelik, maka disimpulkan, kekuatan militansi Islam sudah cukup siap untuk mengadakan perebutan kekuasaan. Raden Patah, Adipati Demak Bintara, terpilih secara mutlak sebagai pemimpin gerakan. Kubu Abangan, tidak menghadiri musyawarah ini. Apalagi semenjak Dewan Wali Sangha atau Majelis Ulama Jawa dipegang Sunan Giri, hubungan kubu Putihan dan kubu Abangan kian meruncing. Sunan Kalijaga dan para pengikutnya hanya mau membantu Dewan Wali Sangha merampungkan pembangunan Masjid Demak. Selebihnya, mereka tidak ikut campur. Persiapan sudah matang. Tinggal memilih hari yang ditentukan. Pasukan Telik Sandhibaya ( Intelejen ) Majapahit mengendus rencana ini. Prabhu Brawijaya mendapat laporan para pasukan Intelejen yang ada disekitar Demak Bintara. Sayangnya, beliau tidak begitu mempercayainya. Beliau berkeyakinan, tidak mungkin Raden Patah, putra kandungnya sendiri akan nekad berbuat seperti itu. Prabhu Brawijaya tidak memahami betapa militant-nya orang yang sudah terdoktrin! Dan manakala pergerakan pasukan besar-besaran terdengar, yaitu pasukan orang-orang Islam Putihan, gabungan dari seluruh lasykar yang ada di wilayah pesisir utara Jawa timur sampai Jawa barat mulai bergerak. Keadaan menjadi gempar! Para Pejabat daerah kalang kabut. Mereka tidak menyangka orang-orang Islam sedemikian banyaknya. Setiap daerah yang dilalui pasukan ini, tidak ada yang bisa membendung. Kekuatan mereka cukup besar. Persiapan mereka cukup tertata. Disaat seperti itu Dyah Ranawijaya menemui Prabhu Brawijaya untuk memohon restu menghalau serangan Demak dan pasukannya,dengan cara seolah-olah Dyah Ranawijaya Girindrawardana memberontak pada Prabhu Brawijaya (yang terpenting disini adalah misi penyelamatan Prabhu Brawijaya yang menurut informasi dari pasukan telik sandibaya Majapahit,Beliau akan dibunuh oleh pasukan Demak),sehingga dengan strategi tersebut diharapkan Demak dan pasukannya dapat dipecah konsentrasinya.Sedangkan daerah-daerah yang dilalui, tidak mempunyai persiapan sama sekali. Daerah perdaerah yang dilewati, harus melawan sendiri-sendiri. Tidak ada penyatuan pasukan dari daerah satu dengan daerah lain. Semua serba mendadak. Dan tak ada pilihan lain kecuali melawan atau mundur teratur. Gerakan pasukan ini cukup kuat. Para Adipati yang berhasil mundur segera melarikan diri ke ibu kota Negara. Mereka melaporkan agresi mendadak pasukan pesisir yang terdiri dari orang-orang Islam itu. Dan dari mereka, Prabhu Brawijaya mendapat laporan yang mencengangkan, yaitu telah terjadi pergerakan pasukan dari Demak Bintara. Pasukan berpakaian putih-putih. Berbendera tulisan asing! Berteriak-teriak dengan bahasa yang tidak dimengerti! Pasukan ini dapat dipastikan adalah pasukan orang-orang Islam. Dan kini, tengah bergerak menuju ibu kota Negara Majapahit. Percaya tidak percaya Prabhu Brawijaya mendengarnya. Laporan pasukan Telik Sandhibaya selama ini telah menjadi kenyataan.. Namun, Prabhu Brawijaya tetap tidak bisa mengerti, mana mungkin Raden Patah berbuat seperti itu. Mana mungkin orang-orang Islam berani dan tega mengadalan pemberontakan. Selama ini, Majapahit telah memberikan bantuan material yang tidak sedikit bagi mereka. Sesak! Dada Prabhu Brawijaya seketika serasa sesak bagai dihantam palu! Bergemuruh mendidih! Beliau menyebut Nama Mahadeva berkali-kali. Seluruh pembesar Majapahit tegang. Mereka menantikan komando Sang Prabhu. Waktu berjalan cepat. Sang Prabhu masih belum mengeluarkan titah apapun. Pergerakan pasukan sudah memasuki Madiun, sebentar lagi mencapai wilayah Kadhiri, sudah teramat dekat dengan ibu kota Negara. Pertempuran-pertempuran penghadangan telah terjadi secara otomatis. Dan semua telah masuk menjadi laporan bagi Sang Prabhu. Bahkan ada laporan yang menyatakan, beberapa daerah yang terpengaruh Islam, malah ikut bergabung dengan pasukan ini. Adipati Kertosono ( wilayah Kediri sekarang ) mengirinkan utusan khusus kepada Sang Prabhu untuk segera mengeluarkan perintah perang! Sang Prabhu masih termangu-mangu. Dan manakala terdengar Adipati Kertosono melakukan perlawanan mati-matian tanpa menunggu komando beliau, barulah Sang Prabhu tersadar! Segera beliau memerintahkan seluruh pasukan Majapahit untuk mempersiapkan sebuah perang besar! Para Panglima yang telah menanti-nantikan perintah ini menyambut dengan suka cita! Inilah yang mereka nanti-nantikan! Tanpa menunggu waktu lama, seluruh kekuatan Majapahit segera dipersiapkan. Pasukan Majapahit telah siap sedia menyambut kedatangan pasukan Demak Bintara. Dan sekali lagi, mereka tinggal menunggu perintah untuk MENYERANG! Dan komando terakhir inipun tidak segera keluar. Pasukan Majapahit resah. Para Panglima cemas. Para kepala pasukan tempur digaris depan terus mendesak kepada Para Panglima masing-masing agar segera mengeluarkan perintah penyerangan! Para Panglima juga mendesak Sang Senopati Agung, meminta kepada Prabhu Brawijaya untuk segera memberikan komando terakhir. Perlu dicatat, salah satu panglima yang memperkuat barisan Majapahit adalah Adipati Terung, adik tiri Raden Patah. Dalam hatinya bertanya-tanya, ada apakah dengan kakak tirinya sehingga mengadakan gerakan makar sedemikian rupa? Selama ini, dia tidak melihat ada yang salah dengan pemerintahan Prabhu Brawijaya. Tidak ada diskriminasi dalam hal keagamaan. Dirinya yang dianggap muslim meskipun sebenarnya juga ikut bersembahyang seperti istrinya yang bernama Dewi Gauri yang seorang beragama Siwa Buddha, bisa bebas menjalankan ibadah agamanya. Bahkan, bisa dipercaya menjabat sebagai seorang Adipati, yang notabene bukan jabatan main-main. Adipati Terung tidak bisa memahami pola pikir kakak tirinya. Dan perintah penyerangan tidak juga segera turun. Seluruh pasukan yang sudah bersiap sedia dibarak masing-masing, dilanda ketegangan yang luar biasa! Di Istana, Para Mantri resah. Melihat situasi ini, Sabdo Palon dan Naya Genggong meminta Sang Prabhu untuk segera mengeluarkan perintah. Namun apa jawaban Sang Prabhu? Beliau masih tidak yakin pasukan Demak akan tega menyerang ibu kota Negara Majapahit. Sabdo Palon dan Naga Genggong menandaskan, cara berfikir Raden Patah dan para pasukan ini sudah lain. Sang Prabhu tidak akan bisa memahaminya. Jalan satu-satunya sekarang adalah, menghadapi mereka secara frontal. Pada saat ini, tidak ada cara lain. Dan manakala kabar terdengar pasukan Demak telah merangsak maju dan memasuki pinggiran ibu kota Majapahit, dan disana mereka mengadakan perusakan hebat. Dengan sangat terpaksa, Sang Prabhu mengeluarkan perintah penyerangan! Tapi, perintah itu sebenarnya telah terlambat! Begitu keluar perintah penyerangan, ada hal yang tidak terduga, pasukan Ponorogo dan beberapa daerah yang lain membelot! Diketahui kemudian ternyata mereka adalah pasukan dari daerah-daerah yang sudah muslim. Dan, peperangan pecah sudah! Peperangan yang besar. Darah tertumpah lagi! Senopati Demak dipimpin oleh Sunan Ngundung. Dan dipihak Majapahit, Senopati dipegang oleh Arya Lembu Pangarsa. Prajurid Majapahit mengamuk dimedan laga. Para prajurid yang sudah berpengalaman tempur ini dan disegani diseluruh Nusantara, sekarang tidak main-main lagi! Adipati Sengguruh, Raden Bondhan Kejawan yang masih belia, Adipati Terung, Adipati Singosari dan yang lain ikut mengamuk dimedan laga! Sayang, banyak kesatuan-kesatuan Majapahit yang berasal dari daerah muslim, membelot. Namun, pada hari pertama, pasukan Demak Bintara terpukul mundur! Pada hari kedua, pasukan Demak terpukul lebih telak. Senopati Demak, Sunan Ngundung tewas! ( Makamnya masih ada di Trowulan, Mojokerto sampai sekarang.) Pasukan Demak mengundurkan diri. Pasukan cadangan masuk dipimpin oleh putra Sunan Ngundung, Sunan Kudus. Pertempuran kembali pecah! Namun bagaimanapun juga, pasukan Demak harus mengakui kekuatan pasukan Majapahit. Mereka terpukul mundur keluar dari ibu kota Negara. Kehebatan pasukan Majapahit yang terkenal itu, ternyata terbukti! Pasukan Demak bertahan. Beberapa minggu kemudian, datang pasukan dari Palembang bergabung dengan pasukan Majapahit. Pasukan Majapahit seolah mendapat suntikan darah segar. Namun ternyata, bergabungnya pasukan Palembang ini hanyalah bagian dari siasat dari orang-orang Demak. Pasukan Palembang, diam-diam memusnahkan seluruh persediaan bahan makanan tentara Majapahit. Lumbung-lumbung besar dibakar! Semua persediaan bahan pangan ludes! ( Inilah simbolisasi dari didatangkannya peti ajaib milik Adipati Arya Damar dari Palembang yang apabila dibuka, mampu mengeluarkan beribu-ribu tikus dan memakan seluruh beras dan bahan pangan tentara Majapahit.). Majapahit kebobolan luar dalam. Majapahit benar-benar tidak pernah menyangka akan hal itu. Begitu persediaan bahan pangan menipis, dari hari kehari, pelan namun pasti, pasukan Majapahit terpukul mundur! Mendengar pasukan Majapahit terdesak, Kepala Pasukan Bhayangkara, yaitu Pasukan Khusus Pengawal Raja, segera mengamankan Prabhu Brawijaya. Keadaan sudah sedemikian genting dan Sang Prabhu, mau tidak mau, harus segera meloloskan diri. Ini harus dilakukan secepatnya, karena untuk menyatukan kembali kekuatan tentara Majapahit kelak, sosok Prabhu Brawijaya, masih dibutuhkan! Dengan dikawal Pasukan Bhayangkara, Prabhu Brawijaya segera keluar dari Istana. Pasukan Bhayangkara memutuskan agar Sang Prabhu menyelamatkan diri ke Pulau Bali. Pulau yang kondusif untuk saat ini. Ditengah kekacauan itu, Dewi Anarawati, diam-diam dibawa oleh pasukan Islam ke Gresik. Putra bungsu Dewi Anarawati, Raden Gugur yang masih kecil, diselamatkan oleh pasukan Ponorogo dan dibawa ke Kadipaten Ponorogo. Dan pada akhirnya, Majapahit bisa dijebol. Seluruh Istana dirusak dan dibakar!. Perusakan terjadi dimana-mana. ( Maka jangan heran, sampai sekarang bekas Istana Majapahit yang terkenal di Nusantara itu, musnah tak berbekas.) Dan pada akhirnya, terjadilah tragedi kemanusiaan yang sampai sekarang ‘ditutupi’. Perang yang semula melibatkan dua kekuatan militer Majapahit dan Demak, kini merembet menjadi perang sipil. Mereka yang merasa diatas angin, kini menjadi sosok malaikat maut. Pertumpahan darah terjadi. Masyarakat Majapahit yang masih memegang keyakinan.Jadi pernyataan bahwa Dyah Ranawijaya Girindrawardana memberontak pada Prabhu Brawijaya kuranglah tepat,yang sebenarnya adalah suatu operasi intelejen Majapahit yang dipimpin Dyah Ranawijaya Girindrawardana untuk menyelamatkan Prabhu Brawijaya.  Perlu diketahui bahwa Majapahit bisa menjadi negara kerajaan yang besar di Asia Tenggara tentunya dengan menaklukan negeri’negeri yang lain ditanah nusantara untuk digabung kedalam kebesaran Majapahit tanpa melakukan pengerusakan tempat ibadah /atau memaksa negeri taklukannya untuk memeluk agama Hindu-Budha. Jadi bukan untuk pengembangan suatu agama, tapi Majapahit ingin tampil sebagai negara yang besar sesuai sumpah Maha Patih Gajah Mada, yaitu sumpah Palapa untuk mempersatukan nusantara dan membendung pengaruh kerajaan Tiongkok yang ingin tampil sebagai penguasa dataran asia. Terima kasih, hanya untuk pelurusan sejarah. Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengakui sejarah.



Kepustakaan

    Babad Majapahit dan Para Wali (Jilid 3). 1989. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah
    Babad Tanah Jawi. 2007. (terj.). Yogyakarta: Narasi
    H.J.de Graaf dan T.H. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa. Terj. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
    Poesponegoro & Notosusanto (ed.). 1990. Sejarah Nasional Indonesia Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka.
    Slamet Muljana. 2005. Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS





DHARMA DAN PERJUANGAN  ANAK KETURUNAN RADEN KUSEN

Pada  sekitar  abad  XV  Gresik  berada  dalam  kekuasaan  Kerajaan  Giri Kedaton. Para pelaut dan pedagang Gresik memperkenalkan nama Giri ke pesisir kepulauan di bagian Timur Nusantara pada abad XVI. Sejak zaman Sunan Prapen kekuasaan para pemimpin agama dari Giri ternyata mendominasi Gresik. Tidak ada  berita-berita  dari  paruh  kedua  abad  XVI  yang  mengambarkan  adanya kekuasaan duniawi yang merdeka di kota pelabuhan itu.
1. Keadaan itu berubah, ketika munculnya pengusa duniawi di Gresik yang dipimpin  oleh  Bupati.  Saat  Giri  hancur  tahun  1680  M  sebagai  suatu  kekuatan politik,  terbentuklah  suatu  kekuasaan  baru  yakni  Kabupaten  dengan  nama Kabupaten Tandes sebagai nama lain dari Gresik. Penggunaan nama Tandes dapat dilihat dari beberapa tulisan Arab dan Jawa pada kompleks makam para Bupati Gresik, seperti makam Tumengggung Puspanegara, Tumenggung Tirtoredjo. Awal  munculnya  konflik  dari  Giri  dan  Tandes  berawal  ketika  mulai munculnya  keinginan  untuk  menjadi  penguasa  di  Gresik  (Tandes).  Sebenarnya kalau  melihat  dari  segi  historisnya,  hubungan  ketidaksukaan  antara  Giri  dan Tandes sudah berlangsung sejak lama. Secara geneologis, para penguasa Tandes ialah keturunan dari Adipati Sengguruh yang masih memiliki keturunan dengan Maharaja  Majapahit  yakni  Prabu  Brawijaya  V.  Bukti  bahwa  Bupati  Gresik pertama  masih  memiliki  ketunanan  dengan  Majapahit  dapat  dilihat  dari  nama gelar yang dipakai.
2. Menurut prasasti yang tertulis di kompleks makam Asmarantaka Gapuradan  naskah  berjudul  Tedhak  Poespanegara,  diketahui  bahwa  K.T  Puspanegara adalah  keturunan kesepuluh  Prabu  Kertawijaya  Wijayaparakramawarddhana, Maharaja  Majapahit  ketujuh,  yang  berkuasa  tahun  1448-1451 M.  Secara geneologis, Ki  Kemis  Lurah  Gresik  (Ayah  dari  Tumenggung  Puspanegara) yang dikenal dengan gelar Ki Ageng Setra III yang merupakan keturunan Ki Adipati  Sengguruh  di  Negeri  Terung.  Adipati  Sungguruh  adalah  putera  Raden Kusen  (Adipati  Terung),  adik  dari  Raden  Patah  Sultan  Demak  serta  masih memiliki garis keturunan dengan Aria Damar (Adipati Palembang).
3. Awal  sejarah dari garis keturunan Sang Prabu Brawidja V yang terakhir yakni raja yang memegang kekuasaan di Majapahit mempunyai putra Raden Arya Damar, dan dinobatkan sebagai Adipati di Palembang (Sumatera-Selatan). Beliau berputera Raden Kusen, setelah dewasa mengabdikan diri ke Majapahit dan diberi nama "Petjat Tanda", kemudian dinobatkan menjadi Adipati di wilayah "Terung",sehingga  nama  sering  disebut  "Pecat  Tanda  Terung".  Letaknya  adalah daerah Krian-Sidoarjo, Jawa Timur. Adapun sisa-sisa sejarah dari bentuk bangunan yang tertinggal  masih  dapat  dilihat.

