Kamis, 19 Maret 2020

RIWAYAT RADEN KUSEN SANG ADIPATI TERUNG

Raden Kusen atau dalam pelafalan yang benar disebut “Raden Husain” adalah adik tiri Raden Patah, pendiri kesultanan Demak, sebab ibu dari kedua tokoh tersebut sama yaitu seorang wanita Champa, ada juga yang menyebutnya seorang wanita Cina. Ibunya bernama Banyowi.

Dahulu, ketika Palembang menjadi bagian dari kekuasaan Majapahit, Kerajaan Majapahit menempatkan Arya Damar untuk menjadi Adipati Palembang. Karena prestasinya yang dianggap berhasil memajukan Palembang. Raja Majapahit (Brawijaya V) menghadiahkan selirnya yang bernama Banyowi kepada Arya Damar.

Pada saat dihadihakan kepada Arya Damar, rupanya Banyowi dalam kondisi mengandung muda, anak dalam kandungan itu kelak dalam sejarah dikenal dengan nama Raden Patah atau Jin-Bun. Sementara hasil perkawinan antara Arya Damar dengan Banyowi melahirkan Raden Kusen atau Kin-San.

 Meskipun dalam beberapa babad  Raden Kusen disebut sebagai anak Arya Damar, Naskah Mertasinga dari Cirebon mengisahkan berbeda. Dalam naskah itu dikisahkan bahwa Arya Damar dimasa sepuhnya tidak juga kunjung mempunyai anak laki-laki, sehingga ia kebingungan mengenai calon penggantinya. Sampai suatu ketika datanglah seorang Panglima Cina yang mengabdikan diri di Palembang.

Panglima Cina tersebut dalam catatan Naskah Mertasinga kemudian dinikahkan dengan anak Arya Damar, sehingga iapun kemudian dijadikan Adipati Palembang menggantikan kedudukan Arya Damar. Panglima Cina itu kemudian dikenal dengan nama Arya Palembang. Pada saat pelantikannya menjadi Adipati di Palembang Prabu Brawijaya menghadiahkan selirnya Banyowi.

Raden Kusen Merantau Ke Jawa

Perantauan Raden Kusen ke Jawa terekam dalam Naskah Kronik Cina Kuil Sam-Po-Kong Semarang. Menurut naskah tersebut, Raden Kusen merantau ke Jawa mengiringi kakaknya Raden Patah. Mula-mula Raden Kusen dan kakanya mendarat di Semarang.  Keduanya dikisahkan mengunjungi masjid yang dahulu dibangun Cheng-Ho, akan tetapi keduanya kecewa selepas mendapati Masjid yang didirikan Cheng Ho telah berubah fungsi menjadi kuil pemujaan Cheng-Ho.



Selepas beberapa lama di Semarang, Raden Kusen dan Raden Patah berpisah, Raden Patah melanjutkan perjalanan ke Ampel untuk berguru ke Sunan Ampel di Surabaya, sementara Raden Kusen mendatangi pusat Kerajaan Majapahit untuk mengabdi kepada Raja Majapahit.

Raden Kusen Menjadi Adipati Terung

Ketika mengabdi di Majapahit, Raden Kusen dikisahkan menjadi salah satu pejabat yang berprestasi, oleh karena itu, Brawijaya menugaskannya ke Kadipaten Terung untuk menjabat sebagai Pechut Tandha (Pemungut Pajak).

Pengabdian Raden Kusen sebagai Pechut Tandha di Kadipaten Terung rupanya memuaskan sang Raja, hingga akhirnya, Raden Kusen diangkat menjadi Adipati di Terung, maka mulai selepas itu Raden Kusen lebih dikenal dengan nama Adipati Terung/Teterung.

Sumber artikel ini dari : https://www.bungfei.com/2019/08/riwayat-raden-kusen-sang-adipati-terung.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

DUA WANITA HEBAT YANG SELALU BERADA DIBELAKANG RADEN KUSEN

Oleh : KPP.Ariyo Purbodiningrat,SE CINTAKU TAK BERTEPI Melewati masa Melewati abad Melewati waktu demi waktu Melewati hid...