Raden  Kusen  wafat  digantikan  oleh  Adipati Sengguruh.
Menurut cerita, putera Aria Damar yang bernama Raden Kusen berguru kepada  Sunan  Ampel  Denta  dan  kemudian  menjadi  Adipati  di  Terung.  Raden Kusen  yang  menikah  dengan  Nyai  Wilis atau Dewi Gauri putri temannya yang bernama Rsi Dewasraya namun diaku sebagai puteri  Sunan  Ampel  menurunkan .Pangeran Aria Terung (Adipati Sengguruh) dan Pangeran Aria Balitar (Adipati Blitar) yang sebenarnya bernama Dyah Utama putranya Raden Kusen dengan gadis desa bernama Ken Asmarawati atau Dewi Uning.  Ketika  Aria  Terung  dan  Aria  Blitar  tewas  terbunuh  di  Sungai  Brantas Kadipaten Rawa, akibat serangan mendadak dari Adipati Srenget Nila Suwarna dari Blitar. Saat  itu  Kadipaten  Sengguruh  jatuh  dalam  kekacauan,  para  sentana  Sengguruh dan  putera-puteri  Sang  Adipati  yang  tidak  mampu  menahan  serbuan  musuh berhamburan meninggalkan Dalem Kadipaten. Pangeran  Aria  Banding,  putera  bungsu  Adipati  Sengguruh  dikisahkan pergi  ke  Gresik  dengan  menggunakan  nama  semuan  Ki  Gaib  yang  kemudian tinggal  di  Desa Setra.  Ki Gaib  menjadi  pemimpin  di  desa tersebut  yang  diberi gelar Ki Ageng Setra yang kemudian menurunkan Ki Ketib dikenal dengan Ki Ageng  Setra  II.  Ki  Ageng  Setra  II  menurunkan  Ki  Tempel  (Ki  Ageng Tamasik),  kemudian  menurunkan  Ki  Kemis  (Ki  Ageng  Setra  III)  yang  oleh Panembahan Mas Witana diangkat sebagai Lurah Gresik. Kyai Ageng Setra III menikah dengan Nyimas Ayu, puteri Kyai Ageng Gulu Bekel Gresik yang dari pernikahan  itu  lahir  Bagus  Puspadiwangsa  yang  kelak  menjadi  Bupati  Gresik (Tandes) pertama.
5. Dari  geneologis  itu,  memang  Bupati  Tandes  (Gresik)  masih  memiliki keturunan  dengan  Adipati  Sengguruh.  Adipati  Sengguruh  sendiri  pada  masa Sunan  Dalem  pernah  menyerang  Giri.  Peperangan  ini  ditandai  dengan  Candra sengkala “Giri  Prang  Kartining  Wong” yang  menunjukkan  angka  1525  H. Ketika  kota  kerajaan  tua  Majapahit  runtuh  pada  1527  M,  di  Sengguruh  masih berlaku kekuasaan keturunan patih Majapahit, yang (menurut Tome Pires sebagai Guste Pate) pada hari-hari terakhir kerajaan itu masih berkuasa. Kerajaan Jawa Timur  “Gamda”  yang  menurut  penulis  Portugis  itu  pada  sekitar  1515  M diperintahkan oleh anak laki-laki Guste Pate, mungkin meliputi daerah Sengguruh juga.
6. Menurut cerita, pada tahun 1535 M penguasa dari Sengguruh menduduki pusat Islam, Giri. Ketika wafatnya Sunan Giri, digantikanlah oleh putranya yang bernama Sunan Dalem. Ketika itu Kerajaan Majapahit sudah runtuh, namun ada seorang bupati  yang masih tinggal bernama Ki Adipati Sengguruh di Negeri Terung. Dalam sebagian riwayat Ki Adipati Sengguruh itu putra Arya Damar di Palembang.
7.Ketika  itu  Adipati  Sengguruh  mengumpulkan  bala  tentara  dengan maksud  akan  hendak  menggempur  Giri  untuk  balas  dendam.  Kanjeng  Sunan Dalem sudah mengetahui bahwa akan kedatangan musuh dari Majapahit. Segera mengumpulkan  para  warga  dan  40  para  prajurit  Cina  diiringi  Panji  Laras  dan Panji  Liris  untuk  segera  pergi  ke  Lamongan  menemui  datangnya  bala  tentara Adipati  Sengguruh  di  Lamongan,  saat  itu  tentara  Giri  sudah  mempersiapkan senjatanya.
8. Terjadilah peperangan yang mana dalam perang itu para Prajurit Terung berjatuhan.  Di  malam  Juma’at  Sunan  Dalem  bermimpi  bertemu  ayahnya  yang  berkata bahwa jika Adipati Sengguruh hendak mendatangi Giri, sebaiknya tidak melawan  Adipati  Sengguruh  dan  menyingkir bersama  kelurga  dan  pengawal. Maka karena mimpi itulah Sunan Dalem mengungsi ke Dusun Gemena. Setelah datang di Gumeno, Kanjeng Sunan duduk bersama isterinya serta putra-putranya. Ki  Gumeno yang bernama Ki Kidang Palih sangat terkejut mendapat tamu Gusti beserta pasukannya.
9. Diceritakan  bahwa  bala  tentara  Majapahit  sudah  datang  ke  Giri,  namun ternyata  disana  tidak  ada  Sunan  Dalem  dan  bala  tentaranya.  Segera  Adipati Sengguruh  memerintahkan  pasukannya  untuk  bersama-sama  membongkar kuburan Sunan Giri. Pada saat itu Syeh Grigis sedang menunggu kuburan Sunan Giri dan tidak mau beranjak pergi. Melihat itu Adipati Sengguruh makin marah lalu menarik pedangnya, Syeh Grigis pun meninggal. Bala  tentara  Terung  segera  mengali  kuburan,  namun  ternyata  Sebelum terlaksana  perintah  tadi  segera  berdatangan  “tawon  endas”  yang  tak  terhitung jumlahnya menyengat Adipati Sengguruh beserta pasukannya. Semua terpontang- panting hingga orang Demak semua lari ke negerinya.
10. Larinya prajurit sampai ke  negerinya,  sambil  disengat  lebah  dan  bala  tentara  hampir  semua  meninggal tanpa  satupun  yang  tertinggal.  Diceritakan  bahwa  Adipati  Sengguruh  disengat  lebah  dan  berguling-guling.  Peristiwa  itu  telah  membuat  Adipati  Sengguruh bersama bala tentaranya sadar dan kemudian hampir setiap tahun berbakti pada Sunan Prabu Satmata. Sunan Dalem sudah mendengar bahwa musuh dari Terung telah kembali  karena kalah perang dengan lebah. Bala tentara yang meninggal sangatlah banyak dan  Adipati  Sengguruh  sendiri  sudah  bertaubat.  Sunan  Dalem  menyuruh  Raja Gumeno untuk pergi ke Giri. Dengan rasa hormat Ki Ageng Gumeno berangkat menuju Astana Kuburan Prabu Satmata. Terlihat disana jenazah dari Syeh Grigis yang  kemudian  dikebumikan  disebelah  timurnya  kuburan  Prabu  Satmata.  Ki Kidang Palih (Ki Gumeno) juga menimbun kembali  makam Prabu Satmata dan setelah  itu  pulang  untuk  menghadap  Sunan  Dalem.  Lalu,  Sunan  Prapen memutuskan untuk pulang ke Giri dengan menyuruh Syeh Koja untuk menemani putra-putri dan istrinya berjalan di belakang. Sedangkan Sunan Dalem berangkat bersama para prajurit dan para murid. Sesampainya di Giri tidak ada barang yang hilang  dan  rusak,  karena  semuanya  masih  utuh.  Di  Gumeno  Sunan  Dalem mendirikan masjid tepatnya tahun Jawa 1461 dengan atap bertingkat tiga. Hal itu tentu untuk menyatakan rasa terima kasih atas bantuan yang telah diterimanya di tempat itu.
11. Sebenarnya, sebelum Adipati Sengguruh dari Terung menyerang. Saat itu Giri Kedaton juga pernah diserang oleh raja Majapahit yakni pada masa Sunan Giri. Pada saat itu Majapahit diperintah oleh Kertawijaya (1447-1451 M). Melihat agama Islam yang telah masuk ke dalam istana Majapahit sejak tahun 1448, dan Secara  sembunyi-sumbunyi  telah  ada  beberapa  orang  dalam  Keraton  yang menerima agama  Islam.  Melihat  kenyataan  itu,  raja  Majapahit  Kertabumi berusaha untuk menghambat atau menghalang-halangi meluasnya agama Islam.

Tetapi  usaha  itu  gagal,  akhirnya  raja  Majapahit  berusaha  untuk  menaklukkan pusat  gerakan  Islam,  yakni  Giri  Kedaton.  Pesantren  Giri  diserbu  oleh  tentara Majapahit dengan serangan kilat. Konon menurut tutur cerita pada waktu itu Sunan Giri sedang menulis di dalam kamar dengan sebuah kalam,  yakni  alat  untuk  menulis  yang dibuat  dari pada ijuk pohon sagu. Sunan Giri pun melemparkan kalamnya ke tengah-tengah musuh yang sedang menyerang. Kalam Sunan Giri itu berubah menjadi sebuah keris yang kemudian mengamuk dan menyerbu dengan berputar-putar (munyeng) menghantam dan menusuk  para tentara Majapahit, akhirnya pasukan Majapahit itu lari tunggang-langgang mundur teratur, kembali pulang ke Majapahit.
12 .Karena kegagalan  serangan  Majapahit  itu  maka  pada  perkembangan  selanjutnya  antara Majapahit  dengan  Sunan  Ampel  dan  Sunan  Giri  mengadakan  pendekatan  dan bermusyawarah untuk berbaik kembali. Peneliti  menganalisis  dengan  adanya  bukti  yang  mendukung,  dapat disimpulkan  bahwa  memang  perseteruan  antara  Giri  dengan  Tandes  sudah berlangsung  lama.  Dibuktikan  dengan  geneologis  para  Bupati  Tandes  (Gresik) yang merupakan keturunan Maharaja Majapahit, Adipati Sengguruh di  Terung. Peninggalan  pada  kompleks  area  makam  Bupati  Tandes  (Gresik)  banyak  batu-batu peninggalan berlambang matahari sebagai lambang dari Kerajaan Majapahit. Artinya lambang  yang terdapat pada kompleks  makam  Bupati Tandes  (Gresik) menunjukkan bahwa antara keduanya masih memiliki hubungan.

B.
Puncak Konflik Giri dan Tandes Dengan  ditundukkannya  dan  dimasukannya  Giri  di  bawah  kekuasaan Mataram  membawa  pengaruh  yang  tidak  kecil  bagi  “hidup  mati”  kota  Gresik. Raja Mataram (Amangkurat I) pada tahun 1660 telah mengganti gelar penguasa Giri dari Panembahan menjadi Pangeran dan diangkat di Gresik seorang penguasa bidang duniawi bukan bidang spiritual.
13. Saat itu Kerajaan Giri Kedaton hanyasebagai pusat spiritual yang dipimpin oleh Pangeran, sedangkan di Gresik saat itu dipimpin  oleh  umbul  yang  kemudian  menjadi  cikal  bakal  munculnya  bupati pertama Gresik (Tandes). Pada saat  kekuasaan politik  Giri telah hancur  yakni  tahun 1680, Gresik berada dalam kekuasaan umbul. Giri Kedaton saat itu juga masih memiliki peran sebagai  pusat  spiritual  dibawah  penguasa  Pangeran,  sehingga  Giri  dan  Gresik terpisah dalam dua kekuasaan yang berbeda. Giri meskipun secara politik telah hancur,  namun  sampai  menjelang  abad  ke-18  masih  disegani  lawan  maupun kawan. Sumber VOC menginformasikan bahwa masih ada kekuatan di Giri yang perlu diperhitungkan,  yaitu daya tarik masyarakat  terhadap kekeramatan Sunan Giri. Pada  saat  itu  Gresik  berada  pada  kekuasaan  Mataram  yang  oleh  Sunan Amangkurat  I  diangangkatlah  Bagus  Sateter,  yakni  Saudara  sesusuan permaisurinya  menjadi  pejabat  umbul  Gresik. Ia  berdampingan  dengan Kertilaksana yang diangkat Pangeran Mas Witana. Bagus Sateter menggunakan gelar Ki Tumenggung Naladika.  Sepeninggal Ki Tumenggung Naladika, yang  menggantikan  kedudukan  sebagai  umbul  adalah  puteranya  yang  bernama Bagus  Dana,  dengan  gelar  Raden  Tumenggung  Harya  Naladika.  Sepeninggal Raden Tumenggung Harya Naladika, Gresik oleh Sunan Amangkurat menunjuk saudara  Raden  Tumenggung  Harya  Naladika  yaitu  Ki  Bagus  Lanang Puspadiwangsa  yang  diberi  gelar  Ki  Tumenggung  Puspanegara.
14.Sebelum Bagus Puspadiwangsa diangkat oleh Amangkurat, pada masa pemerintahan Harya Naladika diangkat  menjadi  mantri  Nayaka Gresik,  membatu  tugas-tugas umbul Gresik  dalam  pemerintahan.  Langkah  awal  yang  dilakukan  oleh  Ki Tumenggung  Puspanegara  setelah  ditunjuk  oleh  Amangkurat  untuk  menjadi penguasa  Gresik  yakni  dengan  mengamankan  Gresik.  Untuk  menentramkan Gresik  ia  memanfaatkan  tali  kekerabatan  dengan  tokoh-tokoh  yang  memiliki pengikut besar dan kuat. Melalui Nyai Uju, puteri bungsu Pangeran Kertanegara putera Pangeran Mas Witana Panembahan Giri, Ki Tumenggung Puspanegara mendapat dukungan dari sentana Giri Gajah.
15.Dengan  dukungan  dari  kerabat  Giri  Gajah,  Bugis,  Madura,  dan  Umbul Gresik.  Kyayi  Tumenggung  Puspanegara  dalam  waktu  singkat  berhasil menciptakan keamanan di Gresik. Semua perusuh yang ingin mengacau Gresik dapat  dihalangi  sebelum  melakukan  aksinya.  Demikianlah,  suasana  aman  yang tercipta  itu  berangsur-angsur  menghidupkan  kembali  kehidupan  rakyat  Gresik yang  porak  poranda  akibat  kerusuhan  dan  perang  yang  berlarut-larut. Kesengsaraan  rakyat  Gresik  selama  bertahun-tahun  berangsur  berubah  menjadi kemakmuran karena Tumenggung Puspanegara telah berhasil memimpin Gresik dan  menjalankan  Amanat  Amangkurat  II.  Dalam  keberhasilannya  itulah,  Pada tahun 1688, Gubernur Jenderal Johannes Camphuijs, pimpinan tertinggi Kompeni di  Batavia mengeluarkan besluit  pengangkatan Ki  Tumenggung Puspanegara sebagai bupati pertama Gresik (Tandes).
16. Sehingga Gresik mulai menjadi sebuah kabupaten pada akhir abad ke-17M, dengan nama Kabupaten Tandes, dimana Sidayu yang sekarang masuk dalam wilayah Kabupaten Gresik pada waktu itu juga berdiri sendiri sebagai kabupaten. Saat  itu  Gresik  dikenal  dengan  nama  yang  dalam  kesusastraan  Jawa  memang dipakai untuk menyebut Gresik sebagai istilah pengganti. Nama ini terkenal sejak zaman  dahulu  di  kalangan  penduduk  serempat  sebagai  nama  dari  sebuah Kabupaten zaman lampau.
17.Tandes  untuk  menyebut  nama  Gresik  juga  dapat  dibaca  pada  inskripsi yang  terdapat  dalam  komplek  makam  para  Bupati  Gresik  terdahulu.  Nama  ini terukir  pada  sebuah  batu  berbentuk  lingga,  di  depan  makam  Tumenggung Puspanegara. Inskripsi itu ditulis dalam bahasa Jawa Madya berbunyi: “Puniko wewangun hing Kanjeng Tumenggung Poesponegoro hing negri Tandes, hisakala sami adirasa tunggal masaluhu tanggala titi”
.  Artinya: “Ini adalah bangunan persembahan  Kanjeng  Tumenggung  Poespanegoro  di  negeri  Tandes
(Candrasengkala memet yang berarti tahun Saka 1617), Tuhan Allah Yang Maha Tinggi.”
Selain  itu,  pada  makam  Kanjeng  Ki  Tumenggung  Tirtoredjo  (Bupati Gresik di Tandes) yang wafat tahun 1681 tertulis prasasti juga menunjukkan nama Tandes, yakni: “Pakuburan Kanjeng Tumenggung Tirtoredjo Bupati ing Nagari Tandes, seda ing dinten Senen sinengkalan murtinining salira rasa tunggal”
.
18.Artinya Makam Kanjeng Tumenggung Tirtoredjo Bupati di Negara Tandes, wafat hari Senin tahun 1681).
Mengenai  letak  Kabupaten  Tandes  sendiri  bukan  berarti  Tandes  yang berada  di  Surabaya  saat  ini.  Memang  tidak  bisa  disimpulkan  secara  pasti mengenai pusat kekuasaan Kabupaten Tandes sendiri, tapi dilihat pada Babad Giri Kedaton  menunjukkan  bahwa  kebijakan  para  Bupati  Tandes  di  antaranya membangun masjid Jami’. Bisa dianalisis bahwa mungkin letaknya disekitar alun-alun.  Kebijakan  pada  awal  pemerintahan  Ki  Tumenggung  Puspanegara  ialah mendirikan  masjid,  pasar,  pengadilan,  bukan  mendirikan  kantor  Bupati.
19. Mungkin karena faktor itu jugalah, keberadaan Kabupaten Tandes (Gresik) tidak bisa disaksikan jejak peninggalan sejarahnya. Hubungan antara Giri yang saat itu sebagai pengusa spiritual dan Gresik (Tandes) sebagai penguasa duniawi mulai mengalami pergesekan yang luar biasa. Ketika itu Giri Kedaton berada ditangan penguasa Pangeran Giri yakni Singasari, sedangkan Bupati Tandes (Gresik) yang menggantikan Tumenggung Puspanegara yakni Bupati Kanoman dan Kesepuhan. Terjadinya kemelut segitiga dalam suatu
pertempuran pada tahun 1743/1744 M antara Giri yang saat itu diperintah oleh Pangeran, dengan Gresik (Tandes) yang saat itu dipegang oleh dua orang Bupati, yakni  Ki  Tumenggung  Jayanegara  sebagai  Bupati  Kesepuhan  dan  Ki Tumenggung Puspanegara II sebagai Bupati Kanoman.

Menurut Wisselius Pangeran Singasari memimpin Giri pada tahun 1725- 1743/1744  M).  Tumenggung  Puspanegara  II  (1743-1748  M)  sebagai  Bupati Kanoman,  sedangkan  Tumenggung  Jayanegara  (1732-1748  M)  sebagai  Bupati Kesepuhan. Untuk menelusuri waktu terjadinya perang saudara dalam konteks ini perlu diketahui bahwa Pangeran Singasari di Giri mengakhiri kekuasaannya pada tahun 1743/1744 M, Tumenggung Puspanegara II memerintah pada tahun 1743-1748 M. Kemelut ini ternyata berdampak pada berakhirnya kekuasaan Pangeran Singasari  sebagai  penguasa  spiritual  di  Giri  dan  berakhirnya  kekuasaan  Bupati Puspanegara II dipihak lain.
20.Menurut Wiselius peristiwa itu terjadi pada tahun 1743 yang panjang lebar diceritakan dalam sumber tradisional Babad Gresik. Kemelut  itu  diawali  karena  adanya  sikap  ketidaksukaan  antara  Bupati
Kanoman  yakni  Tumenggung  Puspanegara  II  dengan  Bupati  Kesepuhan Jayanegara.  Nampaknya  ketidaksukaan  itu  dilampiaskan  melalui  penguasa  Giri yakni  Pangeran  Singasari.  Ki  Tumenggung  Puspanegara II Kanoman  sering menyuruh dan mendorong kepada Pangeran Singosari untuk menyerang Gresik. Sampai tiga kali pernyataannya di sampaikan, namun  Pangeran Singosari tidak memperhatikan. Akhirnya, Ki Tumenggung Puspanegara II Kanoman memutar balik  strateginya  dengan  melaporkan  bahwa  Ki  Tumenggung  Jayanegara Kesepuhan akan menyerang Giri dan menyuruh supaya Giri berjaga-jaga. Melalui Pangeran  Singasari,  Bupati  Kesepuhan  diadu  domba  oleh  Pangeran  Kanoman.
Awalnya, Pangeran Singosari tidak percaya, ini dibuktikan dengan berkata: “Duh,Adinda  Puspanegara,  tidak  mungkin  kandamu  Tumenggung  Jayanegara berhianat  padahal  mengaku  saudara  tua,  dan  lagi  saya  merasa  tidak  ada kesalahan terhadap saudaramu, walaupun itu perasaanku sendiri”
21.Mendengar  ucapan  itu  Bupati  Kanoman  berusaha  meyakinkan  dengan mengadukan  kepada  Pangeran  Singasari  bahwa  Kyai  Tumenggung  Jayanegara kesepuhan  sudah  menyusun  kekuatan  untuk  menyerang  Giri.  Pada  saat  itu Pangeran Singasari sempat bertanya kepada Bupati Kanoman tentang strategi apa yang  harus  disiapkan  agar  penguasa  Giri  dan  masyarakatnya  bisa  selamat  dari Ki Tumenggung Jayanegara. Bupati Kanoman pun menyanggupi bahwa ia akan membantu dan membela Giri dengan meminjami persenjataan. Pada  kesempatan  itu  Pangeran  Singasari  sempat  mengadu  kepada  Ki Tumenggung  Puspanegara  II  tentang  tindakan  Ki  Tumenggung  Jayanegara yang  dianggap  aniaya  itu.  Padahal  sebelumnya  Ki  Tumenggung  Jayanegara pernah  mengatakan  kepada  Pangeran  Singasari  bahwa  beliau  sudah  dianggap sebagai  saudaranya,  akan  tetapi  Ki  Tumenggung  Puspanegara  II  kembali mengingatkan  bahwa  setiap  orang  harus  hati-hati  dalam  berteman.  Meskipun secara lahiriyah kelihatan baik, namun tidak mungkin batinnya juga demikian.
22.Bukan  hanya  Pangeran  Singasari  yang  terpengaruh  oleh  hasutan  Bupati Kanoman,  patih  Giri  bernama  Pangeran  Sumayuda  yang  masih  ada  hubungan .kekeluargaan sebagai ipar Pangeran Singasari juga ikut terpengaruh. Kala itu ada seseorang yang bersumbar terhadap orang Giri dengan “usum-usum”atau musim-musiman.  Mendengar  itu  Pangeran  Sumayuda  marah,  sehingga  terjadilah pertengkaran.  Berawal  dari  pertengkaran  itulah,  tentara  Ki  Tumenggung Jayanegara  bernama  Raden  Jayeng,  memberitahu  bahwa  hal  semua  ini  adalah perbuatan  mata-mata  dari  Giri.  Oleh  karena  itu  Ki  Tumenggung  Jayanegara memerintahkan  para  bawahannya  agar  menyiapkan  prajurit  untuk  pergi
memerangi Giri. Ki Tumenggung Jayanegara mengatakan : Kalau demikian, lebih baik diserbu Giri, lekas siapkan bala prajurit, orang ramai dan sibuk di kota”. Terjadilah  perang  dimana  Giri  dibantu  oleh  Bupati  Kanoman  berupa senjata.  Diceritakan  bahwa  senjata  berupa  meriam  Kalataka  dari  Tumenggung Kanoman  dijalankan  pada  tengah  malam  ke  Giri  untuk  diberikan  kepada  Patih Giri,  Pangeran  Sumayuda.  Gresik  (Tandes)  meminta  bantuan  pada  Ki Sawunggaling Tumenggung Surabaya serta dibantu oleh Kolonial Belanda. Bala tentara Kompeni sudah berangkat ke Tandes (Gresik), lalu menuju Giri bersama bala  tentara  Gresik.  Orang-orang  Giri  segera  berhamburan  ketakutan meninggalkan Pangeran Singasari. Pangeran  Sumayuda  memberitahukan  kepada  Pangeran  Singasari  : “Bagaimana kanda, saya sudah kalah, musuh dari Tandes banyak disertai oleh Kompeni, bala tentara Giri banyak yang pada pergi di waktu malam, adik kanda Ki Tumenggung Puspanegara tidak jadi datang, jadi bohong terhadap  janjinya”.  Pangeran  Singasari  selanjutnya  berkata  :    Kalau begitu  lebih  baik  kita  lolos  saja  ke  Negeri  Jipang,  minta  bantuan  pada saudara Pergul”. Pangeran Sumayuda menjawab : “Saya minta ijin untuk menemui  musuh  dari  Tandes  sudah  sampai  di  Asem  Kecil  diwaktu malam”.
23.Dalam  pertempuran  yang  tidak  seimbang  itu,  Pangeran  Sumayuda melaporkan kepada Pangeran Singasari bahwa pasukannya mengalami kesulitan, karena  pasukan  Tandes  dibantu  oleh  tentara  kompeni  dan  pengusa  Surabaya dengan jumlah sangat banyak. Di lain sisi,  prajurit Giri banyak yang melarikan diri. Ki Tumenggung Puspanegara II yang berjanji akan datang dan membantu di Randu Gatang ternyata tidak menepati janjinya. Perseteruan itu membuat Pangeran Singasari harus melarikan diri, karena Kyai Tumenggung Jayanegara melakukan penyerangan. Pangeran Singasari lolos dari negeri Jipang di  waktu  malam  harinya dari  Giri. Pangeran Sumayuda dan Ronggo suci terlalu banyak musuh maka bersembunyi di dalam Gua.
24.Memanasnya hubungan antara Tandes dengan Giri merupakan kesempatan bagi kompeni untuk ikut berperan menghabisi Giri. Ini terjadi karena sejak awal kompeni sangat terusik oleh Giri yang mampu mengobarkan semangat resistensi terhadap kompeni, seperti yang dilakukan oleh Trunajaya pada paruh abad ke-17. Bahkan sampai pada akhir tahun 1775 M, kompeni merasa perlu menuntut janji dari para petugas yang mengurusi makam Sunan Giri bahwa mereka tidak akan membiarkan  keris  sakti  Kyai  Kalamunyeng  peninggalan  Giri  jatuh  ke  tangan-tangan  orang  yang  tidak  berhak,  yang  mungkin  menggunakannya  untuk mengobarkan pemberontakan.
25.Dalam konflik ini terdapat keterlibatan para kompeni untuk ikut sebagai suatu kesempatan emas. Adanya unsur politik adu domba (devide at impera) yang diterapkan oleh Belanda di seluruh Indonesia juga berlaku pada wilayah Gresik pada saat itu. Ini dijadikan peluang bagi Kolonial Belanda untuk ikut terlibat didalam pertempuran dan memihak pada satu kelompok yang mana kelompok itu bisa membantu dalam upaya perluasan wilayahnya. Dari sini dapat  disimpulkan bahwa  setelah Kerajaan Giri Kedaton  jatuh sebagai  bidang  kekuasaan  politik,  Giri  masih  berlanjut  sebagai  pusat  spiritual.Saat itu Amangkurat II mengangkat Seda Kemlathen, seorang bangsawan asal Jipang menjadi penguasa Giri. Lalu, digantikan oleh Pangeran Singonegoro dan digantikan  oleh  Pangeran  Singosari.  Hingga  akhirnya,  hancurlah  Giri  Kedaton sebagai pusat kekuasaan spiritual di Gresik ketika terjadinya kemelut peperangan antara Pangeran Giri dengan dua Bupati Gresik (Tandes).

C.Akhir dari Konflik Giri dan Tandes
Dalam  perseteruan  ini  berakhir  dengan  jatuhnya  Giri  dan  Pangeran Singasari pun pergi melarikan diri ke Japan (Bojonegoro) dan meninggal di desa Bekukul.  Gelar  pangeran  ditiadakan  diganti  lurah  juru  kunci  yang  bertugas menjaga masjid dan kuburan Sunan Giri. Penjaga masjid dan kuburan bernama Ketib Modin yang menjadi lurah juru kunci ialah Gus Mukmin dari desa Kajen yang  masih  tinggalannya  Pangeran  Singasari.  Desa-desa  di  bawah  Giri  semua beralih menjadi wilayah kekuasaan Gresik hingga sekarang.
26.Di Giri diberi orang yang memang keluar dari tiga desa, yakni Kajen, Kedahanan, dan Giri Gajah. Di  lain  sisi, senjata  yang  ditinggal  berupa  meriam  Malela  dibawa  oleh tentara Gresik. Tumenggung Jayanegara mulai curiga akan keterlibatan adiknya yaitu  Tumenggung  Puspanegara  II  dalam  peristiwa  bersejarah  ini.  Ki Tumenggung   Jayanegara   memerintahkan   pada   bawahannya   untuk mengklarifikasikan  tentang  keterlibatan  adiknya,  Bupati  Kanoman.  Masyarakat Giri pun bersaksi bahwa memang benar prahara itu muncul dari provokasi Bupati Kanoman.  Setelah  diperiksa  kecurigaanya  dibuktikan  dengan  ditemukannya persenjataan  yang  digunakan  oleh  Prajurit  Giri  berasal  dari  Tumenggung Puspanegara II. Keluarga  penguasa  Tandes  sudah  lengkap  berkumpul,  diantaranya Ngabehi  Yudanegara,  Jayareja,  Jayadirana,  semua  mengawasi  Kabupaten Kanoman, sebab Ki Tumenggung Puspanegara II serta keluarganya tidak ada yang  mau  keluar.  Tidak  keluarnya  Bupati  Kanoman  itu  memang  karena  sudah mengetahui bahwa saudara tuanya, Bupati Kasepuhan serta keluarganya bersama pasukan kompeni mengawasi di luar Kabupaten Kanoman. Untuk  mengklarifikasi  kebenaran,  Tumenggung  Jayanegara  memanggil adiknya Tumenggung Puspanegara II Kanoman akan tetapi tidak mau menghadap Bupati  Kasepuhan  dengan  alasan  sakit.  Sebagai  pejabat  yang  berada  dalam kekuasaan kompeni, maka Ki Tumenggung Jayanegara melaporkan perbuatan adiknya yakni Tumenggung Puspanegara II dengan mengirimkan surat ditujukan kepada  Gubernur  Genderal  VOC  di  Batavia  atas  tindakan  adiknya,  Ki Tumenggung Puspanegara II. Nasib Tumenggung Puspanegara II dipecat sebagai Bupati Kanoman dan dibuang  ke  Pulau  Bandan  bersama  istrinya  yakni  Raden  Ayu  Medanten  dan putranya bernama Jayeng serta cucunya  yang bernama Raden Manujaya. Sejakkeberangkatan Ki Tumenggung Puspanegara II digantikan oleh putra menantu yang masih terhitung kemenakan yaitu putra dari Ki Yuda Negara yang bergelar Tumenggung  Tirtoredjo  juga  berkududukan  di  Kanoman  berkumpul  dengan mertuanya yaitu Tumenggung Suranegara. Ketika itu memasuki tahun Jawa 1684 sedang yang menjadi permaisuri yaitu putri Tumenggung Suranegara.
27.Dari sini dapat dianalisis bahwa memang puncak konflik antara Giri dan Tandes terjadi saat peperangan antara tiga penguasa di Gresik tersebut. Melalui dalih  kekuasaan,  hubungan  itu  menjadi  titik  puncak  hancurnya  satu  kekuasaan yakni  kekuasaan  di  Giri.  Ini  menunjukkan  bahwa  memang  sesuai  dengan  teori politik  yakni  dampak  konflik  politik  dapat  menghasilkan  suatu  konsesus  baru (kalah-menang),  atau  bahkan  malah  menghancurkan  kedua  kelompok  dari perseteruan  tersebut.  Maka,  sebagai  akhir  dari  konflik  antar  keduanya  dapat diterik  kesimpulan  bahwa  hasilnya    yakni  terjadilah  peralihan  kekuasaan  yang dimenangkan oleh Tandes dengan hancurnya Giri Kedaton sebagai pusat spiritual serta politik. Saat itu jugalah Giri menjadi wilayah kekuasaan Gresik (Tandes), atas kemenangan Bupati Kasepuhan yakni Tumenggung Jayanegara. Semua desa yang  semula  menjadi  bawahan  Giri  dimasukkan  ke  dalam  kekuasaan  Tandes, sedangkan  Giri  hanya  mendapat  jatah  untuk  mengurus  tiga  desa,  yakni  Kajen,Kedahanan, dan Giri Gajah. Peralihan  kekuasaan  dari  Kerajaan  Giri  Kedaton  menjadi  Kabupaten Tandes dapat dilihat dari pola hubungan yang terjalin diantara kedua kekuasaan tersebut.  Adanya  konflik  diantara  keduanya  menyebabkan  terjadinya  peralihan kekuasaan ini. Konflik antara Giri dan Tandes sebanarnya telah ada sejak masa Sunan Prapen, yakni ketika Adipati Sengguruh melakukan penyerangan terhadap Giri.  Dilihat  dari  geneologisnya  Adipati  Sengguruh  sendiri  memiliki  anak  Ki Ketib  (Ki  Gaib),  lalu  menurunkan  Ki  Tempel,  dan  berlanjut  Ki  Kemis  yang merupakan  ayah  dari  bupati  pertama  Tandes,  Ki  Tumenggung  Puspanegara. Kemulet  ini  mengalami  perpanjangan  yang  diawali  pada  saat  hancurnya  Giri Kedaton sebagai kekuatan politik pada tahun 1680. Saat itu Gubernur General Kolonial  Belanda  mengangkat  Bagus  Puspadiwangsa  atau  Ki  Tumenggung Puspanegara  sebagai  Bupati  pertama  di  Tandes.  Namun,  saat  itu  Giri  Kedaton masih ada, hanya sebatas penguasa spiritual. Artinya, pada saat itu memang ada dua kekuasaan di Gresik yakni di Giri Kedaton dan Kabupaten Tandes. Puncak dari  konflik  ini  ketika  adanya  kemelut  segitiga  antara  Giri  dan  Tandes  yang kemudian  inilah  dijadikan  titik  awal  adanya  satu  kekuasaan  di  Gresik  yakni Kabupaten  Tandes,  Kemelut  itu  dimenangkan  oleh  Tandes,  di  lain  sisi  Giri Kedaton  benar-benar  hancur.  Sehingga  wilayah  Giri  pada  waktu  itu  berada  di Bawah kekuasaan Kabupaten Tandes. Akhir dari konflik itu ialah (menang-kalah) yang berdampak pada peralihan kekuasaan dari Giri Kedaton menjadi Kabupaten Tandes.

SELAIN ITU PERLU KITA MENCERMATI GARIS WAKTU NUSANTARA :



Semua bangsa-bangsa Ras Nusantara ini adalah berasal keturu­nan dari satu generasi Manusia purba Tertua dan Pertama yang mulai muncul lahir di muka bumi sedunia ini, yaitu manusia purba generasi Meganthropus Paleo Nusantaraicus dan generasi-generasi Hominid dan Homo lainnya pada masa 1- 4 juta tahun dahulukala, dan yang fosil-fosilnya telah ditemukan di berbagai pulau dan daerah tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. (Sumber: Anthropoaleontologi Von Koningswald; Geologi Van Bemmelen; Purwayuga Pangeran Wangsakerta, 1678).

Semasa Tahun 20.000 – 2.000 SM.

Sejak ribuan tahun purbakala yang menjadi urat nadi hubungan laut antara dunia Barat dan dunia Timur adalah jalur pelayaran dan perdagangan lewat: Selat Malaka, Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Sunda, sampai di Laut Cina Selatan. Pada jaman dahulu kala sampai abad ke-14 M, Semenanjung Malaya masih merupakan satu semenanjung tanah daratan kering memanjang sampai di ujungnya di wilayah Belitung (Pulau Belitung sekarang).

Pulau Jawa dan pulau Sumatra masih merupakan satu pulau yang panjang yang tersambung bersatu oleh sejalur tanah daratan kering di kawasan Panaitan (Pulau Panaitan sekarang) dan Ujung Kulon antara Lampung dan Jawa Barat. Pelabuhan Palembang masih terletak di tepi laut terbuka luas, yaitu Selat Malaka, dan tidak seperti sekarang berada di pedalaman sejauh 50 km dari tepi pantai. Begitu pula pelabuhan Jambi di Muara Tembesi (Muara Sabak) yaitu muara sungai Batanghari, masih terletak di tepi pantai laut terbuka Selat Malaka. Gunung Muria (Jepara) di Jawa Tengah masih merupakan suatu pulau terpisah dari daratan pulau Jawa.

Di kawasan sepanjang jalur perairan Nusantara ini, sejak ribuan tahun dahulu kala, telah bertumbuhan ratusan kerajaan-kerajaan kecil dan besar. Pelayaran dan perdagangan antar-pulau Nusantara dan dengan negeri-negeri luar di mancanegara telah berkembang ramai. Bahan-bahan dan barang- barang dagangannya diantaranya ialah: padi-padian, emas, perak, timah (bahan untuk perunggu), lada atau merica, rempah- rempah, alat-alat besi dan perunggu, gading gajah, dan banyak lagi lain-lainnya.

Kawasan Nusantara yang sangat strategis, subur makmur dan kayaraya ini selalu menjadi pusat perebutan kekuasaan diantara kerajaan-kerajaan pribumi Nusantara sendiri.

ORANG ASING PERTAMA DI NUSANTARA.
Th. 1500 – 1000 Sebelum Masehi:

Pelabuhan Singkil: Di pantai Samudera Hindia, kawasan Tanah Batak. Sudah terkenal ke negeri-negeri di Mesir-kuno dan Timur Tengah. Raja Nabi Sulaeman (Salomo) mengutus orang-orang Pnoene­sia dari Sidon ke Singkil untuk membeli kamper di Singkil. Pelab­uhan Singkil dan Barus sudah menguasai ekspor dari Tanah Batak (kamper = kapur Barus).

Pelabuhan Sorkam dan pelabuhan Mungkur memegang monopoli dunia ekspor kemenyan. Penjual tunggal untuk seluruh dunia. Kemenyan sangat digemari oleh penduduk negri-negri di Timur Tengah dan Mesir-Kuno. Digemari oleh Raja Nabi Sulaeman dan oleh raja-raja Hemitik dan Semitik.

Pelabuhan Natal sangat banyak ekspor Emas. Begitu banyak sampai didatangi oleh pedagang-pedagang bangsa Phoenesia sebelum jaman Rumawi, sebelum jaman Yunani. Daerah pertambangan emasnya ialah Mandailing di Tanah Batak Selatan.

    Catatan:

    Sejak jaman Nabi Sulaeman (Th. 1000 SM) kota Damas­kus sudah merupakan pusat perdagangan distribusi rempah-rempah yang datang ke situ dari kepulauan Nusantara lewat jalan laut ke Kwang Tung (= Kanton) di negeri Cina, dan dari situ lewat jalan darat (jalan sutera) ke Damaskus.

Th. 100 Sebelum Masehi:

Orang Persia pertama datang di Nusantara, ialah di daerah pantai Aceh Utara.

Th. 22 Sebelum Masehi :

Orang Cina pertama datang di Nusan­tara, yaitu di daerah Kalimantan Utara.

Th. 78 Masehi : Orang Hindu pertama datang di Nusantara, ialah di daerah pantai Aceh Utara.

EKSPANSI CINA KE NUSANTARA. TH. 100 – 565 M.
Tahun 1000 Sebelum Masehi:

Migrasi Cina ke Daratan Asia-Tenggara. Jaman Dinasti Chou Tahun 1122-249 SM.

Suatu suku bangsa Mongoloid yaitu suku bangsa Syan, terdesak oleh suku-suku bangsa Cina dan bermigrasi ke daerah-daerah daratan Asia Tenggara di sebelah Selatan. Di sana mereka bercampurbaur asimilasi dengan suku-suku bangsa pribumi asli seperti suku-suku bangsa: Karen, Senoi, Meo, Munda, Sakai, dan lain-lainnya. Suku-suku bangsa pribumi ini tergolong ras Nusantara, yang oleh orang Barat disebut Austronesia, dan yang sejak 600.000 tahun dahulu ka­la telah bermigrasi ke sana menjadi penduduk penghuni pertama di kawasan daratan Asia Tenggara pada masa jauh terlebih dahulu sebelum munculnya manusiapurba Cina-Mongoloid “Pekinensis” atau “Sinanthropus” di dunia. Sejak terjadinya asimilasi suku bangsa Syan dengan suku-suku bangsa pribumi itu, maka mulailah muncul kerajaan-kerajaan baru di kawasan daratan Asia Tenggara, yaitu kerajaan Syan yang kemudian disebut Syanka atau Siam; kerajaan Syan Pao Cha yang kemudian disebut Kam Pao Cha atau Kamboja; dan kerajaan Syan Pao Nam yang kemudian disebut Syan Nam atau An Nam dan Syan Pao, Syan Pa atau Campa. Kamboja dan Anam bersatu juga disebut Syan Pao Nam, Sya Pa Nao atau Yawana.

Tahun 210 Sebelum Masehi :

Migrasi Cina ke Teluk Tongkin. Jaman Dinasti Ch’in Tahun 246-210 SM.

Kaisar Ch’in Shih Huang Ti di lembah sungai Hoang Ho (sungai Kuning) menaklukkan, menguasai dan mempersatukan seluruh kerajaan-kerajaan kecil dengan tangan-besi menjadi satu negara besar Cina. Banyak penduduk Cina yang tidak mau tunduk kepada pemerintahan Kaisar Ch’in. Sebagian dari mereka bermigrasi ke negeri-negeri di sekelilingnya. Sebagian penduduk yang bermigrasi itu meresap masuk menjarah ke daerah-daerah di sekitar Teluk Tongkin yaitu wilayah Hoa Binh dan Dongson do An Nam yang sekarang disebut Vietnam. Di sana mereka berdiam dalam perkampungan-perkampungan Cina atau pecinan-pecinan. Sementara orang Cina bercampurbaur asimilasi dengan suku-suku bangsa pribumi.

Tahun 100 Sebelum Masehi :

Cina Menyerbu dan Menjajah Daerah Teluk Tongkin. Jaman Dynasti Han Tahun 206 SM. – 220 M. Bangsa Cina dari negeri Cina menyerbu, merampok, membunuh dan kemudian menjajah daerah-daerah kawasan Teluk Tongkin, yaitu negeri-negeri di kawasan An Nam dan Kamboja. Terjadi lagi migrasi besar-besaran penduduk dari negeri Cina ke daerah-daerah yang direbutnya itu dan mereka bertinggal disana dalam perkampungan-perkampungan Cina yang disebut pecinan. Teluk Tongkin dan seki­tarnya dijajah oleh negeri Cina.

Tahun 100 Masehi :

Agama Budha Masuk ke Negeri Cina.Jaman Dinasti Han Tahun 206 SM -220 M.

Pada tahun 64 M Agama Budha dari India masuk ke negeri Cina, dibawa oleh orang-orang India lewat jalan darat di Asia Tengah. 

Pada tahun 100 M. Agama Budha oleh Kaisar Han Wu Ti dijadikan “agama negara” atau “agama resmi” di negeri Cina. Keadaan Agama Budha demikian itu berlangsung sampai akhir jaman Dinasti Tang (Th. 618 – 906 M).

Tahun 100 – 400 M. :

Kerajaan Funan atau Fun An (=Pnom Penh). Jaman akhir Dinasti Han Th. 206 SM – 220 M.

Kerajaan Funan yang berdiri pada awal abad ke-2 M. Meliputi kawasan Kamboja, Siam dan Semenanjung Malaya bagian utara, mengusir penjajah Cina dari kawasan Teluk Tongkin. Kapal-kapal perang dan bajak-bajak laut Cina dihancurkan. Tetapi orang-orang Cina tetap bercokol di sana dalam pecinan-pecinan dan ikut hidup bernaung di bawah pemerintahan kerajaan Funan. Kemudian dalam abad ke-5 Kamboja melepaskan diri dari kerajaan Funan dan mendirikan kerajaan sendiri.

    Catatan :

    Sejak jaman ribuan tahun purbakala telah ramai berkembang lalu-lintas pelayaran dan perdagangan antara kerajaan-kerajaan di kepulauan Nusantara dengan kerajaan-kerajaan di daerah Asia Tenggara.

Tahun 100 – 200 M :

Negeri Cina Meluaskan Ekspansinya ke Nusantara. Jaman Akhir D1nasti Han Th. 206 SM – 220 M. Negeri Cina mulai mengembangkan ekspansi penjajahannya ke kawasan kepulauan Nusantara. berpangkalan di Kwan Tung (= Kanton) yang sekaligus dijadikan pusat bandar dan pelabuhan perdagangan di Cina Selatan. Dikirimkan ekspedisi-ekspedisi kapal dagang, kapal perang dan perampok-perampok, bajak-laut Cina ke Formusa (Taiwan), daerah-daerah Filipina ke daerah Kalimantan sebelah Utara, Laut Cina Selatan,Teluk Siam, Kalimantan Barat, Semenan­jung Malaya sampai masuk ke Selat Malaka. Sementara orang Cina ada yang menyasar terdampar ke daerah Minahasa di Sulawesi Utara.

Di tempat-tempat pelabuhan dagang ekspedisi-ekspedisi Cina itu menurunkan orang-orang Cina untuk menetap di sana sebagai pedagang. Mereka bertinggal dalam perkampungan-perkampungan Cina yang disebut pecinan. Banyak barang-barang hasil perdagangan dan hasil perampokan atau perampasan bajak-laut Cina mengalir ke Kwan Tung (Kanton) yang di waktu sebelum itu hanya menjadi pusat penampung perdagangan transit saja.

Bahan dan barang perdagangan itu dari Kwan Tang (Kanton) masuk ke pedalaman negeri Cina dan sebagian dari Peking diperdagang kan ke negeri-negeri di Asia Tengah sampai ke negeri-negeri di wilayah Rumawi melalui jalan darat (Jalan Sutera) di Asia Tengah.
Nusantara Sampai Tahun 1000-an

sekitar 100

    Kerajaan “Dvipantara” atau “Jawa Dwipa” dilaporkan oleh cendikiawan India berada di Jawa dan Sumatra.

    Aji Saka memperkenalkan sistem penulisan ke Jawa berdasarkan skirp dari India Selatan.

    Raja-Raja Hindu menguasai daerah sekitar Kutai di Kalimantan.

    Kerajaan “Langasuka” didirikan di sekitar Kedah di Malaya.

sekitar 130

    Berdirinya kerajaan Salakanagara di Jawa Barat

    Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, Salakanagara (Salaka = Perak) inilah yang disebut Argyre oleh Ptolemeus dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada Pandeglang.

    Raja pertama Salakanagara bernama Dewawarman yang berasal dari India. Ia mula-mula menjadi duta negaranya (Palawa, India) di Pulau Jawa. Kemudian Dewawarman menjadi menantu Aki Tirem atau Sang Aki Luhurmulya. Istrinya atau anak Aki Tirem bernama Pwahaci Larasati. Saat menjadi raja Salakanagara, Dewawarman I ini dinobatkan dengan nama Prabhu Dharmalokapala Dewawarman Haji Raksagapurasagara. Permaisurinya bergelar Dewi Dwani Rahayu. Dewawarman berkuasa selama 38 tahun dari tahun 130 sampai 168M.
    Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I – VIII).

Raja-raja Salakanagara:

    Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)  168 – 195 M
    Dewawarman II (Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra)  168 – 195 M
    Dewawarman III ( Prabu Singasagara Bimayasawirya)  195 – 238 M
    Dewawarman IV (Darma Satyanagara) 238 – 251 M
    Dewawarman V  ( Darma Satyajaya) 251 – 289 M
    Dewawarman VI  (Prabu Gayanadewa Linggabumi) 289 – 308 M
    Dewawarman VII (Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati) 308 – 340 M
    Dewawarman VIII (Spatikarnawa Marmandewi) 340 – 362 M

    Daerah kekuasaan Salakanagara, meliputi Jawa bagian barat dan semua pulau di sebelah barat Nusa Jawa.

340
Prabu Bima Digjaya Satyaganapati (Dewawarman VII) wafat. Senapati Krodamaruta menggantikannya hanya selama 3 bulan.

    Tibalah di Rajatapura, Senapati Krodamaruta dari Calankayana bersama beberapa ratus anggota pasukan lengkap. Krodamaruta adalah putera Senapati Gopala Jayengrana, yaitu putera Dewawarman VI yang keempat. Kodramaruta langsung merebut kekuasaan dan tanpa menghiraukan adat pergantian kekuasaan. ia dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara.

Spatikarnawa Marmandewi puteri sulung Dewawarman VII, dinobatkan menjadi penguasa Salakanagara ia bergelar Prabu Darmawirya Dewawarman. Pada masa pemerintahan Dewawarman VIII, kehidupan penduduk makmur sentosa. Ia sangat memajukan kehidupan keagamaan. Kebanyakan penduduk pemeluk agama Ganesa atau Ganapati hanya sedikit yang memuja Wisnu dan Siwa.

358
Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395).

Salakanagara berubah menjadi kerajaan daerah.

    Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari Salankayana di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada.

    Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Pada naskah wangsakerta, sebuah dokumen yang ditulis di cirebon bertahun tahun kemudian menunjukkan raja pertama Tarumanagara berkuasa sejak tahun 358 dan menerunkan raja raja sampai tahun 699. Jayasingawarman manjdi raja pertama Tarumanagara selama 24 tahun dari 358 – 382 M. selanjutnya penerus Kerajaan Tarumanagara antara lain :

    Darmayawarman  382 – 395 M
    Purnawarman      395 – 434 M
    Wisnuwarman      434 – 455 M
    Indrawarman       455 – 515 M
    Gandrawarman     515 – 535 M
    Suryawarman      535 – 561 M
    Kertawarman       561 – 628 M
    Sudawarman (adik Kertawarman) 628 – 639 M
    Dewamurti          639 – 640 M
    Nagajayawarman  640 – 666 M
    Linggawarman     666 – 669 M

363
Kerajaan Indraprasta yang terletak di Cirebon Girang atau Cirebon Selatan (Sekarang Kabupaten Cirebon) didirikan oleh Sang Maharesi Santanu, seorang maharesi dari daerah Sungai Gangga India

    Seperti halnya Sang Maharesi Jayasingwarman pendiri Tarumanagara, Sang Maharesi Santanu beserta para pengikutnya meninggalkan negeri asalnya untuk menyelamatkan diri dari kerajaan pasukan Samudra Gupta Maurya. Ia singgah di Srilanka dan Benggala, baru kemundian menuju Jawa Barat, yang pada waktu itu merupakan Salakanagara yang diperintah oleh Dewawarman VIII.

    Sang Maharesi Santanu masih mempunyai pertalian kekeluargaan dengan Sang Dewawarman VIII. Santanu membangun sebuah desa di tepi Kali Cirebon, yang diberinya nama Indraprahasta. Gunung Cereme, yang berdiri dekat daerahnya, diberinama Indrakila dan Kali Cirebon yang melewati daerahnya diberi nama Gang-ganadi.

    Kerajaan Indraprahasta kemudian berkembang menjadi kerajaan besar. Maharesi Santanu menjadi rajanya yang pertama (363 – 398 M) dengan gelar Praburesi Indraswara Sakala Kretabuwana.

397
Ibukota kerajan baru dibangun di daerah yg lebih dekat ke pantai oleh Maharaja Purnawarman (Raja Tarumanagara ketiga (395-434)). Ibukota kerajaan baru tersebut dinamai Sundapura — pertamakalinya nama “Sunda” digunakan.

398-399
Jayasatyanagara menjadi penerus Maharesi Santanu di Kerajaan Indraprasta. Jayasatyanagara menjadi raja kedua Indraprahasta (398 – 421 M). Dia adalah putra sulung dari permaisuri Indari.

Pada tahun 399 M, Jayasatyanagara harus mengakui kekuasaan Sri Maharaja Purnawarman dari Tarumanagara. Sejak itulah Indraprahasta menjadi bawahan Tarumanagara.

417
Purnawarman memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana.

sekitar 425
Agama Budha sampai di Sumatra.

    Catatan di Indonesia pada masa ini masih kurang, tapi kita tahu bahwa kebudayaan yang kompleks sudah terbentuk. Kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Jawa ditunjukkan pada catatan-catatan dari Cina, karena para duta dikirim ke sana. Para pedagang Arab dan Persia juga mengetahui tentang darah tersebut, dan bahkan Romawi dan Yunani memiliki laporan dari jarak daerah yg sangat jauh.

    Catatan dari Indonesia sangat sedikit, karena penulisan dilakukan pada daun palem dan bahan bahan lainnya yang tidak dapat bertahan lama. Banyak pengetahuan kita berdasarkan pada Bangunan atau Prasasti Batu. Pada saat kita mulai mendapatkan sejarah Sumatra dan Jawa secara jelas, telah ada bangunan-bangunan besar terbuat dari batu,  perabotan-perabotan yang bagus, musik dan tarian tradisional sebanyakyang kita ketahui sekarang.

sekitar 500
Awal kerajaan Srivijaya di dekat Palembang

526
Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh Manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara.

sekitar 600
Kerajaan Melayu berkembang di sekitar (yang kita sebut sekarang) Jambi, di Sumatra.

    Catatan Cina dari masa ini menunukkan kerajaan-kerajaan di Jambi dan Palembang di sumatra, dan tiga kerajaan di Jawa. Kerajaan sebelah barat berhubungan dengan Prasasti Taruma Negara, Kerajaan di bagian tengah disebut “Kalinga”, dan kerajaan sebelah timur dengan ibukota mungkin didekat Surabaya atau Malang.

612
Cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh.

Kata Galuh diartikan secara tradisional oleh orang Jawa Barat, galeuh atau inti. Dari pengertian tersebut, timbul pergeseran kata inti menjadi hati, sebagai inti dari manusia. Dalam pengertian lain, kata galeuh disejajarkan dengan kata galih, kata yang halus dari beuli(beli). Wajar jika dalam perkembangan selanjutnya, timbul dua sebutan Galuh Pakuan dengan Galih Pakuan.

Van Der Meulen mengemukakan tentang adanya tiga kerajaan Galuh, antara lain sebagai berikut :
1. Galuh Purba (Galuh Lama) yang berpusat di daerah Ciamis (Jawa Barat)
2. Galuh Utara (Galuh Baru = Galuh Lor = Galuh Luar) yang berpusat di daerah Dieng
3. Galuh yang berpusat di Denuh (Tasikmalaya)

Kendan Cakal Bakal Galuh

Ndeh nihan carita parahiyangan. Sang Resiguru mangyuga Rajaputra miseuweukeun Sang Kandiawan lawan Sang Kandiawati, sida sapilanceukan. Ngangaranan maneh Rahiyangta Dewaraja. Basa lamku ngarajaresi ngangaranan maneh Rahiyangta ni Medang Jati. Inya Sang Layuwatang. Nya nu nyieun Sanghiyang Watang Ageung.

Terjemahannya :
” Ya inilah kisah para leluhur. Sang Resiguru beranak Rajaputra. Rajaputra beranak Sang Kandiawan dan Sangkandiawati, sepasang kakak-beradik. Sang Kandiawan menamakan dirinya Rahiyangta Dewaraja. Waktu ia menjadi rajaresi menamakan dirinya Rahiyangta di Medang Jati, yaitu Sang Layuwatang. Dialah yang membangun balairung besar”. (Danasasmita, 1983)

Ternyata tokoh Resiguru dalam carita parahiyangan itu adalah menantu Sri Maharaja Suryawarman, penguasa Tarumanagara VII (515 – 535 M). Kisah Sang Rajaresiguru Manikmaya, Raja Kendan, memperoleh keturunan beberapa putera dan puteri. Salah seorang diantaranya bernama Rajaputra Suraliman.

Dalam usia 20 tahun, Sang Suraliman tampak ketampanannya dan sudah mahir ilmu perang (yuddhenipuna. Oleh karena itu ia diangkat menjadi Senapati dan kemudian menjadi panglima bala tentara (baladhika ning wadyabalad Tarumanagara, oleh kakeknya.

Setelah Sang Rajaresiguru Kendan wafat, Sang Baladhika Suraliman, dirajakan di Kendan sebagai penguasa baru. penobatan Rajaputra Suraliman berlangsung pada tanggal 12 bagia genap bulan Asuji tahun 490 saka ( 5 Oktober 568 M). Sang Suraliman selalu unggul dalam perang.

Dalam perkawinan dengan puteri Bakulapura (Kutai) keturunan keluarga Kundungga yang bernama Dewi Mutyasari, Sang Suraliman mempunyai seorang putera dan seorang puteri. Yang sulung bernama Sang Kandiawan. disebut juga Sang Rajaresi Dewaraja atau Sang Layuwatang. Dan sang adik bernama Sang Kandiawati.

Sang Suraliman menjadi Raja Kendan selama 29 tahun (568 – 597 M). Sang Suraliman digantikan oleh puteranya, Sang Kandiawan. Ketika ayahnya (Sang Suraliman) menjadi penguasa Kendan, Sang Kandiawan telah menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana. Karena itu ia digelari Rahiyangta ri Medang Jati.

Setelah Sang Kandiawan menjadi penguasa Kendan menggatikan ayahnya, ia berkedudukan di Medang Jati, tidak di Kendan. Sang Kandiawan menjadi Raja Kendan selama 15 tahun (567 – 612 M). Sang Kandiawan mengundurkan diri dari tahta kerajaan, lalu menjadi petapa di Layung watang daerah Kuningan. Sebagai pengganti dirinya, ia menunjuk putera bungsu yaitu Sang Wretikandayun yang waktu itu sudah menjadi Rajaresi di Menir.

Seperti dalam cerita pantun Lutung Kasarung, tahta kerajaan oleh Prabu Tapa diwariskan kepada puterinya yang bungsu Purbasari. Dasar pertimbangannya, Purbalarang sebagai puteri sulung lebih terpikat oleh urusan duniawi.

Sang Wretikandayun dinobatkan menjadi penguasa baru menggantikan ayahnya pada tahun 534 saka atau 612 M. Ketika naik tahta, Sang Wretikandayun berusia 21 tahun. Ketika dinobatkan ia tidak berkedudukan di Kendan ataupun Medang Jati. Untuk pemerintahannya, Sang Wretikandayun mendirikan ibu kota baru yang diberi nama Galuh (Permata).

Galuh berada di lahan yang diapit oleh Sungai Cimuntur dan Citanduy. Lokasi bekas Galuh sekarang dikenal sebagai Desa Karang Kamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.

669
Sang Maharaja Linggawarman, Raja Tarumanagara ke duabelas wafat. Beliau digantikan oleh menantunya, Sang Tarusbawa, dengan gelar Sri Maharaja Tarusbawa Darmawaskita Manumanggalajaya Sunda Sembawa.

Penobatan dilangsungkan pada tanggal 9 bagian terang bulan Jesta tahun 591 Saka (18 Mei 669 M).

Ketika Tarumanagara diperintah oleh mertuanya, pamor kerajaanya sudah sedemikian merosot. Sang Tarusbawa berupaya mengembalikan kejayaan Tarumanagara seperti ketika pemerintahan di pegang oleh Purnawarman (395 – 434 M). Sang Tarusbawa lahir dan dibesarkan di Sundapura (Kota Sunda) bekas ibukota Tarumanagara.

Tindakan pertama, Sang Tarusbawa  merubah nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda, mengambil nama kota kelahirannya yang waktu itu berfungsi dari sebutan Sundapura menjadi Sunda Sembawa (Tanah kabuyutan).

Tindakannya tersebut, dimanfaatkan oleh Sang Wretikandayun untuk memerdekakan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Kerajaan Sunda

sekitar 670

    Seorang pengembara Cina mengunjungi Palembang, Ibukota Srivijaya.
    Candi Hindu dibangun di dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah.
    Sekitar masa ini, Kerajaan Sunda pertama bangkit setelah berakhirnya kerajaan Tarumanegara.

686
Srivijaya mengambil alih kerajaan Melayu di Jambi, dan mengirim pasukan ekspedisi melawan kerajaan di Jawa.

Batu bertulis tertanggal 683 dan 686 dari sumatra selatan dan Bangka menggambarkan kegiatan militer Srivijaya melawan Melayu dan Jawa.  Batu-tersebut adalah tulisan-tulisan Malayo-Polynesia tertua yang diketahui.

sekitar 700

    Kerajaan Suwawa berkembang di Sulawesi Utara
    Srivijaya telah menaklukkan Kedah, di semenanjung Malaya.

sekitar 732
Sanjaya mendirikan wangsa Sanjaya di Jawa Tengah.

sekitar 770

    Raja Sailendra, Vishnu (atau Dharmatunga) mulai membangunn Borobudur.
    Awal  kegiatan pembangunan di Prambanan.

782
Raja Sailendra, Vishnu dilanjutkan oleh Indra (atau Sangramadhanamjaya)

sekitar 790
Kerajaan Sailendra menyerang dan mengalahkan Chenla (sekarang Kamboja); menguasai Chenla selama sekitar 12 tahun.

sekitar 812
Raja Sailendra, Indra dilanjutkan oleh Samaratungga.

sekitar 825
Borobudur selesai dibangun, diabawah kekuasaan Samarunga.

sekitar 835
Samaratungga meninggal. Putranya Balaputra direbut tahtanya oleh mertua saudarinya, Patapan dari wangsa Sanjaya, yang menggantikan agama Budha di Jawa dengan Hindu.

sekitar 838
Patapan dilanjutkan oleh putranya Pikatan (atau Jatiningrat).

846
Kerajaan Tidore dikunjungi oleh utusan Khalifah Al-Mutawakkil dari Baghdad.

sekitar 850

    Pikatan mengalahkan pasukan Balaputra, kemudian mengundurkan diri dari tahta untuk menjadi petapa. Dia dilanjutkan oleh Kayuwani.
    Balaputra, yang berhak atas tahta Sailendra, melarikan diri ke Sumatra dan mengambil kekuasaan di Srivijaya.
    Raja Warmadewa menguasai Bali.
    Pada sekitar masa ini kita memiliki versi Ramayana dalam bahasa Jawa Kuno. Pengerjaannya cukup rumit, dan mungkin ada pengerjaan semacam ini sebelumnya yang tidak berhasil.

898
Raja Sanjaya, Balitung mengambil kekuasaan di Jawa Tengah.

Batu bertuliskan tentang Raja Balitung merupakan yang pertama menbutkan “Mataram” di Jawa Tengah.

910
Raja Sanjaya, Daksa meneruskan Balitung di Mataram. Dia mulai membangun candi Hindu yang besar, di Prambanan.

919
Raja Sanjaya, Tulodong meneruskan Daksa, berkuasa sampai 921

924
Raja Sanjaya, Wawa mengambil tahta Mataram. berkuasa sampai 928.

929

    Raja Sanjaya, Mpu Sindok mengambil kuasa. Dia memindahkan pemerntahan dari Mataram ke Jawa Timur (dekat Jombang).
    Letusan besar Gunung Merapi pada tahun 928 atau 929 menjadi alasan Raja Mataram pindah ke Timur.

947

    Sri Isana Tunggawijaya, putri Mpu Sindok, meneruskan Mpu Sindok sebagai penguasa di Jawa Timur.
    Raja Udayana dari Bali, ayah Airlangga, lahir.

985
Dharmavamsa menjadi raja Mataram. Dia menaklukkan Bali dan menemukan tempat tinggal di Kalimantan Barat.

Dharmavamsa juga dikenang karena memerintahkan penerjemahan Mahabarata kedalam bahasa Jawa.

992
Raja Chulamanivarmadeva dari Srivijaya mengirimkan duta besar ke Cina untuk meminta perlindungan terhadap pasukan Dharmavamsa dari Jawa.

1006
Srivijaya menyerang dan menghancurkan ibukota Mataram. Istananya dibakar, dan Dharmavamsa terbunuh. Airlangga (15 tahun) melarikan diri. Beberapa tahun kekacauan terjadi di Jawa Timur setelahnya.
Tahun (M)
               
Epitomae (Irisan) Sejarah Indonesia, Nusantara dan Dunia (1000 – 1500 M)
               
Tahun (M)


               

Airlangga, raja di Jawa Timur Airlangga adalah menantu dari Darmawangsa, pada saat serangan balik Sriwijaya yang berhasil membunuh Darmawangsa Airlangga sempat menghindar ke dalam hutan. Airlangga kemudian mempersatukan kembali. Tahun 1019 dia sudah menguasai daerah Pasuruan dan usaha ini termasuk perang berlangsung sampai 1035 dan efektif menguasai seluruh Jawa bagian Timur. Pada masa ini Mpu Kanwa penyair istana menuliskan kisah Arjunawiwaha dan Mahabrata yang disesuaikan dengan kisah hidup Airlangga, menurut kisah, Airlangga membagi dua kerajaan untuk dua orang putranya menjadi Janggala dan Kadiri.

Makam Airlangga (kiri) di Belahan, di lereng Gunung Penanggungan ,Kediri, Jawa Timur. Dua arca yang di depan adalah permaisuri Wisnu yang berfungsi sebagai pancuran air. Pada bagian tengah yang tertutup terdapat arca Wisnu (kanan) yang dipercayai sebagai Airlangga. Seperti halnya ayahnya Udayana yang juga dimakamkan di lereng Barat gunung Penanggungan.

Airlangga dianggap sama dengan Wisnu berarti dia seorang raja yang perkasa, nampak dengan menunggang burung garuda bertubuh manusia sedang menginjak dua ekor ular. Perhatikan perbedaan antara sikap yang tenang pada penunggangnya dan kegelisahan pada burung garuda.
               

1019-1049

1017
                Al Biruni (973-1048), Khorasan (Turkmenistan), saintis Muslim mengembangkan alat menentukan derajat lintang suatu tempat di muka bumi. Dia merevisi pandangan Ptolemaus tentang aliran laut dari lautanIndiake lautan Atlantik.Menulis buku Āthār al-bāqīyah (Chronology of Ancient Nations), At-Tafhīm (“Elements of Astrology”).Pindah keIndia, dibahwah Ghazna (Afghanistan).           




               

Prasasti Leran yang berupa nisan dari Fatimah binti Maimun 475 H, merupakan inskripsi pertama keberadaan Islam di Nusantara.
               

1082

1071
                Jerusalem kota suci bersama bagi ummat beragama Yahudi, Kristen dan Islam, kota ini berada di bawah penguasa Muslim sejak tahun 634 dan selama itu tidak ada masalah bagi semua penganut ketiga agama di atas dalam menjalankan agama dan ziarah bagi penganut dari luar Jerusalem. Mereka dapat bepergian dan tinggal dan mengunjungi tempat-tempat suci dengan bebas. Sejak khalifah Muslim dipegang dinasti Bani Seljuk, Turki, para peziarah dari Barat (Eropa) mulai mendapat gangguan dalam perjalanan semenanjung Balkan, terjadi juga perusakan terhadap tempat-tempat yang dianggap suci oleh Kristen. Hal ini sejalan dengan ekspansi Turki atasByzantium(Konstantinopel) dimana pimpinan Kristen Timur (Katolik Orthodox) berdomisili. Patriarkh Alexius Comnenus meminta bantuan Paus Urbanus II di Rome (Katolik Roma), namun pada tahun 1071, Konstantinopel berhasil ditaklukkan Turki, dan meneruskan ekspansi ke wilayah Balkan lainnya, peziarah dari Eropa jadi terhambat.       



1096
                Perang Salib pertama. Atas imbauan Paus Urbanus II (1040-1099), jadi Paus (1088-1099),Sekelompok orang (bangsawan) membentuk pasukan (crusader army) untuk membebaskan Jerusalem, dipimpin Godfrey of Bouillon (1061-1100), berjalan dan berlayar melalui berbagai jalur menuju Constantinople, terus bergerak melalui Antiokia yang sebelumnya dikuasai Turki tahun 1085. Berhasil merebutJerusalem pada 15 Juli 1099. Mereka melakukan pembunuhan massal (massacre) yang memalukan terhadap orang Turki dan pendudukJerusalem non Kristen. Sebagian besar pulang kembali dan sebagian tinggal diJerusalem membuat benteng dan pasukan khusus mempertahankan Tanah Suci.             




               

Jayabaya, rajaKediri, mempersatukan kembali Kadiri dan Janggala, penulisan Barathayuda.
               

1135-1160

1144
                Perang salib kedua. Jerusalem kembali diambil alih oleh Turki, pasukan Crusader membangun beberapa negara kota, diantaranya Edessa, Germania dan Frank melancarkan serangan balasan namun gagal karena pasukan perlawanan Muslim lebih terorganisir.           



1150
                Gerard Cremona (1114-1187), Lombardy [Italy], menterjemahkan banyak karya-karya Arab Islam ke bahasa Latin.                



1174
                Menara miringPisa(Itali) dibangun, awalnya dibangun sebagai menara biasa untuk katedral oleh Bonnano Pisano sebagai arsitek.                

Kertajaya, rajaKediri, mengurangi peran kaum Brahmana, yang berakibat konflik dan kalahnya Kertajaya berakhir pula kerajaanKediri.
               

1190-1222

1187
                Perang Salib ketiga. Salahuddin Al Ayubi (Saladin) seorang pemimpin Islam dan militer yang legendaris menaklukkanJerusalem stelah dikuasai Ftanks selama 88 tahun. Tiga orang Raja dari Eropa bergabung melawan Saladin; Richard the Lion Hearted (England), Frederick Barbarosa (German) dan Philip Augustus (Frank).Frederick menyerang melalui laut ke Asia Kecil Juni 1190 dan dipukul mundur. Richard dan Philip sempat merebut kembalikota Acre, namun gagal menaklukkanJerusalem. Kemudian Richard dan Saladin mengadakan perjanjian damai tahun 1192 yang membolehkan para peziarah Eropa mengunjungi Jerusalem-Tanah Suci dengan bebas.         



1200
                Fakultas kedokreran dan filsafat didirikan dalam Universitas Bologna (Italia).      



1202
                Perang Salib keempat. Terjadi pelencengan terhadap tujuan awal perang salib, Mesir pusat kekuasaan Islam menjadi target. Karena jalur pelayaran Mediteranie ke Mesir melalui Venice, dimana orang Venesia lebih berminat atas perdagangan dibanding agama, atas pengaruh mereka para Crusader melupakan Mesir dan mereka menaklukkan kota pelabuhan Zara (Zadar, Croatia) kota Kristen saingan Venesia. Kemudian tahun 1203 menyerangConstantinople (Katolik Timur), menaklukkan dan menjarahnya 1204, atas kehendak Paus. Innocentius III (1160-1216), menjadi Paus (1198-1216).                



1212
                Perang Salib Anak-anakSemangat Perang Suci juga mempengaruhi anak-anak seperti halnya pada orang dewasa. Seorang anak penggembala Stephen dari Cloyes (dekat Vendome – Perancis) menyatakan mendapat penampakan Jesus yang memerintahkannya menyusun pasukan untuk membebaskan Tanah Suci dari tangan penguasa Muslim. Berhasil menghimpun 30,000 orang anak-anak dan orang dewasa miskin. Mereka berbaris menujuParismeminta raja Philip II berperang bersama mereka. Raja menyuruh mereka kembali pulang ke rumah.Nicholas anak Jerman dariColognemenghimpun jumlah yang lebih besar dari daerah Rhineland danLorraine, meyakinkan pengikutnya bahwa mereka akan dibantu Tuhan dalam membebaskanJerusalem. Mereka berbaris melewatikotaMainz, dimana sebagian berhasil dibujuk pulang kembali, sisanya meneruskan menyeberangi Alpen sampai ke Itali dan terpecah jadi beberapa kelompok. Sebagian terus keVenicedanGenoa, sebagian lagi sampai ke Marseille Perancis dalam mencari tumpangan kapal ke Mesir. Bagian terbesar anak-anak itu hilang tak berbekas, yang diyakini telah dijual sebagai budak oleh setelah dibawa ke Mesir oleh pedagang yang curang. Episode ini tidak menghasilkan apa-apa bagi Eropa selain dari histeria patetik merebut kembali Jerusalem akibat dari imbauan seorang Paus yang menimbulkan ‘suasana mati demi Tuhan’ pada hampir semua kalangan.            



1215
                Bangsawan Britania (Inggris) memaksa raja John (1167-1216), menandatangani MAGNA CARTA pernyataan tentang hak pribadi, yang merupakan embrio demokrasi modern. Magna Carta atau The Great Charter of English Liberties yang dikeluarkan guna mencegah ancaman perang saudara, mengalami tiga kali perubahan yaitu pada tahun 1216, 1217, dan 1225. Pada masanya piagam ini belum banyak memberikan perubahan yang berarti, namun sangat berpengaruh untuk generasi berikutnya. Magna Carta menjadi simbol perjuangan melawan penindasan terhadap kebebasan, Petition of Right (1628) dan Habeas Corpus Act (1679) keduanya merujuk langsung pada pasal 39 dari Magna Carta yang berbunyi: “no free man shall be…imprisoned or disseised [dispossessed]…except by the lawful judgment of his peers or by the law of the land.”. KonsitusiUSAmemperlihatkan pemikiran yang langsung berasal dari piagam ini. (Brittanica Ensiclopoedia)              



1218
                Perang Salib Kelima. Pasukan dari Frank dan German dipimpin kardinal Pelagius mencapai Dumyat (Damietta, Mesir). Mereka ditawariJerusalem asal meninggalkan Mesir, dan ditolak karena berharap mendapatkan wilayah yang jauh lebih besar. Misi ini tidak berhasil dan akhirnya membuat kesepakatan damai dengan Muslim (Mesir) tahun 1221.           



1219
               

Ghengis Khan atau Temujin (1155-1227)Baikal,Mongolia.

Menyerbu Bukhara danSamarkand.

Imperium Mongol berlanjut.
               




               

Rajasa Amurwabhumi (Ken Angrok) raja Kerajaan Singosari.

Ken Angrok yang berasal dari rakyat biasa, membunuh Tunggul Ametung bupati Tumapel, memperistri Ken Dedes janda Tunggul Ametung, menaklukkanKediridan membangun dinasti Girindrawangsa
               

1222-1227

1228
                Perang Salib Keenam. Dipimpin oleh Frederick II, Raja Holy Roman dari Franks dengan disertai sejumlah pemimpin pasukan dari berbagai negeri Eropa. Tanpa pertempuran besar, berhasil membuat perjanjian dengan Sultan Mesir, Malik al-Kāmil (1180-1238) dengan sebagian besarJerusalemmenjadi bagian Kristen.       




               

Anusapati, raja di Singosari
               

1247-1248

1249
                Perang Salib ketujuh. Pasukan Turki merebut Jerusalem 1244, Louis IX dari Perancis memimpin perang salib, merebut Damietta dengan harapan menukar dengan Jerusalem, gagal karena pasukannya menderita kekalahan besar. Louis sendiri ditawan dan dibebaskan tahun 1250 dengan tebusan.         



1250
                Roger Bacon, (1220-1292),Oxford,England, merevisi pandangan keilmuan dengan mengajukan experimental science.               



1252
                Paus Innocentius IV membolehkan inkuisasi atau pengadilan gereja memakai cara kekerasan yang kemudian menjadi brutal. Mencapai puncaknya pada jaman Raja Ferdinand dan Ratu Isabela (Spanyol), diperkirakan 2,000 orang dibakar hidup-hidup dan 160,000 Yahudi diusir dari Spanyol/Portugal. Raja Charles V melakukan di Belanda pada 1522, inkusasi Spanyol dan jajahannya berakhir tahun 1834.   



1260
                Islam memasuki Gujarat, pusat perdaganganIndiauntuk wilayah Timur  

Wisynuwardhana, raja di Singosari
               

1248-1268

1260-1295
                Cina dipersatukan dibawah emperor Kubilai Khan (Mongol). Ekspansi pertama ke Selatan            




               

Kertanagara, raja Singosari.

    · Membangun pusat pemerintahan Singosari
    · Mengadakan perlawanan terhadap hegemoni Kubulai Khan
    · Mengadakan aliansi dengan Campa menghadapi Mongol
    · Menolak mengakui Mongol setelah Campa jatuh ke bawah Mongol.
    · Terbunuh oleh Jayakatwang vasal Singosari.

Patung dalam bentuk hari-hara ardhanari yang diyakini sebagai Kartanegara.

Museum furVolker Kunde,Berlintahun 1865

               

1268-1292

1270
                Perang Salib kedelapan (terakhir). Raja Louis IX kembali mencoba menebus kekalahan tahun 1249, mendarat di Afrika Utara, meninggal karena sakit sampar. Kemudian dibaptis sebagai Santo. Setelah itu Eropa kehilangan minat menjalankan perang suci danJerusalem kembali di bawah Muslim 1291.Hasil Perang SalibPerang ini menstimulasi perdagangan, makanan, bumbu dan tekstil baru muncul di Eropa. Terjadi pertukaran pengetahuan pengobatan, sains dan peralatan perang yang semuanya bermuara pada terjadinya pemikiran pencerahan atau Renaissance   




               

Kemunculan kerajaan Islam Samudra Pasai (kotaPerlak) di ujung Sumatera, dengan penguasa pertama, Malik Al Saleh, yang makamnya bertarikh 696 H (1297 M.
               

1290

1307-1368
                Perlawanan di Cina mengusir Mongol, dan berdirinya Dinasti Ming          

Marcopolo mengunjungi Sumatera
               

1292


               

Raden Wijaya mengusir pasukan Kubilai Khan (Mongol) yang akan menghukum Kartanegara dan Jawa dan mendirikan Majapahit dan menjadi raja pertama bergelar Kertarajasa Jayawardhana
               

1294-1309


               

Jayanegara putra mahkota Kertarajasa Jayawardhana dengan Dara Petak putri Melayu , menjadi raja Majapahit. Jayanegara dibunuh oleh tabib Tancha, yang kemudian dibunuh oleh Gajah Mada.
               

1309-1328


               

Tribuana Wijayottunggadewi

Jayanegara tidak berputra, yang menggantikan seharusnya Gayatri yang menjadi pertapa, maka anaknya Sri Gitarja menggantikan dan bergelar Tribuana. Dia memerintah didampingi suaminya Kertawardhana. Tribuana mengangkat Gajah Mada sebagai mahapatih.

Dibantu Adityawarman, Gajah Mada menaklukkanBali(1334)
               

1329-1350

1347
                Black DeathWabah penyakit sampar (pes) menyerang Eropa, diperkirakan sekitar sepertiga penduduk Eropa meninggal akibat wabah ini.Wabah ini bermula dari Sisilia waktu pasukan Kipchak melemparkan bagian-bagian mayat kedalamkotayang dikepung.      



1355
                Ibnu Batutah (1304-1369),Tangier,Morocco, membukukan riwayat perjalannya sejauh 120,000 km menjelajahi negeri-negeri Muslim, termasuk perjalanannya ke Cina dan Sumatera.



1337-1453
                Perang 100 tahun. Legalitas raja-raja abad pertengahan seringkali berkaitan antar satu kerajaan dengan lainnya. Raja William I dari Normandi menaklukkanEngland 1066, kemudian perkawinan dan aliansi telah merobah hak English di daerah Perancis. Pada waktu meninggalnya raja Perancis Charles IV pada 1328, Edwar III dari England yang juga adalah Duke dari Guyenne (Selatan Perancis) dan Count dari Ponthieu (English Channel) dan ibu dari Edward II adalah saudara Charles IV yang tidak punya putra, maka Edward III merasa berhak atas tahta Perancis. Count Valois yang merupakan cucu dari Philip III (Perancis) juga mengklaim tahta itu. Bangsawan Perancis memilih Philip VI, yang merampas tanah Edward III, dan berakhir dengan perang yang berkepanjangan selamalima generasi.      



1349
                Duke of Burgundy (Franks) menguasaiNetherlands, Belgium & Luxemburg. Sejak abad ke 10 daerahNetherlandsterbagi atas beberapa negara kecil yang berperang satu sama lain. Burgundy menyatukan daerah ini yang kemudian dikuasai oleh Dinasti Habsburg (Austria) sampai abad ke 15.        




               

 Hayam Wuruk (Rajasanagara) raja Majapahit

Gajah Mada masih menjadi Mahapatih Majapahit, legenda sumpah Palapa oleh Gajahmada bersumber dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 semasa Hayam Wuruk. pada masa ini Majapahit mendapat masa keemasan dengan keberhasilan penaklukan (setidaknya hegemoni) banyak kerajaan lain seantero Nusantara
               

1350-1389

1358
                Penyelesaian istanaAlhambra(Cordova) setelah dikerjakan selama 80 tahun.Alhambra, istana dan sekaligus benteng,Granada, Spanyol. Nama Alhambra (Arab) mempunyai arti ”si merah” karena dindingnya terbuat dari bata yang berwarna merah. Dibangun pada masa pemerintahan Ibn Al-Ahmar dinasti Nasrid (1238) dan penerusnya di atas sebuah bukit dimana seluruh penjurukotaGranada kelihatan. Dekorasi interior yang mengagumkan dibangun oleh Yusuf I (m.1354). Setelah bangsa Moor dikalahkan pada tahun 1492, sebagian interior dirobah dan dihancurkan. Dibangun kembali oleh Charles V yang menguasai Spanyol (1515-1556) dengangaya Rennaisance. Berapa menara dirubuhkan oleh Perancis dalam Perang Kemerdekaan (1812). Gempa dahsyat tahun 1821 menambah kerusakan struktur. Restorasi dimulai tahun 1828 dan berlanjut sampai abad ke 20.Alcazaba atau benteng, merupakan bagian tertua yang dibangun oleh bangsa Moor hanya tinggal didnding benteng yang massif. Di dalam Alcazab terletak istanaAlhambrayang terbagi dua dengan Alhambra Alta (Alhambra Atas) tempat kedudukan pemerintahan pada jaman dulu.Ruangan utama istana ini Patio de los Arrayanes (Court of the Myrtles) dan Patio de los Leones (Court of the Lions, dinamai demikian karena ditengahnya ada air mancur yang ditopang oleh 12 patung singa dari marmer, lambang kekuatan dan keberanian). Ruangan yang paling penting ialah Sala de los Embajadores (Hall of Ambassadors, yang merupakan ruangan resepsi), kemudian Sala de lasDos Hermanas(Hall of Two Sisters, dengan ornament model stalactite.        




               

Majapahit menaklukkan Palembang dan tumbuhnya Malaka

Parameswara diyakini sebagai seorang pangeran dari Palembang yang berhasil meloloskan diri dari serangan Majapahit, melarikan diri ke semenanjung Malaya, menemukan pelabuhan yang bagus dibagian paling sempit dari selat Malaka dan mendirikan kota pelabuhan Malaka.

Malaka bergerak menaklukkan daerah-daerah di kedua sisi Selat Malaka yang menghasilkan bahan pangan, timah, emas, dan lada, sehingga meningkatkan kemakmuran dan posisi strategisnya. Pada tahun 1480, kerajaan ini menguasai pusat-pusat penduduk yang penting di seluruh SemenanjungMalayabagian Selatan dan pantai Timur Sumatera bagian tengah.

Pada mulanya, Parameswara adalah seorang raja yang ber­agama Hindu—Budha, tampaknya pada masa akhir pemerintahannya (1390-1414), dia menganut agama Islam dan memakai nama Iskandar Syah. Dua orang penggantinya, Megat Iskandar Syah (1414-1424) dan Muhammad Syah (1424-1444), beragama Islam. Akan tetapi, ada kemungkinan telah terjadi suatu reaksi dari kalangan Hindu-Budha selama masa pemerintahan raja keempat, Parameswara Dewa Syah (1445-6), yang tampaknya terbunuh dalam suatu kudeta yang dilancarkan orang Islam dan digantikan oleh saudara sepupunya, Sultan Muzaffar Syah (1446-1459). Setelah itu, posisi Islam semakin tidak tersaingi.

Aspek yang paling menarik dari Malaka bagi sejarahIndo­nesiaini ialah jaringan perdagangannya yang sangat luas yang membentang sampai ke pulau-pulau diIndonesia. Tome Pires, penulis Portugis, telah melukiskan kebesaran sistem ini dengan semangat yang mungkin berlebihan, tetapi deskripsi umumnya jelas dapat dipercaya.
               

1377


               

Perang Bubat

Titik balik perluasan Majapahit berakhir dengan Perang Bubat yang terjadi antara kerajaan Sunda dengan Majapahit. Bermula dari rencana perkawinan politik Hayam Wuruj dengan Dyah Pitaloka (citraresmi) dari Sunda. Sewaktu pengantin dan rombongan samapai di Majapahit (Trowulan), Gajah Mada menghendaki pengantin dipersembahkan lebih dulu kepada Hayam Wuruk sebelum perkawinan dilaksanakan. Hal itu tidak bisa diterima oleh rombongan Sunda, dan peperangan di Bubat. Semua rombongan dan pengantin terbunuh.

Catatan: Dua negara besar pada abad XIV dan XV, Majapahit dan Malaka, Majapahit adalah negara Hindu-Budha,. sementara Malaka, walaupun merupakan negara terpenting di nusantara bagian barat, terletak di kawasan yang sekarang menjadi negeri Malaysia. Sejarah yang rinci mengenai Majapahit sangat tidak jelas. Sumber-sumbernya yang utama adalah prasasti-prasasti berbahasa lawa Kuno, naskah Desawarnana atau Negarakertagama berbahasa Jawa Kuno yang ditulis pada tahun 1365 (dikenal hanya dalam manuskrip-manuskrip yang lebih kemudian), naskah Pararaton berbahasa Jawa Tengahan (yang dikenal dari salinan-salinan yang lebih kemudian yang ditemukan di PulauBali), dan beberapa catatan berbahasa Cina. Keterpercayaan semua sumber yang berbahasa Jawa tersebut telah disangsikan oleh C.C. Berg, yang menyatakan bahwa sumber-surnber itu harus dipandang bukan sebagai dokumen-dokumen sejarah, melainkan sebagai dokumen-dokumen sakti, yang harus dipahami dalam konteks mitos-mitos politiko-religius yang menjadi perhatian para penulis catatan-catatan tersebut. Berg beranggapan bahwa naskah-naskah itu tidak dimaksudkan untuk rnerekam peristiwa-peristiwa masa lampau,
               

1379

1403
                Kaisar Ming (China) memulai politik ekspansi ke Selatan               




               

Vikramawardhana raja Majapahit
               

1389-1429


               

Cheng Ho (seorang Muslim) duta besar KaisarChinamengunjungi Sumatera dan Jawa dan memaksa semua raja Jawa dan Sumatera mengakui kekuasaan Cina. Sekaligus masuknya Islam dari Cina.
               

1405


               

Makam Maulana Malik Ibrahim, makam Muslim pertama di Gresik
               

1419


               

Ratu Suhita raja Majapahit
               

1429

1435
                Leonardo da Vinci (1452-1519), artis, pelukis, pematung, arsitek, engineer dan saintis dariFlorence, Italia. Leonardo mulanya magang pada Andrea del Verrochio (1435-1488), dan memperlihatkan bakat melukis yang menakjubkan, menulis Della Pitture (Treatise On Painting) pada 1435. Melakukan penyelidikan anatomi manusia dan membuat gambar anatomi dengan detail yang mengagumkan. Pada awalnya studi anatominya sekitar struktur kerangka dan otot manusia, kemudian beralih kebagian dalam. Leonardo menggabungkan riset anatomi dan fisiologi atau fungsi mekanik dari tubuh manusia yang dikerjakan dengan membedah mayat di rumah sakit bersama Marcantonio della Torre. Riset ini tidak dipublikasikan, baru terungkap setelah tahun 1956.Bersama ahli matematika Lucia Paciolli mempublikasikan hasil studinya tentang Divina Proportione(Proporsi Agung) pada tubuh manusia melanjutkan teori proportionalitas Vitruvius (100 BC) dengan membuktikan teori itu berasal dari proporsi tubuh manusia, jarak dari kepala ke pinggang dan pinggang ke ujung kaki terhadap tinggi selalu dalam proporis yang disebut golden section. Gambar ini terkenal dengan nama Vitruvian Man. Pada saat tubuh manusia berdiri tegak di atas lantai rata dengan lengan terentang, maka garis terluar akan membentuk segi empat, bila dalam posisi kedua lengan terangkat dan kaki jarang atau posisi elang, maka garis terluar akan membentuk lingkaran. Penemuan ini mempunyai kontribusi dalam merubah pandangan tentang manusia zaman Renaissance.Golden Sectionyang diulas oleh Leonardo dalam seni, matematika, adalah proporsi geometris yang ada di alam, misalnya perbandingan panjang tulang siku terhadap panjang lengan, angka perbandingan ini selalu jatuh pada angka 0.6180339…. Secara estetis ini adalah proporsi terbaik dalam arsitektur dan lainnya dalam alam. A————-B——–CBilaAB= 1 dan panjang keseluruhan AC = x, maka AC/CB = AB/AC dapat dirobah menjadi x / (1-x) = 1 / x bila kedua sisi persamaan dikalikan dengan x(1-x) akan mendapatkan x2 = 1 – x, penyelesaikan dengan persamaan kuadrat, akan mendapatkan x = (-1 + Ö5) / 2 = 0.6180339…

Sebagai saintis Leonardo da Vinci sangat menonjol pada zamannya seperti halnya dalam karya seni semuanya berasal dari observasi yang sangat teliti, sebagian besar ditulis dengan terbalik sebuah pameran skill yang luar biasa. sebagian besar karya sains itu tidak berhubungan dengan zamannya, lebih banyak berkaitan dengan zaman modern. Dalam anatomi dia menyelidiki aliran darah dan mekanik pergerakan mata. Dia melakukan studi geologi dan meteorologi dan menemukan pengaruh bulan terhadap pasang dan terbentuknya benua dan asal mula fossil. Teori awal hidrolik darinya yang menghasilkan teknik kanal. Dia merancang banyak sekali mesin dan mekanik, termasuk peralatan untuk terbang walaupun tidak praktis namun sangat sesuai dengan prinsip aerodinamik, demikian pula dengan ortnithopter, dasar dari helikopter telah diselidiki oleh Leonardo. Setidaknya Leonardo da Vinci adalah illustrator saintifik pertama.
               




               

Wijayaparakramawardhana (Bre Tumapel) raja Majapahit
               

1447-1451


               

Rajasawardhana (Bre Pamotan) raja Majapahit
               

1451-1453


               

Girisawardhana (Bre Wengker) raja Majapahit
               

1456-1466


               

Singhawikramawardhana (Bre Pandan Salar) raja Majapahit
               

1466-1478

1492
                Christophorus Columbus (1451-1506) sampai diSan Salvador, benua Amerika.    
 

 ADA LAGI SELAIN ITU YANG JUGA PERLU KITA MENCERMATI GARIS WAKTU NUSANTARA YANG LAIN:


Prasejarah

Tahun   Tanggal                 Peristiwa
Pleistosen                           Bentuk geologis modern Indonesia muncul, namun masih terpaut pada daratan benua Asia
2 juta sampai 500.000 tahun yang lalu                     Indonesia dihuni oleh Homo erectus yang sering disebut sebagai "Manusia Jawa".
40.000 SM                           Indonesia dikolonisasi oleh bangsa-bangsa Melanesia dan Australoid.
3.000 SM                              Bangsa Austronesia mulai mengkolonisasi Asia Tenggara.
200 SM                                 Kerajaan Hindu Dwipa Jawa diperkirakan eksis di Jawa dan Sumatra
Sejarah awal
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
abad ke-1                            Pangeran Aji Saka memperkenalkan sistem penulisan Jawa berdasarkan skrip di India Utara.
150                         Kerajaan Salakanagara di Jawa Barat.
abad ke-4                            Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur.
425                         Buddhisme mencapai Sumatra.
abad ke-5                            Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
abad ke-6                            Kerajaan Melayu berkembang di sekitar Jambi saat ini.
670                         Kerajaan Sunda Galuh di Jawa Barat.
682                         Prasasti Kedukan Bukit ditulis di Sriwijaya (Palembang, Sumatra Selatan).
732                         Dinasti Sanjaya didirikan menurut Prasasti Canggal.
824                         Candi Borobudur dibangun oleh Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
850                         Candi Prambanan atau Rara Jonggrang dibangun
abad ke-11                          Kaum Tamil datang ke Indonesia sebagai pedagang di pantai barat Sumatra.
1200-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
1200-an                                Islam mulai muncul di daerah Aceh.
1222                       Ken Arok menyerang kerajaan Kediri dan berhasil membunuh Kertajaya, kemudian mendirikan kerajaan Singhasari.
1257                       Baab Mashur Malamo mendirikan Kerajaan Ternate di Maluku
1275-1290                            Kertanegara melancarkan ekspedisi Pamalayu melawan Kerajaan Melayu di Sumatra.
1292                       Jayakatwang membunuh Kertanegara dan kerajaan Singhasari berakhir.
1293                       Mongolia menginvasi Jawa, Kublai Khan dari Dinasti Yuan mengirim serangan hukuman terhadap Kertanegara; dan pasukan Mongol berhasil dipukul mundur. Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya di Jawa Timur
1300-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
1309                       Raja Jayanegara menggantikan Raden Wijaya sebagai penguasa Majapahit
1328                       Tribhuwana Wijayatunggadewi menggantikan Jayanegara sebagai raja Majapahit
1350                       Hayam Wuruk, yang bergelar Maharaja Sri Rajasanagara menggantikan Tribhuwana Wijayatunggadewi sebagai penguasa Majapahit; pemerintahannya dianggap sebagai 'Era keemasan'. Di bawah perintah militer Gajah Mada, Majapahit membentang lebih luas dari Indonesia pada masa modern.
1365                       Kakawin Jawa kuno Nagarakertagama ditulis.
1377                       Majapahit mengirimkan ekspedisi hukuman terhadap Palembang di Sumatra. Pangeran Palembang, Parameswara (kemudian dikenal Iskandar Syah) melarikan diri, dan menemukan jalan ke Malaka dan membangunnya sebagai pelabuhan internasional.
1389                       Wikramawardhana menggantikan Sri Rajasanagara sebagai penguasa Majapahit.
1400-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
1404-1406                            Perang Paregreg antara Bhre Wirabhumi melawan Wikramawardhana
1415                       Armada Laksamana Cheng Ho berlabuh di Muara Jati, Cirebon
1428                       Pangeran Walangsungsang membangun Gedong Witana sebagai tempat tetirah (bahasa Indonesia: tempat peristirahatan).
1429                       Ratu Suhita menggantikan Wikramawardhana sebagai penguasa Majapahit.
1430                       Pangeran Walangsungsang mendirikan Dalem Agung dan menjadi penguasa bagi Cirebon Larang.
1447                       Kertawijaya, bergelar Brawijaya I menggantikan Suhita sebagai penguasa Majapahit.
1451                       Rajasawardhana, bergelar Brawijaya II menggantikan Kertawijaya sebagai penguasa Majapahit.[1]
1453                       Pemerintahan Rajasawardhana berakhir.
1456                       Girindrawardhana (atau Purwawisesa) menjadi penguasa Majapahit.
1466                       Singhawikramawardhana (atau Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa), menggantikan Purwawisesa sebagai penguasa Majapahit.
1468                       Bhre Kertabhumi (Prabu Brawijaya) atau dikenal dengan Brawijaya V menjadi penguasa Majapahit.
1500-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
511                         Bangsa Portugis menaklukkan kota Melaka.
1582                       Berdirinya Kerajaan Mataram yang dipimpin Panembahan Senopati.
1596                       Bangsa Belanda pertama kali tiba di wilayah Nusantara ketika sebuah armada yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman berlabuh di Banten.
1599       21 Juni Dua kapal besar Belanda yang dipimpin oleh Cornelis de Houtman dan Frederick de Houtman tiba di Aceh.
akhir abad 15                     Dua puluh kerajaan Islam telah terbentuk, mencerminkan dominasi Islam di Indonesia.
1600-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
awal abad 16                      Kristen Protestan pertama kali diperkenalkan oleh bangsa Belanda dengan pengaruh ajaran Calvinis dan Lutheran.
1602                       VOC didirikan.
1603                       VOC mendapat izin dari Kesultanan Banten untuk membangun kantor perwakilan di wilayahnya.
1605       23 Februari         VOC menyerang pertahanan Portugis di Ambon. Portugis kalah lalu hengkang dari wilayah yang ditempatinya selama kurang lebih satu abad.
1619       30 Mei Gubernur Jenderal VOC Jan Pieterszoon Coen menaklukan Jayakarta dari Kesultanan Banten. Nama kota pelabuhan itu kemudian diubah menjadi Batavia.
1628       21 September   Pasukan Sultan Agung dari Mataram menyerang Batavia.
1641                       Pembantaian penduduk Kepulauan Banda oleh VOC untuk mendapatkan monopoli pala.
1667       18 November    Perjanjian Bungaya ditandatangani di Bungaya, Gowa antara pihak Kesultanan Gowa dengan pihak Hindia Belanda.
1700-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
1740       9 Oktober            Pembantaian warga Tionghoa di Batavia.
1746       26 Agustus          Kantor Pos pertama didirikan di Batavia. Diinisiasi oleh Gubernur Jenderal Gustaaf Willem Baron van Imhoff.
1755       13 Februari         Perjanjian Giyanti di mana Kerajaan Mataram dibagi menjadi Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
1799       31 Desember     VOC dibubarkan.
1800-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
1800                       Pemerintah Belanda mengambil alih Kepulauan Nusantara dan menamakannya Hindia Belanda.
1803-1838                            Perang Padri
1808       Januari Herman Willem Daendels resmi diangkat sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ke-36.
1811                       Thomas Stamford Raffles diangkat sebagai Wakil Gubernur Jenderal untuk wilayah Jawa dan Daerah Seberang.
1825-1830                            Perang Diponegoro
1842       28 November    Kerajaan Badung di Bali menyepakati penghapusan hukum adat Tawan Karang yang sebelumnya memberi hak pada raja untuk menyita kapal yang terdampar di wilayah kekuasaaannya. Penghapusan ini tidak lepas dari intervensi Belanda. Kebijakan ini nantinya diikuti oleh kerajaan-kerajaan lain di Bali.
1859       28 April                 Dimulainya Perang Banjar
1867       10 Agustus          Pemerintah kolonial Belanda melalui Nederlandsche Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) meresmikan layanan kereta api pertamanya.yang ada di Semarang.
1873       26 Maret              Dimulainya Perang Aceh
1890                       Penemuan fosil dan artefak Pithecanthropus Erectus di Trinil, Jawa Timur oleh Dr. E. Dubois
1894                       Perang Lombok
1900-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
1905       16 Oktober         Sarekat Islam resmi berdiri.
1906       22 September   Raja Badung VII, I Gusti Ngurah Made Agung gugur dalam sebuah peperangan melawan Belanda.
1907       Januari Medan Prijaji, surat kabar nasional pertama terbit menggunakan Bahasa Melayu dan hampir seluruh operasionalnya dikelola oleh pribumi.
1910       1 Oktober            Surat kabar Tionghoa, Sin Po, terbit pertama kali dan beroperasi hingga sekitar 55 tahun kemudian. Surat kabar ini berperan penting dalam menyuarakan nasionalisme Indonesia termasuk mempelopori penggunaan istilah "Indonesia" untuk menggantikan "Hindia Belanda".
1908                       Organisasi Budi Utomo berdiri.
1911                       Buku Habis Gelap Terbitlah Terang (Door Duisternis tot Licht) yang memuat surat-surat pribadi Raden Ajeng Kartini dengan sahabat penanya diterbitkan. Pemikiran Kartini yang tertuang dalam buku ini kemudian memengaruhi kaum terpelajar pergerakan nasional.
1914       23 Mei Partai Komunis Indonesia berdiri.
1920       3 Juli      Technische Hoogeschool te Bandoeng yang merupakan perguruan tinggi pertama di Hindia Belanda diresmikan. Kelak di lokasi yang sama setelah Indonesia merdeka didirikan Intitut Teknologi Bandung.
1923       Mei        Aksi mogok massal dilakukan buruh kereta api di seluruh Pulau Jawa.
1925       April       Buku Naar de Republiek Indonesia karya Tan Malaka terbit di Kanton. Buku ini dianggap sebagai gagasan awal mengenai Republik Indonesia yang dibaca oleh para pelajar Indonesia dan pemimpin pergerakan nasional termasuk Sukarno.
1926       30 April-2 Mei    Kongres Pemuda I digelar di Batavia. Kongres berakhir tanpa menghasilkan kesepakatan yang memuaskan bagi semua pihak.
1927       4 Juli      Partai Nasional Indonesia (PNI) berdiri.
1928       27-28 Oktober   Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda di gelar di Batavia.[20]
1930       1 Desember       Soekarno membacakan pidato yang berjudul Indonesia Menggugat di depan Sidang Landraad Bandung.
1936       15 Juli    Soetardjo Kartohadikoesoemo mengusulkan sebuah petisi yang dikenal sebagai Petisi Soertardjo dalam sidang Volksraad. Isi petisi itu menuntut adanya suatu musyawarah antara para wakil Belanda dan bumiputra yang didasarkan atas persamaan. Tujuannya menyiapkan otonomi Hindia Belanda yang merdeka namun tetap dalam kesatuan Kerajaan Belanda.
1936                       Penemuan fosil Pithecanthropus Robustus oleh GHR. van Koenigswald di lembah sungai Bengawan Solo.
1939                       Penemuan fosil Pithecanthropus Mojokertensis oleh GHR. Von Koenigswald di Perning, Mojokerto.
1942       11 Januari            Tentara Jepang tiba di wilayah Nusantara, tepatnya di daerah Kota Tarakan, Kalimantan Utara yang waktu itu masih bergabung dengan Kalimantan Timur.
1943       3 Oktober            Tentara sukarela Pembela Tanah Air (PETA) resmi berdiri.
1945       1 Juni     Hari lahirnya Pancasila.
16 Agustus          Peristiwa Rengasdengklok.
17 Agustus          Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, serta Revolusi Nasional berawal.
18 Agustus          Sidang pertama PPKI menghasilkan tiga keputusan. Pertama, mengesahkan UUD 1945. Kedua, mengangkat Soekarno sebagai Presiden RI dan Hatta sebagai wakilnya. Ketiga, membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk membantu kerja presiden.
15 September   Pasukan sekutu dan NICA mendarat di Jakarta untuk melucuti senjata tentara Jepang. Kedatangan mereka juga membawa misi Kerajaan Belanda untuk mengambil alih lagi wilayah Hindia Belanda.
17 September   Palang Merah Indonesia dibentuk.
22 September   Insiden perobekan bendera Belanda di Hotel Yamato, Surabaya.
22 Oktober         Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari dan ulama lainnya yang berkumpul di Surabaya mendeklarasikan Resolusi Jihad. Inti resolusinya menyatakan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah perang jihad.
1945-1947                            Periode Masa Bersiap berlangsung. Dalam rentang waktu ini terjadi kekacauan, perampokan, hingga pembunuhan oleh massa pro kemerdekaan terhadap orang Belanda, Eropa, Tionghoa atau siapa saja yang dianggap bagian dari penjajah.
1946       3 Januari              Presiden Soekarno dan pejabat tinggi lainnya diam-diam berangkat ke Yogyakarta dan memindahkan ibu kota negara ke sana. Mereka tiba esok hari tanggal 4 Januari.
1947       10 Juni Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Mesir. Pengakuan Internasional ini melengkapi syarat berdaulatnya suatu Negara menurut Teori Oppenheimer dan Lauterpacht, serta konvensi hukum internasional Konvensi Montevideo tahun 1933. Sehingga kasus Republik Indonesia mulai dibicarakan di PBB.
21 Juli-5 Agustus               Belanda melancarkan agresi militer pertamanya.
1948       17 Januari            Disepakatinya Perjanjian Renville antara Pemerintah Indonesia dengan Belanda di Kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Kedua belah pihak sepakat melakukan gencatan senjata. Namun, perjanjian ini lebih banyak merugikan pihak Indonesia karena wilayah Indonesia menjadi semakin sedikit.
1948-1949            19 Desember -5 Januari                 Belanda melancarkan agresi militer keduanya.
1948       22 Desember     Syafruddin Prawiranegara mengumumkan berdirinya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Hal itu terkait dengan didudukinya ibu kota negara di Yogyakarta dan penangkapan Presiden Soekarno oleh Belanda. Bukittinggi pun menjadi ibu kota PDRI.
1949       23 Agustus-2 November               Konferensi Meja Bundar dilangsungkan di Den Haag, Belanda antara Indonesia dan Belanda sebagai cara untuk meredam kemerdekaan Indonesia dengan jalan kekerasan.
29 Desember     Revolusi Nasional berakhir.
1950       29 Januari            Jenderal Sudirman meninggal pada usia 34.
25 April                 Republik Maluku Selatan diproklamirkan di Ambon.
27 September   Indonesia menjadi anggota ke-60 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa.
1951       24 Agustus          Peletakan batu pertama Masjid Istiqlal, sebagai simbol kemerdekaan Indonesia.
1953                       Borneo digantinama menjadi Provinsi Kalimantan, kemudian pada 1956 dibagi menjadi Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat.
1955       18-24 April           Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika dilaksanakan di Bandung.
1960       8 Februari            Pembangunan Komplek Olahraga Gelora Bung Karno dimulai.
1961       17 Agustus          Pembangunan Monumen Nasional atau Monas dimulai.
1962       24 Agustus-4 September              Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV.
1963-1965                            Konfrontasi dengan Malaysia.
1964       27 Agustus          Soekarno membentuk Kabinet Dwikora.
1965       7 Januari              Indonesia keluar dari keanggotaan PBB.
                Soekarno mengeluarkan sebuah Keputusan Presiden No. 1/Pn.Ps/1965 1/Pn.Ps/1965, di mana agama resmi di Indonesia menjadi enam, termasuklah Konghucu.
30 September   Gerakan 30 September.
13 Desember     Devaluasi Rupiah untuk mengendalikan inflasi.
1965-1966            Oktober-Maret                 Penumpasan PKI, mengakibatkan kira-kira setengah juta jiwa terbunuh.
1966       24 Februari         Soekarno membentuk Kabinet Dwikora Yang Disempurnakan atau Kabinet Dwikora II.
11 Maret              Penandatanganan Supersemar.
28 Maret              Soekarno membentuk Kabinet Dwikora III.
11 Agustus          Indonesia dan Malaysia sepakat memulihkan hubungan diplomatik.
28 September   Indonesia kembali bergabung dalam PBB.
1967       12 Maret              Soeharto diangkat menjadi Pejabat Presiden Indonesia. Sukarno menjadi tahanan rumah.
1968       27 Maret              Soeharto resmi menjadi Presiden Indonesia.
1969                       Papua bergabung dengan Indonesia, setelah dilakukan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
1970       21 Juni Soekarno meninggal dunia dan dimakamkan di Blitar, Jawa Timur.
1971       3 Juli      Pemilihan Legislatif Indonesia yang kedua kali (pertama kali dibawah Orde Baru) dilaksanakan. Golkar menang.
1973                       Pemerintah menciutkan jumlah partai politik menjadi tiga. PDI (dari partai nasionalis dan Kristen). PPP (dari partai Islam). Sistem tiga partai didominasi oleh Golkar.
1975       April       Terjadinya perang sipil di Timor Leste.
30 November    Sejumlah partai di Timor Portugis menyatakan keinginan untuk integrasi dengan Indonesia dalam Deklarasi Balibo. Hal ini berkebalikan dari Fretilin yang memproklamasikan berdirinya Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) dua hari sebelumnya. Deklarasi Balibo kemudian menjadi jalan bagi Indonesia melancarkan Operasi Seroja.
7 Desember       Indonesia melancarkan invasi ke Timor Leste.
1976       17 Juli    Timor Leste menyatu dengan Indonesia, menjadi Provinsi Timor Timur.
                Dimulainya Gerakan Aceh Merdeka.
1980       Mei        Petisi 50 yang dicanangkan oleh Presiden Soeharto diterbitkan.
1982-1983                            Terjadinya penembakan misterius (Petrus) yang menewaskan ribuan orang tersangka kriminal.
1984       Desember           Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih menjadi Ketua Nahdlatul Ulama.
1985                       Pemerintah mewajibkan semua organisasi untuk mengadopsi Pancasila sebagai asas tunggal.
1987                       Megawati Sukarnoputri menjadi anggota parlemen.
1988                       Soeharto terpilih kembali menjadi presiden untuk kelima kalinya.
1989                       Gerakan Aceh Merdeka (GAM) mulai aktif kembali setelah sempat diredam.
1991       12 November    Tragedi Santa Cruz pecah, Tentara Nasional Indonesia menembaki massa pro kemederkaan Timor Leste. Sebanyak 271 orang tewas, 382 terluka, dan 250 lainnya menghilang.
1992-1993                            Pemimpin perlawanan Timor Timur Xanana Gusmao ditangkap oleh Prabowo Subianto dan diadili serta dihukum.
1993                       Soeharto terpilih kembali menjadi presiden untuk yang keenam kalinya.
1995                       Pesawat N250 yang dirancang oleh B.J Habibie berhasil melakukan penerbangan pertamanya.[31] Momen ini menjadi pembuktian kemampuan Indonesia di bidang kedirgantaraan.
1996       27 Juli    Peristiwa penyerangan kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) (Peristiwa 27 Juli).
1997                       Krisis finansial Asia 1997.
1998                       Tragedi Pembantaian '98 di Banyuwangi.
11 Maret              Soeharto terpilih kembali untuk yang keenam kalinya.
12 Mei Empat mahasiswa terbunuh dalam demonstrasi terhadap rezim Soeharto di Universitas Trisakti.
13 Mei-15 Mei   Kerusuhan besar terjadi di Jakarta dan beberapa daerah lainnya yang mengakibatkan ribuan orang tewas, sejumlah wanita tionghoa diperkosa, dan terjadinya penjarahan di pusat-pusat perbelanjaan.
21 Mei Soeharto mundur dari jabatannya sebagai presiden Republik Indonesia. Jabatan kepresidenan kemudian dilanjutkan oleh B.J Habibie.
2 Desember       B.J Habibie mengeluarkan instruksi presiden untuk mengusut kekayaan Soeharto.
1999       7 Juni     Pemilu pertama dilaksanakan pada era Reformasi.
30 Agustus          Referendum Timor Timur digelar untuk menentukan apakah rakyat menerima usulan otonomi khusus dan tetap bergabung dengan Indonesia atau memisahkan diri dari Indonesia. Referendum dilakukan di bawah pengawasan UNAMET (United Nations Mission for East Timor).
4 September      Hasil referendum Timor Timur diumumkan di New York dan Dili. Sebanyak 78,5% penduduk Timor Timur menolak usulan otonomi khusus yang ditawarkan Indonesia dan memilih untuk memisahkan diri dari NKRI.
20 Oktober         Gus Dur resmi diangkat menjadi Presiden RI.
6 Desember       Gus Dur membuka kembali pengusutan kekayaan Soeharto.
2000-an
Tahun   Tanggal                 Peristiwa
2000       31 Maret              Mantan Presiden Soeharto ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan atas dugaan korupsi di tujuh yayasan yang dipimpinnya.
2001       Februari               Kerusuhan etnis terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah, antara Dayak dan Madura.
23 Juli    Megawati secara resmi menjadi Presiden Indonesia ke-5, menggantikan Gus Dur, yang diberhentikan MPR.
23 September   Sebuah bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta.
2002       20 Mei Timor Timur resmi merdeka dengan nama Timor Leste.
12 Oktober         Peristiwa Bom Bali 1 terjadi di kawasan Kuta dan Denpasar. Sebanyak 202 orang yang mayoritas warga negara Australia meninggal dunia.
Desember           Pemerintah dan GAM menandatangani kesepakatan damai di Jenewa, Swiss.
2003       19 Mei Pembicaraan damai antara Pemerintah dan GAM gagal, militer Indonesia melancarkan operasi militer di Aceh.
5 Agustus            Sebuah bom mobil meledak di depan Hotel Mariott di Jakarta.
29 Desember     Komisi Pemberantasan Korupsi resmi berdiri.
2004       April       Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2004.
Juli          Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2004. Dimenangkan oleh pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
9 September      Bom Kedubes Australia.
30 November    Terjadi kecelakan pesawat terbang Lion Air Penerbangan 538 di Solo yang menewaskan 26 orang. Keamanan penerbangan-penerbangan murah di Indonesia mulai disorot.
26 Desember     Tsunami menghantam Sumatra dan menewaskan lebih dari 160.000 jiwa.
2005       28 Mei Dua ledakan bom mengguncang Pasar Sentral Tentena, Tentena, Poso, Sulawesi Tengah, menewaskan sedikitnya 20 orang.
15 Agustus          Pemerintah Indonesia dan GAM kembali berunding. Perjanjian damai berhasil ditandatangani dan secara resmi mengakhiri gerakan separatis GAM.
                Pemerintah Belanda melalui Menteri Luar Negeri Ben Bot menyatakan bahwa negaranya mengakui kemerdekaan Indonesia tahum 1945. Sebelumnya, Belanda hanya mau mengakui 27 Desember 1949 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.
17 Juli    Pemerintah Indonesia mengadakan kesepakatan damai dengan Gerakan Aceh Merdeka.
1 Oktober            Peristiwa Bom Bali II terjadi di Kuta dan Jimbaran mengakibatkan 23 orang termasuk pelaku meninggal dunia.
29 Oktober         Tiga siswi SMU di Poso yang sedang berjalan ke sekolah Kristen dipenggal oleh sekelompok orang tak dikenal.
9 November       Penyergapan Polri di sebuah vila di Kota Batu; menewaskan Dr. Azahari, buronan teroris dari Malaysia.
31 Desember     Bom di Palu menewaskan enam orang.
2006       6 Januari              Terjadinya Insiden perbatasan Timor-Timur yang kedua kali.
13-15 Februari   Tujuh anggota Bali Nine divonis hukuman seumur hidup dan dua dijatuhi hukuman mati. Setelah melalui banding dan kasasi akhirnya tujuh dijatuhi hukuman mati dan dua seumur hidup.
27 Mei Gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan sekitarnya mengakibatkan sedikitnya enam ribu orang meninggal dunia.
29 Mei Bencana Banjir lumpur panas Lapindo melanda Sidoarjo.
2009       30 September   Gempa bumi 7,6 SR mengguncang Sumatra Barat menewaskan sedikitnya 1.117 orang.
20 Oktober         Susilo Bambang Yudhoyono terpilih kembali sebagai Presiden RI periode 2009-2014. Didampingi oleh Prof. Dr. Boediono, M.Ec., sebagai wakil Presiden.
2010       14 April                 Kerusuhan Koja mengakibatkan sedikitnya tiga tewas dan ratusan luka-luka.
1 Mei - 15 Juni   Sensus Penduduk Indonesia 2010, yang merupakan sensus penduduk Indonesia ke-6 setelah Indonesia merdeka.
26- 29 September            Kerusuhan Tarakan, merupakan kerusuhan antar suku yaitu Suku Tidung sebagai suku asli dan suku pendatang yaitu Suku Bugis
25 Oktober         Gempa bumi dengan kekuatan 7,7 SR yang disertai Tsunami melanda Mentawai mengakibatkan 286 meninggal dan 252 hilang.
26 Oktober         Gunung Merapi meletus mengakibatkan 28 tewas, termasuk juru kuncinya, yakni Mbah Maridjan.
2011       6 Februari            Penyerangan terhadap jemaah Ahmadiyyah di Cikeusik menewaskan sedikitnya 3 orang.
21 September   Pengadilan Belanda mengabulkan gugatan warga Rawagede terhadap Pemerintah Belanda atas tragedi pembantaian yang terjadi pada masa agresi militer pertama.
18 Oktober         Perombakan Kabinet Indonesia Bersatu II
11 November    Pembukaan SEA Games 2011
2013       12 September   Pemerintah Belanda meminta maaf pada keluarga korban Pembantaian Werterling dan memberi kompensasi pada 10 janda yang suaminya menjadi korban.
22 September-1 Oktober             Perhelatan Islamic Solidarity Games 2013.
2014       9 April   Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Indonesia 2014.
9 Juli      Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014 diselenggarakan.
2014       20 Oktober         Pelantikan Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia dan Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden Indonesia.
27 Oktober         Pelantikan Kabinet Kerja.
2016       20 Juli    Pengadilan Rakyat Internasional di Den Haag Belanda memutuskan bahwa Indonesia bertanggung jawab dan bersalah dalam genosida yang terjadi pada 1965-1966.
2018       13-14 Mei            Serangkaian ledakan bom terjadi di Surabaya.
27 Juni Pilkada serentak berlangsung di 171 daerah di Indonesia.
18 Agustus-2 September              Pesta Olahraga Asia 2018 dihelat dan dilaksanakan.
28 September   Gempa dan tsunami terjadi di Sulawesi, menewaskan lebih dari 2.000 orang.
6 Oktober            Pembukaan perhelatan Pesta Olahraga Difabel Asia 2018.
21 Desember     Indonesia melalui PT Inalum (Persero) resmi mengakuisisi 51% saham PT Freeport Indonesia.
2019       2 Januari              Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB untuk keempat kalinya.
17 April                 Pemilihan Umum Presiden Indonesia dan pemilihan umum legislatif diselenggarakan.
23-25 September             Ribuan mahasiswa di berbagai daerah melakukan aksi demonstrasi "Reformasi Dikorupsi" menolak UU KPK dan RKUHP.
Desember           Puluhan pekerja proyek pembangunan jembatan di Kabupaten Nduga dibantai Kelompok Kriminal Bersenjata, 19 pekerja dan 1 anggota TNI tewas.
2020       2 Maret                Presiden Joko Widodo mengkonfirmasi kasus pertama COVID-19 di Indonesia.
4 Maret                Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda mengumumkan pengembalian sebilah keris milik Pangeran Diponegoro kepada Pemerintah Indonesia. Sebelumnya, keris tersebut dikabarkan hilang hingga akhirnya ditemukan di Museum Volkenkunde, Leiden.
10 Maret              Raja Belanda, Willem Alexander meminta maaf kepada Indonesia atas kekerasan yang terjadi setelah proklamasi 1945.
25 Maret              Pengadilan Belanda memutuskan bahwa Pemerintah Belanda harus membayar kompensasi kepada ahli waris korban yang terbunuh dalam Tragegi Westerling antara 1946 dan 1947.




 

Kepustakaan :
·         Aa De Graaf, Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), 170
·         Agus Sunyoto,Ceramah,Gresik dalam haul KT. Puspanegara ke-295,08 November 2015.
·         Silsilah KT.Puspanegara Bupati Gresik I 1688-1718.
·         Kijai Ngabei Mangoenarirdjo,Serat Sedjarah Gersik(Gersik: PWGTPP, 1912), 5.
·         Agus Sunyoto,Sejarah Singkat Kyai Tumenggung Puspanegara Bupati Gresik Pertama 1688-1718 (Prigen: Pandhepokan Poespanegara, 2007), 11
·         Graaf, Pigeaud,Kerajaan Islam Pertama Di Jawa, 164-165.
·         Mudlofar, “Babad Giri KedhatonSuntingan Naskah dan Telaah Struktur”, (Tesis, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya, 2002),157.
·         Agus  Sunyoto,Ringkesan  Serat  Kekancingan  Kjaji  Toemenggong  Poesponegoro(Surabaya: Yayasan Keluarga Besar Pusara Katumenggungan Gresik, 2010), 6
·         Soekarman,Babad Gresik, 2
·         Mudlofar, “Babad Giri Kedhaton, 157.
·         Umar Hasyim,Sunan Giri: Pemerintahan Ulama di Giri Kedaton.(Menara Kudus, 1999), 84.
·         Tim  Penyusun  Hari  Jadi  Kota  Gresik, Kota Gresik Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi(Gresik: PT Semen Gresik, 1990).93
·         Prasasti pada kompleks makam Bupati Pertama Gresik
·         Mustakim,Gresik dalam Lintas Lima Zaman (Jogjakarta: Pustaka Eureka, 2010), 91
·         Mustakim,Gresik dalam Lintas Lima Zaman, 93



DUA WANITA HEBAT YANG SELALU BERADA DIBELAKANG RADEN KUSEN

Oleh : KPP.Ariyo Purbodiningrat,SE CINTAKU TAK BERTEPI Melewati masa Melewati abad Melewati waktu demi waktu Melewati hid...